Precedence: bulk ISTIQLAL (9/12/99)# HAMZAH HAZ MAUNYA KUASA, BUKAN JADI OPOSISI Oleh: Sulangkang Suwalu Setelah menjadi polemik selama sepekan, akhirnya presiden Abdurrahman Wahid menerima pengunduran diri Hamzah Haz sebagai Menko Kesra dan Taskin kabinet persatuan nasional. Katanya Hamzah Haz ingin mencurahkan seluruh waktunya bagi kepentingan PPP yang dipimpinnya. Sebagai gantinya, presiden telah mengangkat Hasri Hasanuddin, mantan rektor Universitas Hasanuddin, Ujungpandang. Menko Kesra dan Taskin yang baru ini dilantik Selasa (30/11). Menurut presiden sebenarnya sudah cukup lama Hamzah menyampaikan permintaan pengunduran dirinya dari kabinet. Tetapi saya bilang pikir dululah secara mendalam, tambah Gus Dur seusai membuka Kongres XVII Ikatan Notaris Indonegia di Jakarta kemarin. Namun menurut presiden, setibanya di Bandar Udara Sukarno-Hatta kemarin dari lawatan ke Timur Tengah, Hamzah mengatakan rencana pengunduran dirinya sudah dipikirkan secara matang. Gus Dur mengungkapkan alasan Hamzah Haz, yang juga Ketua Umum PPP meminta mengundurkan diri adalah karena banyaknya keluhan dari kader partainya, bahwa dia tidak sempat mengurus partai, sebab repot dengan pekerjaan sebagai menteri. Karena itulah, preisden tidak punya alasan untuk menolak pengudunduran diri Hamzah. CACAT KABINET Sebagai reaksi atas pemberhentian Hamzah Haz sebagai Menko Kesra dan Taskin tsb, maka Ketua PAN Amien Rais menjawab pertanyaan wartawan mengatakan bahwa itu suatu damage, kerusakan karena baru satu bulan, sudah ada pergantian. Ini jarang terjadi. Amien mengaku agak surprise dengan pengunduran diri rekannya sesama Poros Tengah itu, karena sebelumnya, dia mengusulkan agar Hamzah Haz sebaiknya tidak mundur kecuali jika alasannya sangat prinsipil. Keberatan itu disampaikan, sebab bagi Amien, satu skrup di kabinet sudah copot, skrup yang lain pun bisa ikut goyah dan jangan mengira untuk mengutuhkannya kembali merupakan persoalan gampang. Amien menegaskan, Poros Tengah akan tetap dalam keadaan baik, walaupun salah satu tokohnya mundur dari kabinet. Wong yang menjadikan Gus Dur Presiden juga Poros Tengah. "Kalau Poros Tengah gugur, dia tetap sebagai Ketua PB NU," katanya lagi. Pernyataan bernada menyayangkan juga datang dari anggota DPR dari FPPP Bachtiar Chamsyah yang menilai pengunduran diri tsb jelas sangat merugikan partai berlambang Kabah itu. Posisi Hamzah kan menteri koordinator, cukup strategis. Jika ditinggalkan tidak bisa dipaksakan penggantinya juga dari PPP. Karena pengangkatan menteri itu hak prerogatif presiden. Sementara itu M. Buang, staf ahli DPP PPP mengatakan mundurnya Hamzah Haz dari kursi Menko Kesra dan Taskin harus diiringi juga dengan mundurnya sebagai Ketua Umum DPP PPP. Pertimbangannya, Hamzah sudah memanipulasi dan mencatut nama teman-temannya sesama kader PPP soal sumbangan senilai Rp. 14 miliar pada pelaksanaan pemilu lalu. HAMZAH TIDAK SIAP JADI OPOSISI Menurut Rakyat Merdeka (2/l2) bahwa ternyata Hamzah Haz belum siap menjadi Oposisi. Bahkan langkah Ketua Umum PPP itu dinilai makin membingungkan. Beberapa sumber di DPP PPP yang mulai risih terhadap sikap Hamzah mengemukakan hari Selasa siang (30/11) lalu, bekas Menko Kesra/Taskin itu mengadakan dua kali pertemuan penting. Pertama dengan Menlu Alwi Shihab dan kedua dengan Ketua MPR Amien Rais. Pada pertemuan pertama, Hamzah didampingi Tosari Wijaya yang dia promosikan sebagai Wakil Ketus DPR. Sementara pada pertemuan kedua, Hamzah didampingi Tosari dan Faisal Baasyir. Ada dua masalah penting yang dibicarakan hamzah dengan Menlu Shihab. Yakni pertama, mengklarifikasi kenapa presiden Gus Dur sudah memberhentikannya dari kabinet. Padahal ketika Hamzah menjemput Gus Dur setibanya dari kunjungan ke Filipina, Hamzah meminta Gus Dur agar hasil penyelidikan dirinya klir dari dugaan KKN, diumumkan. Tetapi Gus Dur malah mengumumkan pengunduran dirinya dari kabinet. Rasa keheranan itu harus disampaikan kepada Menlu Shihab, karena Shihab merupakan orang kepercayaan Gus Dur yang selama ini mendapat tugas dari presiden untuk melakukan pendekatan pada dirinya --Hamsah Haz-- agar tidak mundur dari kabinet. Sumber tadi mengemukakan, sesuai hasil rapat DPP PPP, Hamzah memang diberi tugas untuk mengklarifikasikan masalah itu, karena bagaimana pun PPP sebagai kekuatan utama dari Poros Tengah yang menjadikan Gus Dur sebagai presiden, selain dapat kursi sedikit di kabinet juga diperlakukan tidak adil. "Misalnya mempertanyakan kenapa pengganti Hamzah Haz di kabinet bukan dari PPP, tetapi malah mengambil tokoh dari PAN yakni Basri Hasanuddin," kata sumber tadi. Masalah kedua --inilah yang mungkin menjadi manuver politik terpenting dari Hamzah Haz pasca penguhduran dirinya dari kabinet. Hamzah melobi Alwi Shihab agar PPP diberi jatah dua kursi menteri jika kelak diadakan reshuffle kabinet. Selain itu dia juga meminta dua posisi serta badan yang akan dibentuk pemerintahan dalam waktu dekat ini. Masih menurut sumber tadi, dua kursi menteri yang Hamzah minta itu akan diberikan kepada sekjen PPP Ali Marwan Hanan dan Faisal Baasyir. Sementara dua badan yang dia minta adalah Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan sudah di siapkan calon pimpinannya yakni Yudo Paripurno, serta satu badan lagi yang akan dia berikan kepada Soegiarto. Sementara itu dalam pertemuannya dengan Amien, Hamzah meminta dukungan dari Ketua MPR agar menggunakan pengaruhnya untuk menekan presiden Gus Dur, sehingga permintaanya tersebut sebagai konsesi dari pengunduran dirinya dari kabinet dapat dipenuhi kata sumber tadi. Sedangkan wakll Sekjen PPP Bachtiar Chamsyah tampak kesal saat di tanyakan tentang pertemuan Hamzah Haz dengan Alwi Shihab dan Amien Rais. Apalagi pertemuan itu hanya untuk minta-minta jabatan. "Soal siapa yang menggantikan Hamzah di kabinet, itu kan hak prerogatif presiden, kenapa terus dipersoalkan. Demi nama baik partai, sebaiknya kita tidak usah minta-minta jabatan pada presiden", katanya. "Bagi PPP, kalau jadi partai oposisi sudah terbiasa. Memang lebih baik begitu. Kalau jadi oposisi, kita akan lebih terhormat", tambahnya. Tentang Hamzah Haz siapnya hanya jadi penguasa dan tidak siap untuk jadi oposisi jelas sekali dari usahanya tetap turut sebagai calon Wakil presiden melawan Megawati meskipun Akbar Tanjung dan Wiranto sudah mundur dari pencalonan guna mencegah situasi lebih buruk; Hamzah Haz bersedia diambil sumpahnya oleh Megawati sebagai Wakil Presiden, meskipun ia selalu menggunakan fatwa ulamanya bahwa Islam menolak pemimpin perempuan. Jika ia konsekkuen menolak prempuan jadi pemimpin, tentu ia akan menolak diambil sumpahnya oleh Wapres yang perempuan itu. Tetapi kedudukan sebagai Menko lebih menggiurkan daripada berada di luar kekuasaan. Ketaksediaan Hamzah Haz jadi oposisi ini menambah sumber perpecahan dalam tubuh PPP sendiri. Ia tidak malu-malu meminta-minta jabatan dan kedudukan pada Presiden. Perpecahan makin menajam dalam PPP tercermin dari lahirnya usul supaya Hamzah Haz dicopot dan supaya Muktamar Luar Biasa PPP segera dilakukan. COPOT HAMZAH HAZ Kembalinya mantan Menko Kesra dan Taskin, Hanzah Haz sebagai Ketua Umum DPP PPP tidak lantas mampu meredam friksi yang terjadi dalam tubuh partai berlambang ka'bah itu. Bahkan beberapa pengurus DPP PPP, terutama yang berasal dari unsur MI (Muslimin Indonesia) menilai Hamzah Haz sebagai tokoh yang tidak berani bersikap tegas, sehingga langkahnya sering membingungkan. Friksi antara kubu NU dengan MI ini, menurut seorang sumber di kalangan DPP PPP. Dalam rapat yang sedianya akan membahas sikap DPP terhadap pemberhentian Hamzah selaku Menko Kesra Taskin itu, berubah menjadi semacam "pengadilan" bagi Hamzah Haz. Sebagian, terutama kubu NU, mengecam langkah NU, sebaliknya kubu MI justru menuding yang dialami Hamzah lebih dikarenakan sikapnya yang tidak tegas. Berawal dari ini, rapat berkembang hingga membahas tentang penunjukan Ketua Ketua DPP Tosari Wijaya (dari unsur NU), sebagai pengganti Hamzah sebagai wakil Ketua DPR. Padahal sebelumnya Hamzah pernah menyatakan kesetujuannya sebagai penggantinya adalah Sekjen Ali Marwan Hanan (unsur MI). Tetapi secara tiba-tiba setelah melakukan konsultasi dengan tokoh PPP KH Maemun Zubaer, Hamzah berbalik mengajukan nama Tosari. Dari sinilah kemudian muncul desakan untuk menggelar Muktamar Luar Biasa (Muktalub) untuk meminta pertanggungjawaban Hamzah sekaligus menggantinya. Sementara itu Sekjen Ali Marwan Hanan ketika dikonfirmasi hanya mengatakan memang ada pemikiran untuk menggelar MLB. Tapi keputusannya dilakukan atau tidaknya MLB ini akan ditentukan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) dengan menghadirkan pengurus DPW-DPW. Menurut rencana Rapim akan dilangsungkan tanggal 6-7 Desember mendatang. Menyinggung friksi antara unsur NU dengan MI yang semakin menajam, Ali Marwan enggan memberikan penjelasan panjang. Dia hanya mempertanyakan: jika Hamzah Haz konsekuen dengan pernyataannya bahwa bahwa dalam tubuh PPP semua pengurus PPP tidak lagi membicarakan masalah unsur, kenapa jabatan Wakil Ketua DPR diberikan kepada Tosari yang berasal dari unsur NU. Prakteknya terlihat Hamzah Haz lebih mementingkan kelompok NU. KESIMPULAN Mudah dimengerti bila Hamzah Haz maunya kuasa dan ogah jadi oposisi. Hamzah Haz sebagai tokoh yang dilahirkan Orde Baru Soeharto, telah mempunyai pengalaman: betapa enaknya bila berkuasa. Oposisi bisa ditindas saja. Hamzah Haz tidak mau ditindas. Juga adalah wajar jika Hamzah Haz lebih mengutamakan kepentingan unsur NU, daripada kepentingan unsur MI dalam PPP. Karena dua unsur itu memang terdapat pertentangan yang cukup prinsip. MI maunya negara berdasarkan agama Islam, sedang NU tidak demikian. Dipersatukannya dua unsur yang bertentangan itu oleh Orde Baru Soeharto, adalah untuk memudahkan Soeharto memecahnya dan menguasai kedua unsur tsb. Memudahkannya menjalan politik devide et impera. *** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html