Precedence: bulk


Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka
PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp
Xpos, No 45/II/12-18 Desember 99
------------------------------

UNTUNG RUGI DISINTEGRASI
Oleh: Sulistya Putra

(OPINI): Aceh, Irian, Kaltim, Kalteng, Riau merdeka, apa untungnya buat
rakyat setempat? Bagi Aceh dan Irian, mungkin ada kemiripannya dengan
Timtim, yaitu "merdeka" dari pembunuhan sewenang-wenang yang sangat menonjol
dilakukan TNI di wilayah tersebut. Bebas dari ketakutan dan ancaman ditembak
mati sewaktu-waktu adalah alasan yang paling manusiawi. Alasan lainnya? Yang
paling umum diketahui adalah alasan ekonomi, yaitu bebas dari ketidakadilan
pemerintah pusat yang hanya meneteskan sebagian kecil hasil kekayaan alam ke
daerah asalnya. 

Motif ekonomi inilah yang demikian kuatnya merasuk di pikiran sebagian
penduduk daerah-daerah yang marak dengan gerakan untuk memisahkan diri dari
Republik Indonesia. Dalam benak mereka, setelah mereka-reka nilai kekayaan
alam per tahun dibagi jumlah penduduk setempat, maka nilai pendapatan per
kapita setempat akan meningkat dengan pesat sehingga menjadi jauh lebih
makmur dari sekarang.

Asumsi inilah yang kiranya ada dalam benak Saudara-saudara di daerah-daerah
tersebut. Karena itu, di daerah yang pelanggaran HAM oleh TNI-nya pun tidak
menonjol, tetap ada gerakan untuk memerdekaan wilayahnya, Riau (daratan)
misalnya. Sebabnya adalah motif ekonomi untuk bebas dari ketidakadilan
ekonomi dan mengambil peluang untuk meningkatkan kesejahteraan. Padahal,
untuk alasan yang satu ini, seluruh rakyat di segenap wilayah Indonesia juga
mengalami penindasan dan ketidakadilan ekonomi. Jadi seluruh rakyat dari
Sabang sampai Merauke selayaknya berjuang "memerdekakan" diri dari
penindasan dan ketidakadilan ekonomi selama ini.

Sebetulnya perlu dikaji lebih jauh apakah benar skenario peningkatan
kemakmuran penduduk setempat itu dengan cara memerdekakan wilayah
masing-masing dari RI? Siapa yang paling untung dengan lepasnya berbagai
wilayah itu dari RI? Benarkah kesejahteraan rakyat akan langsung menikmati
keuntungan? Belum tentu. Yang paling dulu bertepuk tangan adalah para elit
daerah dan para pemilik modal, khususnya para pengelola pertambangan dan
pengusaha yang menguasai hasil bumi wilayah tersebut. Di Irian, jelas
Freeport yang akan diuntungkan. Dan di Aceh, pengelola situs Arun dan Mobil
Oil yang untung. Karena keterbatasan sumber daya manusia di daerah urban
sekarang ini, tentunya kemampuan mengelola kekayaan alam akan masih
bergantung pada pihak asing atau konglomerat Jakarta. Apalagi para kapitalis
asing itu akan berurusan dengan pemerintahan dari "negara baru" yang masih
lemah dan mencari pengakuan sehingga tidak punya posisi tawar yang terlalu
kuat. 

Dan selanjutnya ceritanya dapat mirip dengan "Orba Chronicle", yaitu
Soeharto, TNI, dan kroninya. Karena kemampuan SDM yang tidak merata, "daerah
yang memisahkan diri" itu akan didominasi oleh pejabat pemerintahnya dan
anggota parlemennya. Gelagat yang umum adalah, para elit daerah ini yang
akan mendominasi perekonomian setempat. Mereka inilah yang akan malang
melintang makan suap dari pihak asing dan membentuk konglomerasi baru yang
tidak mensejahterakan rakyat banyak. Calon penikmat lokal ini dapat terlihat
bibit-bibitnya dari tokoh-tokoh daerah yang sudah ada dan berbisnis saat
ini. Yang jelas, pihak asing sudah pasti untung dan rakyat kecil lagi-lagi
termarginalisasi.

Apakah "cerita lama" ini sudah tercakup dalam "cita-cita kemerdekaan" di
beberapa daerah itu? Jika hal itu terulang kembali, bagaimana cerita
selanjutnya? Salah satu kemungkinan, rakyat yang merasa tidak puas bergerak
mencari peruntungan ke luar perbatasan wilayah. Karena wilayahnya sudah
terbatas, penduduk yang didatangi merasa tidak nyaman karena tanah
garapannya makin menyempit. Hal seperti ini dapat memancing perebutan banyak
sumber kekayaan alam antar suku dan antar wilayah yang bertetangga. 

Apakah motif ekonomi yang kebablasan sehingga memicu kiamat bagi suku-suku
bangsa Nusantara itu sudah dipikirkan? Apakah sudah disadari bahwa yang
paling diuntungkan dengan memisahkan diri dari wilayah Indonesia adalah
orang-orang asing, sedikit elit lokal, dan lagi-lagi "orang-orang penting
Jakarta"?

Jadi, marilah kita berpikir lebih tenang dan jernih lagi. Telah jelas bahwa
akar permasalahan penindasan dan ketidakadilan di seluruh Indonesia adalah
Soeharto dan TNI dengan Dwifungsi dan segala pelaksanannya yang menyuburkan
gurita Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di segala bidang dan bahkan melahirkan
berbagai pelanggaran HAM yang luar biasa.

Karena itu, jika Saudara-saudara di seluruh wilayah Indonesia benar-benar
ingin memerdekakan diri demi kesejahteraan sesungguhnya, bukan kemerdekaan
semu yang menguntungkan segelintir elit daerah dan pihak asing, serta tidak
ingin menumpahkan darah sia-sia dalam perang antar suku dan antar wilayah
yang hanya menguntungkan elit lokal dan asing, bahkan ingin tetap dapat
bebas bepergian dan berusaha di seluruh wilayah negara besar dari Sabang
sampai Merauke, marilah kita bersatu padu dan serempak berjuang menyapu
bersih akar penindasan dan ketidakadilan tersebut.

Perjuangan kongkrit kita saat ini dapat kita laksanakan dengan bersatu padu
mendukung penyelesaian masalah Saudara-saudara kita di Aceh, saudara "seibu
pertiwi" yang melahirkan negara Republik Indonesia ini, yaitu dengan
bersama-sama memberikan dukungan untuk:
1. Menuntut pengadilan bagi para penanggungjawab pelanggaran HAM oleh
militer di Aceh.
2. Menuntut pemerataan kesejahteraan dengan memperbesar pembagian hasil
untuk daerah.
3. Menuntut pelaksanaan otonomi luas yang substansif untuk pengaturan
kebijakan dan strategi pembangunan daerah termasuk mengutamakan putra-putra
bangsa dalam pengelolaan sumber-sumber daya alam setempat.

(*) Penulis adalah aktifis Gerakan Sarjana Jakarta

---------------------------------------------
Berlangganan mailing list XPOS secara teratur
Kirimkan alamat e-mail Anda
Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS
Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda
ke: [EMAIL PROTECTED]


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke