Precedence: bulk


PEMANCAR FM LIAR GANGGU DANREM TIMTIM, TOKOH FPDK MENGUNGSI KE MACAO

        DILI (MateBEAN, 7/6/99), Danrem Timor Timur Kolonel Tono Suratman
meluapkan kegerangannya terhadap para aparat intelijen karena tak berhasil
mendeteksi sebuah stasiun radio gelap FM yang mengudara di kota Dili. Sumber
dari Dili melaporkan bahwa Tono Suratman dalam pertemuan dengan aparat intel 
Sabtu (5/6) di Makorem Dili menyatakan kekesalannya karena sampai batas
waktu yang ditentukan untuk melacak lokasi pemancar radio itu, para aparat intel
belum memperoleh hasil.

        Untuk itu, pada hari yang sama, Tono telah memerintahkan  terbentuknya
sebuah tim gabungan untuk melacak dan menemukan stasiun radio liar tersebut.
Pada Selasa (1/6) lalu Tono Suratman memberi batas waktu satu minggu kepada para
intelnya untuk melacak stasiun radio yang telah mengudara selama satu bulan
tersebut. Namun, hingga sabtu lalu penyelidikan para intel masih belum
menampakkan hasil.

        Sejak sebulan lalu, masyarakat kota Dili dan sekitarnya dapat menikmati
siaran sebuah radio FM yang mengudara dua kali sehari dengan mata acara
siaran pro-kemerdekaan. Radio yang jam siaran pertamanya dimulai pukul
06.00-07.00 serta jam siaran kedua pukul 17.00-18.00 itu memilih lagu "Funu
Na'in Falintil" sebagai pembuka dan penutup acaranya. Isi acaranya berupa
pidato-pidato politik dari para pemimpin region kelompok pro-kemerdekaan
yang selama beberapa bulan terakhir ini tak bisa muncul ke permukaan karena
intimidasi dan kejaran para milisi pro-integrasi. 

        Sumber yang sama juga melaporkan bahwa, bukan hanya pihak militer 
Indonesia yang merasa terganggu oleh siaran radio tersebut, tapi juga 
kelompok pro-integrasi FPDK (Forum Persatuan, Demokrasi dan Keadilan). Konon 
kelompok ini pun sudah menyampaikan keluhannya kepada Danrem Tono Suratman.

        Sementara itu, sumber dari Denpasar melaporkan bahwa salah satu tokoh
pro-integrasi dari FPDK telah kabur ke luar negeri. Herminio bersama keluarganya
telah berangkat dari bandara Ngurah Rai Bali dua hari lalu dengan tujuan Macao.

        Akhir-akhir ini, dengan kehadiran personil PBB dan beredarnya isu yang
palsu selain telah menimbulkan konflik di antara para pemimpin milisi, juga
telah menciptakan perbedaan antara beberapa tokoh FPDK.  Di kalangan masyarakat
Timor Timur, bukan rahasia lagi bahwa ada konflik intern antara Pemimpin milisi
Aitarak Eurico Guterres dengan pemimpin Mahidi Cancio Carvalho. Gara-garanya
adalah soal posisi atau jabatan dalam jajaran milisi pro-integrasi. Cancio
cemburu karena Eurico memperoleh jabatan yang lebih tinggi darinya yaitu sebagai
Wakil Panglima Perang.

        Di kalangan kaum intelektual, kini muncul perbedaan antara Basilio dan
Domingos Policarpo karena persoalan duit. Konon duit yang diberikan oleh
pihak Jakarta lebih banyak masuk kantongnya Basilio Araujo sebagai
jurubicara FPDK. Dan banyak milisi sudah mulai mengancam pemimpinnya karena
sudah hampir dua bulan mereka tidak menerima gaji.

        Dan ternyata, pihak militer pun makin kehilangan kepercayaan terhadap
para milisi karena banyak kelompok pro-integrasi itu diketahui bermuka dua.***

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke