Precedence: bulk


KETENTUAN JUMLAH 24 KURSI DPR PROPINSI SULSEL DIGUGAT

        JAKARTA (SiaR, 16/6/99), Ketentuan yang telah dilegislasi Komisi Pemilihan
Umum (KPU) mengenai jumlah 24 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bagi
propinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) digugat dan dipertanyakan sejumlah
fungsionaris parpol yang dihubungi secara terpisah di berbagai daerah,
Selasa (15/6) kemarin. Ketentuan itu dinilai tak jelas parameternya,
sehingga terkesan diskriminatif dan tak adil  bagi propinsi lainnya di
Indonesia.

        Ketua Umum PADI Bambang Sulistomo memperbandingkan, jatah 24 kursi DPR
propinsi Sulsel dengan Sumatera Selatan (Sumsel), dan Sumatera Utara
(Sumut). Menurut Bambang, berdasarkan data pemilih terdaftar, maka Sulsel
yang berpenduduk 4.229.606 mendapat jatah kursi 24, karena bilangan
pembaginya --yang telah disahkan oleh UU produk MPR Orde Baru-- adalah
176.233. Sementara itu, Sumsel yang berpenduduk 4.071.504 mendapat jatah
kursi 15, dengan bilangan pembagi 271.433. Sedangkan Sumut yang berpenduduk
5.831.247 memperoleh jatah kursi 24, sama dengan Sulsel yang jumlah
penduduknya lebih sedikit, karena bilangan pembaginya jauh lebih besar,
yakni 242.968.

        Menurut Bambang, penentuan besarnya bilangan pembagi ini bias dengan
kepentingan atau keuntungan parpol tertentu ketika pembahasan
undang-undangnya pada SU MPR, Oktober 1998 lalu, dan kemudian dilegislasi
oleh KPU.

        "Hal ini terkait dengan kenyataan obyektif, bahwa Sulsel pada Pemilu ini
menjadi basis atau ladang suara bagi Partai Golkar," ucapnya.

        Senada dengan Bambang, Ketua DPW PKB Jatim Drs Choirul Anam menyatakan,
ketentuan yang terkait dengan penentuan perolehan kursi DPR RI pada Pemilu
1999 memang tidak lepas dari kepentingan Partai Golkar untuk memenangkan
perolehan kursi di luar Jawa, sehingga siginifikan untuk memenangkan suara
mayoritas untuk utusan daerah dan utusan golongan di MPR.

        Menurut Choirul, jika usulan Dirjen PUOD Prof Dr Ryaas Rasyid dahulu
diterima, yakni mempergunakan sistem distrik murni, maka kemungkinan
kemenangan partai-partai reformis seperti PDI Perjuangan akan lebih telak
lagi. "Tapi, nasi sudah jadi bubur," ucapnya pendek.***

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Reply via email to