Precedence: bulk


CALON PEMILIH DICARI DI DAERAH SEBELAH

        DILI (MateBEAN, 28/7/1999), Para pejabat teras di Kabupaten Bobonaro
diperintahkan untuk menggalang calon pemilih. Jumlahnya tak
tanggung-tanggung: 10.000 orang warga Atambua, Kab. Belu, NTT. Pengerahan
massa itu menjadi hal penting yang dibahas dalam rapat Pemda TK. II
Bobonaro, pada 22 Juli 1999, pukul 10.00-11.00. 

        Wartawan MateBEAN melaporkan dari Maliana, dalam rapat itu Bupati
Bobonaro, Guilherme dos Santos membahas persoalan serius itu bersama
Asisisten I Antonio Mendonca, Asisten II Martinho dos Santos, Kabag Humas
Mateus Mauleto, Kabag Hukum Hurin, Kepala Kantor Sosial Politik
(Kakansospol), Kepala Markas Wilayah Hansip, Kapten Stanis, semua camat dan
kepala desa se-kabupaten Bobonaro.

        Persiapan penggalangan itu telah dilakukan selama berbulan-bulan.
Proyek itu dikerjakan oleh para asisten dan Kabag Humas dan Hukum. "Seluruh
calon pemilih itu akan dibawa ke perbatasan, khususnya di Batugade,  Balibo
dan Memo," kata sebuah sumber kepada MateBEAN. Mengapa begitu?  "Nenek
moyang warga Belu masih keturunan Timor Timur. Mereka meninggalkan Timor
Timur sebelum Indonesia merdeka. Bahkan ada yang baru pergi pada tahun
1959." Karena itu warga Belu berhak mengikuti jajak pendapat.

        Untuk melengkapi dokumen identitas seperti KTP Pemda pun telah 
mempersiapkannya dengan rapi. Soal transportasi pun  tak lagi menjadi 
masalah. Rencana memboyong warga Belu akan dilaksanakan pada akhir bulan 
Juli 1999.

        Namun yang menjadi kendala bagi warga perbatasan itu adalah mereka
tidak punya surat permandian dari Gereja, sehingga tidak diterima oleh staf
pendaftar UNAMET. Ketika para milisi itu memaksa petugas UNAMET agar
menerima para pendaftar yang hanya dilengkapi dengan KTP, pihak UNAMET
menolak, karena UNAMET jauh-jauh hari sudah mencium rencana kebusukan dari
kelompok pro-otonomi.

        "Di Balibo dua TPS yang digunakan untuk pendaftaran itu menolak
sekitar 500 orang yang berasal dari Atambua dan Kefamenanu. Akibat penolakan
itu para milisi dan bupati mengancam para petugas UNAMET dan ingin membakar
dua tempat pendaftaran itu, sehingga petugas UNAMET memutuskan untuk menutup
kedua tempat tersebut. Sampai saat ini kedua tempat itu belum dibuka
kembali," kata sumber MateBEAN di Dili.***

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Reply via email to