Precedence: bulk TIM SUKSES HABIBIE SIAPKAN 42 TRILYUN UNTUK GANJAL MEGA JAKARTA (SiaR,29/6/99), Tim sukses Habibie yang dipimpin Timmy dan Fanny Habibie menyiapkan dana pribadi sebesar Rp 7 trilyun, belum termasuk dana Rp 35 trilyun dari kelompok loyalis Habibie dari kubu Golkar. Bocoran skenario tim tersebut beredar luas di masyarakat luas. Seakan menyambut gaung permintaan Ketua Umum DPP PKB Matori Abdul Djalil agar tim sukses Habibie sebagai Capres dibubarkan saja, hari Jumat(25/06) dan Sabtu (26/6) lalu, di Jakarta beredar kabar bahwa tim sukses itu memang ada. Bahkan, tim sukses itu terdiri atas para tokoh terkenal dan menyebar di semua lini organisasi sosial politik maupun di kalangan masyarakat.. Dalam penggalangan dukungan, tim sukses yang dikoordinir Timmy Habibie dan Fanny Habibie ini dibuat dengan sistem berlapis. Masing-masing lapis dibentuk semacam tim seperti tim penggarap Parpol di dalam maupun luar Partai Golkar, penggarap TNI dan penggarap anggota MPR Utusan Daerah dan Golongan. Menurut sebuah sumber SiaR, Timmy adik kandung Habibie dan boss dari Timsco Group, diberitakan memegang posisi sebagai pengelola dana tim tersebut. Konon, Timmy dan Fanny sendiri menyiapkan dana sebesar Rp 7 trilyun dari kekayaan keluarga Habibie, Inc. Sementara itu dari kelompok loyalis Habibie yang berada didalam Golkar dan birokrasi dihimpun dana sebesar Rp 35 trilyun untuk menggolkan Habibie ke kursi presiden. Secara operasional, tim-tim tersebut bertanggungjawab terhadap tim khusus yang terdiri atas Timmy Habibie, Fanny Habibie, Menkeh/Mensesneg Prof Dr Muladi SH, Jimly Ashidiqqie, Dewi Fortuna Anwar dan Watik Praktinya. Disebutkan, untuk tim penggarapan Partai Golkar dikoordinir Ketua DPA AA Baramuli dengan anggota Marwah Daud Ibrahim, Fadel Muhammad, Andi Matalatta, Yasril Ananta Baharudin, Laode Kamaluddin. Freddy Latumahina dan Djoko Mulia. Bahkan konon tim ini yang kemarin melakukan transfer ke rekening ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Hamzah Haz , sebesar 400 Milyar, agar menjegal ketua umum PDI-Perjuangan Megawati. Sedangkan tim penggarap sektor di luar Partai Golkar antara lain dikoordinir oleh Menkop Adi Sasono, Pj Ketua ICMI Achmad Tirtosudiro, Ketua Umum DPP PBB Yusril Ihza Mahendra, mantan aktivis mahasiswa dr Hariman Siregar. Tim ini diceritakan pernah mencoba membeli suara beberapa kyai dan caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Jawa-Timur sebesar Rp 3,5 milyar per orang agar memilih Habibie sebagai presiden. Desas desus tim sukses itu terkuak karena bocornya sebuah surat yang dikeluarkan Badan Pemenangan Pemilu Golkar (Bappilu ). Berkas bocoran yang banyak beredar itu ditandatangani Laode M Kamaluddin, salah satu fungsionaris DPP Partai Golkar yang juga anggota FKP dari Komisi VIII DPR. Wakil Sekjen DPP Golkar, Mahadi Sinambela kepada pers , menyatakan, bisa saja berkas yang beredar itu memang dibuat oleh Bappilu Golkar. "Soalnya Bappilu kan juga membuat perhitungan suara sendiri. Dan perhitungan Bappilu sudah hampir final," kata Mahadi. Ketika berkas yang disebut-sebut sebagai bocoran skenario Golkar itu ditunjukkan kepada Mahadi, ia pun membenarkan perhitungan suara yang dilakukan Bappilu Golkar memang sudah pada posisi 99,57%. "Angka itu benar kok," ujar Mahadi mengiyakan. Berkas bocoran itu sendiri bertajuk "Laporan Hasil Analisa Perolehan Kursi DPR-RI Partai Peserta Pemilu 1999". Dalam berkas yang tidak jelas asal-usul peredarannya yang luas di kalangan masyarakat itu, disebutkan, dari 99,57% total penghitungan suara yang telah masuk, PDI Perjuangan ternyata hanya mengalahkan Golkar 25 kursi saja. Lalu muncul pula 3 skenario koalisi Partai Golkar dengan partai-partai lain dalam DPR RI. tiga skenario untuk koalisi dalam MPR itu, khususnya dalam SU untuk menggolkan Habibie sebagai presiden. Ketiga skenario itu semuanya menghasilkan keunggulan jumlah suara bagi Golkar dibanding PDI Perjuangan. Dalam upayanya untuk mencapai skenario tersebut agaknya terjadi sabotase dari dalam anggota tim sukses tersebut, info yang didapat SiaR, pemicunya adalah masalah pembagian dana pemenangan Habibie yang sebesar Rp 42 trilyun. Yang mana telah terjadi ketidak adilan sehingga membuat sakit hati kelompok tertentu yang akhirnya melakukan sabotase dengan membocorkan surat tersebut. Tak tanggung-tanggung, dalam skenario tersebut Golkar dikatakan akan bakal mampu mengungguli PDI Perjuangan antara 37 sampai 107 kursi di DPR RI. Bahkan Bappilu Golkar dalam berkas itu menilai, perbedaan kursi yang hanya 25 kursi atau 5,41% adalah perbedaan yang tidak cukup signifikan atau tidak terlalu jauh. Apalgi jika dikaitkan dengan rencana penggalangan dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan(PPP) dari kubu Hamzah Haz serta Partai Bulan Bintang(PBB) tampaknya skenario kemenangan partai Golkar akan sukses seperti dalam dokumen tersebut. Agaknya harapan ketua DPP. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H. Matori Abdul Jalil , agar tim sukses Habibie dibubarkan saja, konon didasarkan keinginan agar tidak terjadinya perang sipil antara pendukung PDI-Perjuangan dengan pasukan bayaran Habibie. Sebab para operator Hariman Siregar dan Menkop Adi Sasono dikalangan mantan aktivis mahasiswa sudah mulai turun beroperasi hingga ke daerah. SiaR sendiri mendapati seorang mantan aktivis mahasiswa bernama Ferry Yulianto dan Asep mulai membina kelompok kelompok tentara sipil di daerah Pantura. Tepatnya daerah Tegal hingga Brebes. Dengan identitas sebagi pengurus Partai Daulat Rakyat (PDR) kedua aktivis tersebut telah sejak masa kampanye melakukan rekruitmen didaerah. Beberapa operator yang lain bahkan mulai menggarap beberapa kelompok pendekar Banten , yang berada di Jakarta dan Serang. Agaknya perang sipil bisa tak terhindarkan jika melihat sangat kuatnya dukungan untuk kubu PDI-P di masyarakat seperti kasus cap jempol darah di Jawa Timur belakangan ini.*** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html