Precedence: bulk


EGGY SETUJU PEMBAKARAN, BANSER SIAP HADAPI

        JAKARTA. (SiaR, 23/12/99). Eggy Sudjana menyetujui tindakan
pembakaran dan penyerbuan Sekolah Tinggi Teologia Doulos di Cipayung
Jakarta. Ia berkilah tindakan itu sudah sangat Islami. Sementara itu KH
Abdul Wahid Aziz Bisri (Gus Wahid) Ketua PWNU DKI Jakarta berang dan
mengutuk tindakan itu.

        Eggy Sudjana, Ketua Persaudaraan Pekerja Muslim, seperti dikutip
tabloid Bangkit, mengatakan tindakan penyerbuan dan pembakaran kompleks
Yayasan Doulos sudah sangat Islami. Saat ditanya apa motifnya, ia berujar
"Tidak menjadi persoalan kalaupun punya motif, kalaupun punya target
tertentu, masalahnya apa?" Saat ditanya apakah tidak ada cara lain yang
lebih Islami selain membakar atau merusak? "Anda harus membuka Al Qur'an,"
tambahnya. 

        Menurut Eggy, jika sudah berdasar kepada tauhid, Anda harus siap
konflik. Sebab itu dasarnya: Laillaha IlAllah, tidak ada Tuhan selain
Alllah. "Tidak ada yang dipentingkan selain Allah. Jadi segala sesuatu yang
bertentangan dengan kepentingan Allah ya harus dibasmi," tambahnya.

        Pendapat itu ditentang keras oleh KH Abdul Wahid Aziz Bisri (Gus
Wahid). Ia berpendapat gerakan-gerakan yang diyakini sebagai suatu kewajiban
terhadap agamanya, padahal hal itu menunjukkan betapa dangkalnya mereka
memahami masalah agama. "Mereka terlalu berlebihan, maka saya ingin katakan
peran Imam selaku tokoh sangat menentukan. Akibatnya apa yang diajarkan
tokoh mereka telan tanpa reserve," tegas anggota DPR dari fraksi PKB ini.

        Ia, Gus Wahid akan menyiapkan Banser dan Pagar Nusa untuk
mengantisipasi hal seperti itu. "Kami tidak memperkirakan bahwa mereka akan
berbuat senekat dan sebiadab itu. Biadab karena pelakunya tega menganiaya
orang hingga memenggal kepala orang," ujarnya. Menurut Gus Wahid, mereka
yang melakukan ini telah dididik untuk berbuat tega, berlaku mendalami
permasalahan, melakukan pembantaian secara sistematis dan gerakannya begitu
cepat sehingga susah dipantau siapa pelakunya. 

        Berawal dari sinyalemen itu maka PWNU DKI Jakarta tersentuh hatinya
untuk melindungi masyarakat dari kegiatan anarkhi."Saya kira perlu
dilindungi. Bukan melindungi kemaksiatan, tapi melindungi warga dari
tindakan anarkhi dalam bentuk apapun," jelas Gus Wahid. 

        Ternyata niat itu didukung oleh Effendy Choirie, anggota Komisi I
DPR RI dari FPKB. "Saya kira Banser tidak boleh begitu saja membela kelompok
yang mengatas namakan Islam, karna belum tentu Islami. Tapi jika membela
yang lemah itu otomatis Islami. Membela kemausiaaan itu juga sangat Islami,"
tegas Effendy. 

        Justru Ia menduga, gerakan semacam itu dilakukan oleh mereka yang
hanya menjadikan Islam sebagai alat, dengan pemahaman yang terbatas,
tegasnya. Pihaknya setuju dengan mereka yang memperjuangkan nilai nilai
Islam, tapi harus menggunakan cara cara yng juga islami. "Jangan ngawur, hal
itu bertentangan dengan Islam. Begitu juga dengan Anshor, Banser, kalau mau
membela dan seharusnya mau membela yang telah jadi sasaran tindakan seperti
itu konteksnya adalah membela kebenaran, kemanusiaan," pintanya.

        Lantas bagaimana dengan Eggy Sudjana, tokoh yang pernah dituding Gus
Dur sebagai provokator dengan inisial "ES" ini apakah ia selalu tegas dan
selalu lurus. Ternyata hasil investigasi SiaR, Eggy ini memang tipikal tokoh
yang menarik. Ia ternyata pernah menjilat dan meminta biaya hidup serta
beasiswa hingga selesai study S-3 soal Hukum Lingkungan dari konglomerat
Katolik, Jacob Oetama. Lewat pemilik Kompas Group ini Eggy bisa
menyelesaikan studi doktornya. Dan bersamaaan dengan lawatan Presiden Gus
Dur ke Singapura November lalu, SiaR memperoleh informasi bahwa Eggy
melakukan lobi ke konglomerat Indonesia keturunan Tionghoa untuk memberikan
"jatah preman" pada kelompok tertentu agar bisnisnya selamat dari tudingan
"tempat maksiat".       

        Perlu dicatat anggota Banser di Jakarta total berjumlah 7000 hingga 8000
orang dan tersebar diberbagai wilayah. Itu pun belum termasuk Pagar Nusa,
organisasi pesilat NU yang dikenal dengan sebutan "Ninja Putih NU". Apakah
Eggy siap menghadapi mereka? Menurut kabar, konon barisan Pagar Nusa ini
bergerak seperti siluman dan tidak menggunakan seragam seperti Banser, alias
berpakaian sipil. Bahkan saat kejadian Semanggi I, November 1998 lalu,
satgas aksi mahasiswa dibuat "bingung" karena di tengah tembakan aparat, Gus
Maksum dan barisan Pagar Nusa banyak menolong korban dari depan kampus Atma
Jaya tanpa satupun peluru menyentuh mereka. ***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke