Precedence: bulk


Date: Wed, 09 Jun 1999 02:50:29 -0600
From: "Swasti Surbakti" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: SiaR-->SURAT PEMBACA: MONEY POLITICS GOLKAR

Redaksi SiaR yang terhormat,
Saya setuju sekali dengan tulisan di bawah ini.

Satu lagi input, salah seorang adik saya bekerja di satu perkebunan di
sumatera utara (nama daerahnya tidak usah saya sebutkan), di ptp nusantara
3. sebelum hari pemilu 7 juni 1999, karyawan dijanjikan akan mendapatkan
bonus/tancieum, dan karyawan diharapkan mencoblos golkar. tps dibuat di
dalam lokasi perkebunan, memang daerah ptp selalu jauh dari jangkauan umum.
dan sudah tidak rahasia lagi perkebunan dari zaman nenek moyang dulu pasti
pilih golkar. melanjutkan cerita di atas, hari ini pemilu sudah lewat 2
hari, sayangnya bonus tersebut tidak keluar juga... kasihan karyawan
perkebunan...

memang dapat dipastikan, semua orang akan takut kehilangan pekerjaannya, dan
akhirnya memilihnya walaupun hak-haknya diinjak-injak, kasihan bangsaku.

terima kasih.
tati

>>> SiaR News Service <[EMAIL PROTECTED]> 06/09 8:17 AM >>>
Precedence: bulk

From: "erianto" <email address deleted>
>Date: Sun, 6 Jun 1999 18:04:10 +0700

MONEY POLITICS GOLKAR

    Saya punya unek-2 masalah money politics untuk pegawai negri, pensiunannya
dan purnawirawan ABRI, yaitu masalah kenaikan gaji/pensiun yang naik 50 %
beberapa bulan yang lalu.  Sebenarnya kenaikan itu jelas membantu rakyat,
tetapi moment dan jumlahnya yang menarik perhatian.  Saya yakin rekan-2
mengerti maksud moment dan jumlah di atas, karenanya saya pikir itu adalah
salah satu bentuk money politics dari Golkar untuk menjaring pemilih.

    Saya yakin bahwa yang saya sampaikan ini adalah rahasia umum, tetapi
mengapa di jaman reformasi tidak ada orang yang membahas masalah ini,
termasuk SiaR News Service sendiri, yang jelas memiliki kesempatan dan
kemampuan untuk memunculkan masalah ini.

    Keluarga saya berlatar belakang pegawai negeri dan ABRI.  Dan kebetulan
saya tamatan Univ. Hang Tuah Surabaya, yang milik salah satu Yayasan
Angkatan Laut, yaitu Yayasan Nala, sehingga saya mempunyai banyak kenalan
di kalangan keluarga ABRI dan pegawai negeri. Yang menjadi kekawatiran saya
adalah ketika saya sempat bertanya-2 kepada kenalan-2 saya itu mengenai
masalah Pemilu, ternyata hampir seluruhnya menjawab akan memilih Golkar
dalam Pemilu, karena merasa berhutang pada Golkar, termasuk di kalangan
keluarga saya sendiri.  Ada juga yang merasa bingung, takut nanti seluruh
pegawai negri akan diganti kalau Golkar kalah.

Mohon tanggapan
terima kasih.

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Reply via email to