Precedence: bulk


From: Agus Hamzah <email address deleted>

Assalamu 'alaikum wr. wb.
 
Ini saya kirimkan sepucuk surat dari Hasan Muhammad Tiro untuk Ali
Satroamidjojo
 
Surat kepada Ali Sastroamidjojo ini merupakan pelurusan sejarah bahwa tidak
ada maksud sekalipun dari rakyat Aceh, Jawa Barat, Sulawesi dan  Kalimantan
untuk
mendirikan negara Islam, kecuali apa yang tersebut pada surat di atas.
 
Wassalamu' alaikum wr. wb.
 
AH

* Sumber: ACEH BERSIMBAH DARAH karya Al-Chaidar, Sayed Mudhahar Ahmad,
          Yarmen Dinamika, New York, 1 September 1954
 
Kepada 
Tuan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo
Jakarta
 
Dengan hormat,

Sampai hari ini sudah lebih setahun lamanya Tuan memegang kendali
pemerintahan atas tanah air dan bangsa kita. Dalam pada itu alangkah
sayangnya kenyataan-kenyataan sudah membuktikan bahwa Tuan, bukan saja
telah tidak mempergunakan kekuasaan yang telah diletakkan di tangan
Tuan itu untuk membawa kemakmuran, ketertiban, keamanan, keadilan dan
persatuan di kalangan bangsa Indonesia, tetapi sebaliknya Tuan telah
dan sedang terus menerus menyeret bangsa Indonesia ke lembah keruntuhan
ekonomi dan politik, kemelaratan, perpecahan dan perang saudara. Belum
pernah selama dunia berkembang, tidak walaupun di masa penjajahan,
rakyat Indonesia dipaksa bunuh-membunuh antara sesama saudaranya secara
begitu meluas sekali sebagaimana sekarang sedang Tuan paksakan di Aceh,
di Jawa Barat, di Jawa Tengah, di Sulawesi Selatan, di Sulawesi Tengah
dan Kalimantan.

        Ataukah zaman penjajahan baru sudah datang ke Indonesia di mana
hanya kaum komunis yang mengecap kemerdekaan, sedang yang lain-lain harus
dibunuh mati? Lebih dari itu lagi, Tuan pun tidak segan-segan memakai
politik "pecah dan jajah" terhadap suku-suku bangsa di luar Jawa. Bahkan
untuk menghancurkan persatuan di kalangan suku bangsa Aceh, Tuan pun mengaku
begitu membencinya. Tetapi ketahuilah, politik kotor Tuan ini bukan saja
sudah gagal, bahkan karenanya, kami rakyat Aceh semakin bersatu padu
menentang tiap penindasan dan regime Komunis-Fasis Tuan.

        Lebih rendah dari segala-galanya, Tuan sekarang sedang melakukan
kejahatan politik yang sejahat-jahatnya yang bisa di perbuat dalam negara
yang terdiri dari suku-suku bangsa, sebagai halnya Indonesia, yaitu
mengadu-dombakan satu suku bangsa Kristen dengan suku bangsa Islam, dan
sebagainya. Tuan mengadu suku Minahasa dengan suku Sunda, suku Jawa dengan
suku Ambon dan suku Batak Kristen dengan suku Aceh Islam. Dan Tuan
mengatakan bahwa Tuan telah memperbuat semua ini atas nama persatuan
nasional dan patriotisme! Rasanya tak ada suatu
contoh yang lebih tepat dari pepatah yang mengatakan bahw patriotisme itu
adalah tempat perlindungan terakhir bagi seorang penjahat!

        Sampai hari ini sembilan tahun sesudah tercapainya kemerdekaan
bangsa, sebagian besar bumi Indonesia masih terus digenangi darah dan air
mata putera-puterinya yang malang, di Aceh, di Jawa Barat, di Jawa Tengah,
di Sulawesi Selatan, di Sulawesi Tengah dan Kalimantan,yang kesemuanya
terjadi karena Tuan ingin melakukan pembunuhan terhadap lawan-lawan politik
Tuan. 

        Seluruh rakyat Indonesia menghendaki penghentian pertumpahan darah
yang maha kejam ini sekarang juga, dengan jalan musyawarah antara kita sama
kita. Tetapi Tuan dan kaum komunis lainnya, sedang terus mencoba mengeruk
keuntungan yang sebesar-besarnya dari kesengsaraan rakyat ini, dan hanya
Tuan sendiri
lah yang terus berusaha memperpanjang agresinya terhadap rakyat Indonesia ini. 

