Precedence: bulk Bank Niaga tidak jujur menjelaskan soal "Y2K" … Surat Pembaca di detikcom Online tertanggal 4/1/00 memuat pernyataan dari Sdri. Dina Sutadi, Sr. Mgr (Corporate Communicationn Div. Head Bank Niaga) yang intinya keberatan atas pernyataan saya dalam "Kasus Rekening Tidak Dapat Diakses" yang telah dialami oleh ATM Bank Niaga pada Pergantian Tahun 1999-2000, dimana peristiwa ini telah sempat disiarkan secara langsung oleh SCTV (Sabtu dinihari, 1/1/00 ± pukul 00.17 s.d 00.23 WIB). Saya pribadi menyatakan terimakasih Bank Niaga telah merespon kasus tersebut, akan tetapi penjelasan dari Sdri. Dina justru membuat saya tersenyum, sebab tidak menjelaskan hal sebenarnya (baca : tidak jujur) dan terkesan saudari menutup-nutupi apa yang telah terjadi pada malam tersebut. Pada penjelasan ditulis point (1) "Nasabah kami seharusnya menekan tombol tertentu, tetapi nasabah tersebut melakukan kesalahan dengan menekan tombol yang lain" dan point (3) "Nasabah kami menyadari kesalahan dan selanjutnya mengulangi proses dengan menekan tombol yang sesuai". Untuk ini tanggapan balik saya adalah sbb : 1. Pertama, Saya tidak sependapat (baca : tidak percaya) akan penjelasan ini, sebab untuk melakukan Uji Coba yang disiarkan secara langsung tersebut, tentunya "Nasabah" yang dipilih bukan-lah Nasabah biasa, sebab kalau memang benar demikian yang terjadi, Bank Niaga telah melakukan resiko yang sangat berbahaya untuk sebuah Siaran langsung yang lebih bersifat 'Pariwara / Profil Niaga' di SCTV tersebut. Dalam hal ini saya berpendapat --meski ia memang mungkin nasabah Bank Niaga juga-- tetapi "nasabah" tersebut adalah seorang Karyawati atau setidak-tidaknya memiliki 'hubungan istimewa' dengan Bank Niaga. Kalau tidak, rasanya sulit dipercaya seorang Nasabah biasa di pergantian tahun kemarin justru memilih ber-tahun baru di Command Centre Bank Niaga tersebut. Apalagi setelah ia sukses, "rekan-rekan"-nya (yang notabene adalah pasti Karyawan Bank Niaga) menyambut gembira dengan melakukan 'toast' disamping Mesin ATM tersebut. Jadi, seandainya ia benar seorang karyawati Bank Niaga, maka akan sangat lucu sekali apabila melakukuan kesalahan yang sangat elementer terhadap Mesin ATM Bank-nya sendiri. 2. Kedua, jangan-lah berbohong dengan menyatakan "menekan tombol yang lain". Karena setelah "Nasabah" tersebut memasukkan PIN dan memilih fungsi apa yang diinginkannya (ada 2 kali, pertama ia langsung memilih "Penarikan 100.000,-" dan yang kedua ia memilih dengan mengisi secara manual jumlah nominal uangnya, juga 100.000,- dan --ini penting dicatat-- : keduanya gagal, kemudian muncul tulisan "Maaf Rekening Tidak dapat diakses tersebut") Ia tidak melakukan apa-apa, apalagi "menekan tombol yang lain" seperti yang saudari tulis. Saya sebenarnya justru menyayangkan tindakan Kamerawan SCTV yang terus 'mengalihkan perhatian' terhadap Layar ATM yang telah dua kali gagal tersebut, karena gambar berikutnya tiba-tiba justru langsung kepada posisi Uang sudah keluar (?). Untuk lebih menjelaskan peristiwa yang sebenarnya secara jujur, ada baiknya saudari melihat kembali secara seksama Rekaman Peristiwa 'Gagalnya dua kali ATM Bank Niaga pada Siaran langsung SCTV di pergantian tahun' tersebut, karena dari rekaman dapat menjadi Bukti pertistiwa yang sesungguhnya. Namun jika saudari atau Bank Niaga tidak memilikinya, silahkan datang ke Yogya :-), karena memang saya telah merekam semua peristiwa di TV pada saat pergantian tahun kemarin, yang membuktikan betapa concernnya terhadap permasalahan Y2K ini, dalam hal ini --tentu saja-- termasuk Rekaman 'gagalnya mesin ATM Bank Niaga 2 kali' yang berdurasi 5 menit 08 detik tersebut, mulai dari saat penyiar SCTV Indri Yulistiani mereportasekannya, 'Kasus Sempat Dua kali Gagalnya ATM' diatas, hingga kepada wawancara dengan Bp Rudi Chapelle (Dirut Bank Niaga) yang --IMHO-- lebih bersifat promosi Bank Niaga terhadap layanan 'One Call or One Click" tersebut. Saya sebenarnya tidak berminat berpolemik terhadap hal ini (apalagi didukung dengan Bukti Rekaman diatas) namun oleh karena saya belum mendapatkan penjelasan secara teknis yang dapat dipercaya (baca : tidak merasa 'dibohongi') seperti yang saudari tulis kemarin, maka 'Kasus' di Bank Niaga tersebut tetap saya catat sebagai salahsatu kasus Y2K yang terjadi di Indonesia, selain kasus-kasus lainnya, seperti di Bank Indonesia, Pengisian Pulsa SIMPati, dsb. Sekalilagi peristiwa ini malahan menambah bukti bahwa 'Rekaman Audio-Visual' dapat membantu menjelaskan secara obyektif dan lebih jujur terhadap suatu permasalahan atau kasus yang belum jelas sebelumnya (Ingat : Rekaman Telepon Habibie-Andi Ghalib yang diteruskan dengan "Pengakuan Ghalib" di Debat Terbuka SCTV, kemudian Rekaman "VW Safari yang menubruk Aparat" saat Sidang Istimewa, dsb). Sekian dan terimakasih, Mohon diingat bahwa yang diperlukan oleh Bangsa Indonesia untuk bangun dari krisisnya dewasa ini adalah Kejujuran ... RM Roy Suryo <[EMAIL PROTECTED]> - Hp 0811-2828-11 Pemerhati Teknologi Informasi & Komunikasi dari UGM ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html