Precedence: bulk


GHALIB AKAN JADI DUBES DI BANGKOK

        JAKARTA (SiaR, 25/6/99), Mantan Jaksa Agung Andi Muhammad Ghalib
yang diduga menerima suap dari dua orang tersangka kasus korupsi, pengusaha
Prajogo Pangestu dan The Ning King, akan diselamatkan Presiden Habibie.
Penyelamatan itu dengan cara lama: di"dubes"kan. Menurut bocoran itu Ghalib
akan dibebaskan dari segala tuduhan dan diberi jabatan baru sebagai Duta
Besar RI untuk Thailand.

        Hukuman yang akan dijatuhkan Habibie bagi Ghalib nampaknya hanya
dinonaktifkan saja dari jabatannya sebagai Jaksa Agung. Dengan kata lain,
Ghalib tak akan diajukan ke pengadilan dalam kasus suap dan korupsi. 

        Kabar Ghalib hendak menduduki pos di Bangkok ini sudah didengar
sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM). Sejumlah LSM, baik yang
berkedudukan di Jakarta maupun LSM Asia dan Thailand yang berkedudukan di
Bangkok, akan melancarkan aksi protes atas tindakan Pemerintah Habibie
mengirim "koruptor" jadi dutanya di Bangkok. Apalagi, kini di Thailand isu
pemberantasan korupsi sedang gencar-gencarnya dilancarkan berbagai
organisiasi, termasuk oleh pemerintah yang berkuasa sekarang.

        Skenario untuk menyelamatkan Ghalib memang sudah nampak dari "digarap"- nya
Prajogo Pangestu dan Tahir (Bendahara Persatuan Gulat Seluruh Indonesia).
Prajogo sudah mengaku, mengirim uang bukan untuk Ghalib, namun untuk PGSI di
mana Ghalib menjadi ketuanya. Demikian juga Tahir yang menggiring
pengakuannya ke arah itu. Tahir bahkan mengatakan, dialah yang menghubungi
Prajogo dan The Ning King agar kedua konglomerat yang kebetulan baru
berurusan dengen Kejaksaan Agung dalam kasus sangkaan korupsi itu menyumbang
ke PGSI.

        Untuk mengusut laporan ICW itu, Habibie juga menggunakan cara yang tak
dikenal dalam hukum, yakni menyewa auditor independen yakni: Prasetio-Arthur
Andersen, gabungan akuntan lokal dan perusahaan auditor internasional Arthur
Andersen yang baru saja menerima proyek besar dari Pemerintah untuk
mengaudit perbankan nasional. Arthur, yang termasuk lima besar auditor dunia
ini sebenarnya juga bukan perusahaan auditor yang bersih. Menurut sumber di
Asosiasi Akuntan Indonesia (AAI), Arthur Andersen pernah memanipulasi data
di perusahaan milik Bob Hasan untuk kepentingan Raja Hutan itu. 

        Usul agar disewa akuntan publik menurut sumber SiaR, di Kejaksaan Agung
memang berasal dari lingkungan Kejaksaan Agung sendiri, dengan maksud agar
akuntan publik itu bisa dibayar dan membuat hasil auditing yang
menguntungkan Ghalib.

        "Akuntan itu akan dibayar mahal untuk itu," ujar sumber tersebut.
Lalu dipilih lah Kantor Akuntan Prasetio-Arthur Andersen yang, sesuai
pengalaman, bisa dibeli laporannya.***

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Reply via email to