        Dan sekarang, belum puas dengan darah yang sudah tertumpah, harta
benda yang sudah musnah, ratusan ribu jiwa yang sudah melayang, Tuan sedang
merencanakan pula buat melancarkan agresi yang lebih hebat, dahsyat dan
kejam lagi terhadap rakyat Sulawesi Selatan, Sulawes Tengah, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Kalimantan dan Aceh. Tetapi Tuan akan mengetahui dengan segera
bahwa jiwa merdeka, harga diri, dan kecintaan suku-suku bangsa ini kepada
keadilan, tidak dapat Tuan tindas dengan senjata apapun juga. Rakyat
Indonesia sudah merebut kemerdekaannya dari penjajah Belanda. Pastilah sudah
mereka tidak akan membiarkan Tuan merebut kemerdekaan itu dari mereka, juga
tidak akan membiarkan Tuan menukarnya dengan penjajahan model baru.

        Persoalan yang dihadapi Indonesia sesungguhnya bukan tidak bisa
dipecahkan, tetapi Tuanlah yang mencoba membuatnya menjadi sukar. Sebenarnya
jik Tua nhari ini mengambil keputusan buat menyelesaikan pertikaian politik
ini dengan jalan semestinya, yakni perundingan, maka besok hari juga
keamanan dan ketenteraman akan meliputi seluruh tanah air kita. Oleh karena
itu, demi kepentingan rakyat Indonesia, saya menganjurkan Tuan mengambil
tindakan berikut:

        Hentikan agresi terhadap rakyat Aceh, rakyat Jawa Barat, Jawa Tengah,
rakyat Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan rakyat Kalimantan. 

        Lepaskan semua tawanan-tawanan politik dari Aceh, Sumatera Selatan,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan rakyat
Kalimantan. 

        Berunding dengan Teungku Muhammad Daud Beureuh, S. M. Kartosuwirjo,
Abdul Kahar Muzakar dan Ibnu Hajar.

        Jika sampai pada tanggal 20 September 1954, anjuran-anjuran ke arah
penghentian pertumpahan darah ini tidak mendapat perhatian Tuan, maka untuk
menolong miliunan jiwa rakyat yang tidak berdosa yang akan menjadi korban
keganasan kekejaman agresi yang Tuan kobarkan, saya dan putera-puteri
Indonesia yang setia, akan mengambil tindakan berikut:

        Kami akan membuka dengan resmi perwakilan diplomatik bagi "Republik
Islam Indonesia" di seluruh dunia, termasuk di PBB, benua Amerika, Asia
dan seluruh negara-negara Islam; 

        Kami akan memajukan kepada General Assembly PBB yang akan datang segala
kekejaman, pembunuhan, penganiayaan, dan lain-lain pelanggaran terhadap
Human Rights yang telah dilakukan oleh regime Komunis-Fasist Tuan terhadap
rakyat Aceh. Biarlah forum Internasioanl mendengarkan perbuatan-perbuatan
maha kejam yang pernah dilakukan di dunia sejak zamannya Hulagu dan Jenghis
Khan. Kami akan meminta PBB mengirimkan Komisi ke Aceh. Biar rakyar Aceh
menjadi saksi; 

        Kami akan menuntut regime Tuan di muka PBB atas kejahatan genocide yang
sedang tuan lakukan terhadap suku bangsa Aceh; 

        Kami akan membawa ke hadapan mata selurh dunia Islam, kekejaman-
kekejaman yang telah dilakukan oleh regime Tuan terhadap para alim ulama di
Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Tengah dan sebagian
Kalimantan;

        Kami akan mengusahakan pengakuan dunia Internasional terhadap "Republik
Islam Indonesia", yang sekarang de facto menguasai Aceh, sebagian Jawa Barat
dan Jawa  Tengah, Sulawesi Selatan dan Tengah dan sebagian Kalimantan; 

        Kami akan mengusahakan pemboikotan diplomasi dan ekonomi Internasional
terhadap regime Tuan dan penghentian bantuan teknik dan ekonomi PBB, Amerika
Serikat dan "Colombo Plan";

        Kami akan mengusahakan bantuan moral dan material buat "Republik Islam
Indonesia" dalam perjuangannya menghapus  regime teroris Tuan dari Indonesia.

        Dengan demikian terserah kepada Tuanlah, apakah kita akan
menyelesaikan pertikaian politik ini secara antara kita atau sebaliknya.
Tuan dapat memilih tetapi kami tidak !

        Apakah tindakan-tindakan yang saya ambil ini untuk kepentingan
bangsa Indonesia atau tidak, bukanlah hak Tuan untuk menentukannya. Allah
Subhannahu wa Ta'ala dan 80 Juta rakyat Indonesia lah yang akan menjadi
Hakim, yang ke tengah-tengah mereka saya akan kembali di dunia, dan
keharibaan-Nya saya akan kembali di hari kemudian.
 
Saya,

Hasan Muhammad Tiro

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Reply via email to