Precedence: bulk PERTEMPURAN TNI VS GAM MATANGKULI, (TNI Watch!, 17/12/99). Satu peleton Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kamis (16/12) sore, terlibat pertempuran sengit dengan pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat kembali dari menggerebek lokasi latihan militer gerakan bawah tanah tersebut di kawasan Desa Blang Pante, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara. Akibat insiden itu, dua sipil dan satu TNI terluka, 28 ruko dilalap api, satu jembatan diledakkan serta seribuan warga dari enam desa mengungsi ke masjid. Menurut harian Serambi Indonesia yang terbit di Banda Aceh, pertempuran itu meletus di Keude Puep. Dandim Aceh Utara Letkol Inf Suyatno mengatakan, ketika sedang dalam perjalanan pulang dari lokasi latihan militer GAM persis di jembatan irigasi Keude Puep, truk pasukan TNI diserang dengan serangkaian tembakan. Dan tiba-tiba, jembatan Keude Puep yang akan dilintasi truk TNI meledak. Berdasarkan penjelasan Dandim maupun pengakuan sejumlah penduduk, jembatan irigasi Alue Ubai porak-poranda karena ledakan bom. Karena ruas tersebut merupakan satu-satunya jalan menuju lokasi latihan militer GAM. Bersamaan dengan meledaknya jembatan tersebut, pasukan TNI berloncatan dari dalam truk karena terkejut. Seorang di antaranya, Sersan Joko, menderita patah tangan kiri. Dalam suasana terkejut itu, sebagian anggota pasukan terus melakukan pengejaran terhadap gerilyawan GAM yang setelah melakukan serangan menghambur ke hutan. Tidak ada satupun di antara gerilyawan GAM yang tertangkap. Menyusul peristiwa tersebut, dilaporkan, aparat keamanan melakukan penyisiran sejumlah desa yang dicurigai sebagai lokasi yang dilintasi dan dijadikan tempat persembunyian gerilyawan GAM. Dalam kegiatan tersebut, dikabarkan, sejumlah masyarakat mendapat perlakuan kurang pantas dari aparat. Bahkan, dua di antaranya yang sedang berpuasa, M Harun (48) dan Sulaiman (21), penduduk Desa Blang Gunci harus dilarikan ke Puskesmas Matangkuli karena menderita luka-luka serius. Di antara suasana itu, sekitar seribuan warga dari enam desa sekitar lokasi peristiwa berbondong-bondong mengungsi ke Masjid Besar Paya Bakong, Matangkuli, mengikuti jejak ratusan warga lainnya yang lebih dahulu mengungsi begitu melihat truk aparat keamanan memasuki kawasan mereka sekitar pukul 14.00 WIB. Pengungsian itu menderas karena beberapa saat sebelumnya sejumlah rumah penduduk dirusak dan sekitar 28 ruko hangus terbakar. Sejauh ini masih simpang siur soal pelaku pembakaran ruko itu. Masyarakat menuding aparat sebagai pelaku. Sementara Dandim mengatakan, pihaknya mendapatkan bukti bahwa itu dilakukan GAM karena kabel peledak bom rakitan yang berhasil disita berada dan paralel dengan salah satu ruko yang terbakar. Secara kronologis Dandim memaparkan, sebelum aksi itu berkecamuk, satu peleton plus pasukan TNI -- sekitar 30 personel -- meluncur ke Desa Blang Pante, Matangkuli, karena di kawasan tersebut, dilaporkan masyarakat, telah dijadikan lokasi latihan militer bagi para gerilyawan GAM. Lokasi itu, dijelaskan Dandim, berhasil digerebek pasukannya. Namun, para gerilyawan GAM berhasil melarikan diri dari tempat latihan yang luasnya 80 x 120 meter di kawasan saluran Irigasi Alue Ubai, sekitar 24 km dari Matangkuli. Dari lokasi latihan GAM itu, dikatakan Dandim, pasukan berhasil menyita satu unit Taft Hiline warna hijau tua nomor plat polisi B 1244 CG yang di dalamnya berisikan satu unit bom molotov, satu aki plus wayer sepanjang 25 meter, dua kotak mercon, satu pucuk senjata api laras panjang rakitan, satu pucuk pistol rakitan, dan satu magazine M-16, serta dua kopel rem. *** _______________ TNI Watch! merupakan terbitan yang dimaksudkan untuk mengawasi perilaku TNI, dari soal mutasi di lingkungan TNI, profil dan catatan perjalanan ketentaraan para perwiranya pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan, politik TNI, senjata yang digunakan dan sebagainya. Tujuannya agar khalayak bisa mengetahuinya dan ikut mengawasi bersama-sama. ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html