Precedence: bulk MAYJEN AGUS VS MAYJEN SUDRAJAT JAKARTA, (TNI Watch!, 17/12/99). Saling serang secara terbuka terjadi di tubuh TNI Angkatan Darat. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang tidak pernah terjadi sejak Jendral Soeharto berkuasa. Pangdam Wirabuana Mayjen TNI Agus Wirahadikusumah mengkiritik keras pernyataan Pangkostrad Letjen TNI Djadja Suparman yang membela para seniornya Jendral TNI Wiranto dan kawan-kawan yang akan dibawa ke pengadilan soal kasus Timor Timur. Djaja mengatakan, jika para jendral diseret ke pengadilan, para prajurit akan marah. Agus mengkritik Djaja dan mengatakan anggota TNI bukan hulubalang penguasa atau jendral yang berkuasa. Namun, Agus yang tergabung dalam Tim Reformasi TNI pimpinan Letjen TNI Susilo Bambang Yudhoyono, balik diserang Mayjen TNI Sudrajat, Kapuspen TNI. Sudrajat yang sekubu dengan Wiranto mengatakan Agus melakukan pelanggaran kode etik perwira. Sebagai Ketua Tim Reformasi TNI, Agus melontarkan gagasannya tentang perlu dihapuskan Kodam, Babinsa, dan lain-lain. "Memang Agus memiliki kemampuan intelektual dan daya analisa yang tinggi. Dia melakukan percobaan terhadap struktur organisasi dan kekuatan TNI sesuai dengan kebutuhan yang ada di luar lembaga," ujar Sudrajat. Menurut Sudrajat, Agus sudah dinilai melanggar ketentuan-ketentuan etika organisasi militer. Dia melakukan percobaan di luar organisasi. "Karena ketika menyampaikan gagasan itu di lembaga, dia memang tidak mendapat dukungan," ujarnya. Menurut Sudrajat, apa yang disampaikan Agus memang merupakan pencerahan pemikiran, tapi masyarakat jangan melihat pemikiran Agus itu sebagai yang terbaik. Kebijakan lembaga TNI tidak dihasilkan, dilakukan dan dilaksanakan oleh satu orang, tetapi merupakan produk dari lembaga, betapapun itu salah atau benar, katanya. Agus diakui pandai menyampaikan opini. "Dalam tataran opini bisa saja ia 'the best', tapi di lapangan belum tentu," lanjut Sudrajat. Sekali pun dianggap melanggar etika perwira, Kapuspen tidak memerinci tindakan yang akan diambil Mabes TNI terhadap Mayjen Agus. Namun, Agus memperoleh dukungan dari Panglima TNI Laksamana Widodo AS yang kebetulan dari TNI AL. Menurut Widodo, munculnya pernyataan Pangdam Wirabuana itu menunjukkan keterbukaan di TNI. Upaya Agus dan kelompoknya untuk memperbaiki TNI AD, tampaknya memang akan mendapat hambatan dari para jendral yang masih menempatkan wacana kekuasaan teritorial sebagai basis kekuasaan Angkatan Darat. Contohnya, ketika Agus mengusulkan kodam hanya enam saja, Sudrajad mewakili para jendral yang haus kekuasaan tadi, mengusulkan pemekaran Kodam menjadi 17. *** _______________ TNI Watch! merupakan terbitan yang dimaksudkan untuk mengawasi perilaku TNI, dari soal mutasi di lingkungan TNI, profil dan catatan perjalanan ketentaraan para perwiranya pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan, politik TNI, senjata yang digunakan dan sebagainya. Tujuannya agar khalayak bisa mengetahuinya dan ikut mengawasi bersama-sama. ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html