Precedence: bulk


Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka
PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp
Xpos, No 43/II/28 Nopember-4 Desember 99
------------------------------

POROS TENGAH ANCAM GUS DUR

(PERISTIWA): Hamzah Haz tidak jadi mundur setelah mendapat dukungan dari
Poros Tengah. Amien Rais telah datang ke Gus Dur dan minta untuk tidak
mengutak-atik lagi maslah menteri yang diduga KKN.

Teka-teki sejumlah mentri kabinet Gus Dur yang terlibat KKN, hingga kini
masih saja gelap. Presiden Gus Dur belum juga mengumumkan perihal
menteri-menteri yang gelepotan KKN itu. Tapi, konon pengambangan masalah
tersebut bukanlah tanpa sebab. Menurut informasi, saat akan mengumumkan
secara resmi, Gus Dur mendapat hambatan dari para pendukungnya di Poros
Tengah agar menghentikan tuduhannya terhadap para mentri yang diduga KKN.
Menteri Hukum dan Perundang-undangan Yusril Ihza Mahendra secara resmi sudah
menghadap ke presiden dan telah mendapat klarifikasi bahwa pihaknya bukan
yang dimaksud Gus Dur sebagai mentri yang KKN. 

Selain Yusril, nama menteri yang disebut-sebut berbau KKN itu antara lain
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Hamzah
Haz, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla, dan Menteri Tenaga
Kerja Bomer Pasaribu. 

"Sampai saat ini Yusril tidak terlibat KKN. Jadi sampai saat ini," kata
Jaksa Agung Marzuki Darusman berulang-ulang ketika dimintai komentarnya soal
menteri KKN. Artinya, ingin ditegaskan Marzuki bahwa tetap ada indikasi
Yusril terlibat KKN, seperti yang dituduhkan selama ini. Hanya saja, untuk
meredamnya perlu pernyataan "tidak terlibat".

Sementara itu Yusuf Kalla dan Bomer menolak tuduhan itu dengan menantang
pembuktian. Perlu diketahui, Jusuf Kalla  masuk dalam daftar orang yang
dituduh karena Grup bisnisnya menunggak kredit yang cukup besar jumlahnya.
Adapun Bomer Pasaribu, kader Golkar dari FSPSI ini dituding tersangkut
markup pembangunan menara Jamsostek ketika ia duduk sebagai komisaris PT
Jamsostek. Besar anggaran yang didongrak Bomer tidak tanggung-tanggung, Rp72
miliar. 

Hanya saja, yang menarik adalah sikap Hamzah Haz. Ketua PPP ini beberapa
waktu lalu telah berjanji akan memberi "kejutan" kepada masyarakat perihal
isu KKN 3 menteri dan tuduhan terhadapnya. Kejutan yang dimaksud Hamsah tak
lain adalah pernyataan pengunduran dirinya dari kabinet. Waktu itu, rencana
pengunduran diri itu akan didasarkan bukan semata isu KKN, melainkan
ketidakcocokan dirinya (baca: para pendukungnya) dengan kebijakan-kebijakan
Gus Dur yang berseberangan dengan kebijakan partai. Seperti rencana Gus Dur
membuka dagang dengan Israel. Tapi tak lama kemudian, rencana pengunduran
diri itu dibatalkan sendiri oleh Hamzah. 

Menurut sumber Xpos di dalam rapat pimpinan PPP, Hamzah telah mengaku
mendapat dana kampanye Rp14 milyar. Hanya saja, ketika ia menyebut sejumlah
fungsionaris sebagai penyumbangnya, mereka pada sewot. Zarkasih dan AM
Saefudin yang konon disebut-sebut Hamzah sebagai penyumbang partai sebanyak
1 milyar rupiah, dalam rapat itu menolak dengan keras. Lalu darimana dana 14
milyar rupiah itu? Isunya, Hamzah menerima uang dari tim Habibie sebagai
imbalan atas dukungan PPP terhadap pencalonan kembali Habibie menjadi
presiden. Ketentuan hukum yang berlaku membatasi sumbangan perorangan kepada
partai maksimum Rp15 juta dan sumbangan perusahaan setinggi-tingginya Rp150
juta. Karena terpojok itulah, Hamzah ingin mundur dari jabatannya sebagai
Menko Kesra dan Taskin. 

Sumber lain menyebutkan, hal lain yang mendorong Hamzah mundur adalah karena
buruknya hubungan Hamzah dengan Gus Dur dan meruncingnya konflik di dalam
partai. Perlu diketahui, Hamzah termasuk salah seorang yang berseberangan
dengan Gus Dur ketika pendeklarasian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hamzah
tetap memilih PPP dan mengecam keras penganakemasan PKB oleh PBNU. "Sejak
saat itulah, hubungan Hamzah-Gus Dur semakin renggang," kata sumber Xpos.

Di PPP sendiri saat ini sedang terjadi "perebutan" posisi antara para kader
partai dari dua unsur utama yaitu Muslimin Indonesia (MI) dan NU. Kursi
wakil ketua DPR yang ditinggalkan Hamzah Haz menjadi sumber perebutan kedua
belah pihak. 

Tapi entah yang benar mana, yang pasti Amien Rais telah menemui langsung Gus
Dur setelah Gus Dur kembali dari Amerika. Menurut informasi ini, Amien lah
yang minta Gus Dur untuk menghentikan polemik menteri KKN tersebut. "Kalau
masih meneruskan mengusut menteri KKN, saya tidak menjamin dukungan dari
Poros Tengah. Bahkan menteri-menteri Poros Tengah yang lain juga akan
mundur," begitu kata sumber Xpos menirukan ancaman Amien terhadap Gus Dur.

Ternyata, suara Amien Rais lebih didengar Gus Dur dibandingkan dengan jutaan
rakyat lainnya yang ingin pemerintahan ini bersih dari KKN. (*)

---------------------------------------------
Berlangganan mailing list XPOS secara teratur
Kirimkan alamat e-mail Anda
Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS
Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda
ke: [EMAIL PROTECTED]


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke