Precedence: bulk


Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka
PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp
Xpos, No 27/II/8-14 Agustus 99
------------------------------

TENTANG TIM SILUMAN ITU

(PERISTIWA): Didirikan oleh adik kandung Habibie dan Hariman Siregar untuk
mengganjal Mega dan menyukseskan Habibie jadi presiden.

Takjub dengan kesuksesan pencalonan presiden Korea Kim Dae Jung dan kanselir
Jerman Helmott Kohl, membuat saudara kandung Habibie, yaitu Junus Effendy
Habibie atau dikenal sebagai Fanny Habibie itu langsung bermimpi bisa
terjadi pada diri Habibie. Maka bersama Hariman Siregar, ia segera mencomot
koordinator tim sukses Helmott dan Kim itu, disewa khusus untuk mendampingi
Tim yang dibentuk Fanny. 

Sementara Partai Golkar, yang juga berkepentingan menggolkan Habibie, tak
dianggap lagi. Maklum, mereka tak dipercaya lagi oleh orang-orang Habibie
lantaran di DPP Golkar banyak orang yang menolak Habibie. 

Tim Sukses Habibie, yang oleh Akbar Tanjung, Marzuki Darusman dkk disebut
sebagai Tim Siluman ini sudah dibentuk sekitar sebulan yang lalu. Selain
Fanny dan karibnya Hariman, tim ini juga dibidani oleh sejumlah pengusaha
yang juga famili Habibie. Mereka antara lain Adri Subono, AA Baramuli, Setya
Novanto, Tanri Abeng,  ZA Maulani, Muladi, AM. Ghalib, Achmad Tirtosudiro
dan tokoh ICMI lainnya. Ide tersebut, dibicarakan di kediaman Habibie di
Patra Jasa, Kuningan dan disetujui oleh Habibie. 

Orang-orang itu mempunyai tugas sendiri-sendiri. Baramuli, misalnya bertugas
untuk menggarap anggota MPR agar memilih Habibie. Termasuk juga menggarap
sejumlah orang PDI Perjuangan, dengan tarif antara Rp500 juta sampai Rp1
milyar. Sedangkan Setya Novanto menggalang dana. Hariman bertugas menggarap
kalangan intelektual muda. Begitu juga  lainnya, punya tugas
sendiri-sendiri. Mereka rapat sering pindah-pindah tempat, kadang di Hotel
Mandarin, The Ascott, Grand Melia Kuningan dan sejumlah tempat lainnya. 

Tim yang seminggu dua kali rutin melakukan pertemuan itu disebutnya ring
satu. Hanya ring satu inilah yang mempunyai akses berhubungan langsung
dengan Habibie di rumahnya. Tim ini lebih sebagai think-tank atau konsultan
dan penggagas ide. Mereka juga bisa masuk ke ring II dan III tanpa diketahui
sebagai anggota ring I. Salah satu kegiatan tim ini misalnya mengekspos
kelemahan dan kontroversi capres PDI Perjuangan Megawati Soekanoputri,
mengaburkan makna tandatangan darah PDI Perjuangan menjadi premanisme politik. 

Selain membentengi Habibie dengan sejumlah manuver, tim ini juga bertugas
menggalang dana sebagai pendukung operasionalnya. Selain dana sisi yang
diperoleh dari Jaring pengaman Sosial (JPS) waktu itu, tim ini juga berperan
sebagai broker bagi pengusaha-pengusaha yang bermasalah. Seperti yang
dilakukan Setya Novanto dengan penagihan piutang Bank Bali. Komisi itulah
yang dihibahkan ke Tim Sukses Habibie. 

Ring kedua dan ketiga, tidak diperbolehkan mengetahui semua rencana ring I
apa lagi berkoordinasi dengan Habibie langsung. Yang dimaksud dengan Ring
kedua, adalah  tim pelaksana yang bertugas mendistribusikan rencana dan
agenda aksi dan distribusi keuangan ke Ring ketiga, yang berperan sebagai
operator lapangan. Ring kedua terdiri dari sejumlah orang, seperti Tanri
Abeng, Setya Novanto, Dawam Rahardjo, Fachry Ali dan kader-kader ICMI
lainnya. Sedangkan Ring ketiga dipegang oleh aktivis-aktivis LSM, mahasiswa
dan wartawan. Ring kedua hanya bisa berkomunikasi dengan Ring kedua. Sampai
saat ini setidaknya tercatat tiga wartawan, yaitu di Republika, wartawan di
Group Gramedia Majalah dan seorang wartawan Majalah Forum. Mereka bertugas
mencari informasi dan menggalang opini melalui rekan-rekan wartawan lainnya. 

Yang aneh, Habibie juga membentuk sekondan baru lewat Keppres No.
209/M/1999, tanggal 8 Juli lalu. Tugasnya memang disebutkan membantu
presiden RI dalam soal kenegaraan. Mereka antara lain Prof. M Dawam
Rahardjo, yang ditunjuk sebagai ketua merangkap anggota. Kemudian Prof. Dr
Syamsuddin Mahmud (Gubernur Aceh yang juga guru besar Universitas Syah
Kuala, Aceh). Lalu, Dr Bambang Sudibdjo MBA (direktur Program Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi UGM), Yogyakarta. Soetjipto Wirosardjono MSc,
(Ketua Badan Pusat Statistik), Prof Dr Samsoeharto (guru besar Mikrobiologi
FK Universitas Airlangga). Nama-nama di atas memang orang ICMI, sebagian
ikut di PAN. 

Meski teknolog, ternyata Habibie memang tidak yakin bisa melewati seorang
Megawati. Itulah Habibie. (*)

---------------------------------------------
Berlangganan mailing list XPOS secara teratur
Kirimkan alamat e-mail Anda
Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS
Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda
ke: [EMAIL PROTECTED]


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke