Precedence: bulk JJ. KUSNI: TIGA SUNGAI 1. SEI ULAR sei ular membelah medan bening airnya amis darah bangkai-bangkai hanyut ke muara menggelombang sungai ikan-ikan menyambar permukaan rebutan menyambar bangkai komunis di sei ular mereka dilempar 1965 1966 di tahun-tahun itu komunis dan soekarnois kanak-kanak tak paham apa juga bayi di kandungan dari rumah-rumah dari kampung-kampung mereka diburu ditembak dipenggal dan digorok kerna komunis adalah pendosa kerna komunis bukan lagi warga kerna komunis bukan lagi anak manusia dendam fanatisme menusuk mereka jadi sate sate komunis orang bilang sei ular lembah dan gua kuburan alami anaknya sendiri kepala jadi bola mainan di jalan-jalan medan demikianpun kemanusiaan ditembak dan digorok manusia membunuh diri sendiri meracuni udara menikam hidup tuhan dan dewa masuk penjara dijaga ditodong abri 2. SUNGAI BRANTAS brantas sungai brantas benteng perlawanan merebut merdeka membela erpublik menggelegak arusnya di antara batu-batu apakah brantas marah brantas yang panas brantas yang terhina kerna kudian jadi kuburan komunis soekarnois bocah dan bayi anak-cucu sendiri?! nelayan berhenti melaut perahu-perahu ditambat nelayan tak lagi menjala ikan tertangkap menyimpan jemari anak-anak brantas dibunuh mengapung ke hilir tersangkut batu-batu amis air amis bangkai merambat tebing menyusup jendela hingga ke ranjang alam sungai udara dihina tentara fanatisme mengobar dendam 3. KAPUAS BOHANG coba tanyai kapuas kapuas bohang membelah pontianak coba selami lubuknya lubuk itupun penuh tengkorak mereka yang memberontak menolak jadi budak menolak orba emoh mengganti tuhan dan dewa dengan tentara perlawanan dan pembunuhan tertulis tercatat masih di lubuk sungai di lubuk kalbu dituturkan ke anak-cucu bagai legenda jika kau lihat ada cahaya jika kau tangkap ada sinar pada matahari pada bulan cahaya dan sinar itu adalah cahaya dan sinar mimpi selalu menyala adalah harapan adalah kerinduan penduduk terpuruk tak pernah menyerah membela mencintai hidup kampung halaman datanglah ke gunung datanglah ke hutan datanglah ke tebing-tebing datanglah ke hulu-hulu pada deru angin pada gemuruh riam kau dengar tentu kau segalanya mereka dinyanyikan kau hirup wanginya di antara harum hutan kau dengar langkah mereka kendati tanpa terompah mencari bertarung dan terus melangkah artinya tentara dan kejahilan takkan kuasa membunuh mimpi mengudap harapan 4. MERENUNGI SUNGAI sei ular sungai brantas sungai kapuas hutan dan gunung gua-gua dan ngarai-ngarai adalah lambang kehidupan tak terbunuh kendati sejenak angin menabur amis udara busuk bau bangkai maka kitapun maka kitapun apalagi kau, sayang dewasa di antara maut di tengah laras senapang tak gampang-gampang menangis apalagi menyerah melepaskan cinta! duka bantingan airmata dan ancaman penyang pambelum jimat hidup orang katingan bilang Perjalanan, 2000 ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html