Pak Oong Yang Ganteng :)
dalam tulisan saya Itu ada lambang Kurung buka () hanya sebagai contoh saja 
saya ambil kontek dalam agama islam, (agar tidak terjadi sara dan apalagi 
mencomohkan agama/kepercayaan  lain) kalau saya ambil contoh "semua agama" maka 
hasilnya jadi sara, bukan gitu pak?. karena setiap agama punya pedoman 
masing-masing. membicarakan aspek spiritual memang identik dengan suatu 
keyakinan/agama. 


--Anak Ikan--




  ----- Original Message ----- 
  From: O'ong Maryono 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, March 16, 2007 8:44 AM
  Subject: Re: [silatindonesia] Re: new member (sarana silat )


  Yang terhormat

  Setiap orang berhak memilih jalan hidupnya, kenapa
  anda mencemohkan orang lain dan merujuk semuanya dalam
  sariat Islam, tidak semua praktisi pencak dan silat
  itu Islam.
  Itu namanya bukan tujuan untuk pelestarian pencak dan
  silat.
  Bukannya perbedaan itu menambah kekayaan budaya
  Nusantara.
  Contoh Perguruan terbesar Bakti Negara di Bali
  bermotto "Pencak silat beladiriku dan HIndu agamaku" 

  Anda mau menolak kenyataan ini.
  Kenapa kita tidak bisa duduk berdampingan dan hidup
  harmonis, dari pada saling mencurigai...
  Maaf saya punya murid di 22 propensi di Thailand yang
  agamanya Budha dan Islam, mereka hidup berdampingan
  dlm Keluarga Besar Pencak Silat Nusantara.

  Wassalam

  O'ong maryono 

  --- Anak Laut <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  > Saya Mau tambahin lagi bahwa tanpa kesadaran
  > spritual, kadang pesilat lupa diri ingin
  > sesakti-saktinya dengan jalan yang kurang masuk
  > akal, ( saya tidak membicarakan beladiri lain, hanya
  > silat) coba perhatikan laku mereka yang mau
  > cepet-cepet sakti, mandi kembang, baca doa yang
  > nggak jelas apa maksud dan tujuannya dan kepada
  > siapa doa itu di tujukan. dan yang semakin
  > angker-nya kadang-kadang di tambahin dengan laku
  > yang semakin aneh dengan pantangan dan syarat puasa
  > segala yang menurut agama (contohnya Islam) tidaka
  > ada kewajiban apalagi sunnahnya. maka hal-hal
  > seperti ini menandakan kekuatan Imannya lemah ( kuat
  > dan lemahnya Iman seseorang hanya Tuhanlah Yang
  > tahu) tapi dari sini jelas terlihat hanya ada hawa
  > nafsu yang aktif mengarahkan menusia agar menjadi
  > sakti, bodo amat dengan jalan benar apa salah. 
  > 
  > "Jujur saja perbuatan ini, sekali lagi hanya tuhan
  > saja yang tahu", manusia hanya bisa menilai dengan
  > apa yang menjadi pedoman hidupnya, apakah ingin
  > menjadi sakti, apakah ingin hidup lebih damai dengan
  > rasa kecintaanya pada Tuhannya. apapun yang kita
  > perbuat ujung-ujungnya adalah kasih dan kuasanya
  > Tuhan, tidak ada yang lain dan tidak perlu yang lain
  > apalagi mahluk yang hanya sederajat.
  > 
  > Begitu pentingkan unsur spritual dalam olahraga
  > beladiri, sangat penting agar dihati ini tumbuh
  > kecintaan bukan lagi rasa ingin membunuh,
  > membeladiri memang penting akan tetapi keselamatan
  > diri lebih penting. sehingga berhati-hatilah belajar
  > silat kalau tidak tahu Ilmunya. 
  > 
  > Maaf kalau sedikit menyinggung aliran-aliran lain.
  > tidak ada maksud negatif loh.
  > 
  > 
  > 
  > ----- Original Message ----- 
  > From: Alda Amtha 
  > To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  > Sent: Thursday, March 15, 2007 6:45 PM
  > Subject: [silatindonesia] Re: new member (sarana
  > silat )
  > 
  > 
  > penjelasan mas Dasaman top banget...... ane
  > sependapat nih.....(biasa,
  > kalo ilmu belon sampe, kita gayanya dukung
  > mendukung aja dah dulu....)
  > 
  > --- In silatindonesia@yahoogroups.com,
  > "dasaman_allaria"
  > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > >
  > > --- In silatindonesia@yahoogroups.com, 
  > > "devil_buddy" <devil_buddy@> wrote:
  > > > jadi bagaimana agar beladiri bisa di eksplore
  > tanpe terikat 
  > > filosofi 
  > > > spiritual, jikapun pake filosofi maka
  > filosofinya adalah bagaimana 
  > > > caranya agar bisa membela diri dgn teknik,
  > trik, mental dll tanpa 
  > > > harus ada upacara ritual, atau pemahaman
  > filosofis dari setiap 
  > > > gerakannya, jadi gerakan itu diekplore agar
  > berguna dan bukan utk 
  > > > menjelaskan suatu pemahaman spiritual
  > > >
  > > Di sini mungkinlah bedanya antara beladiri
  > "self-defense" dan 
  > > beladiri "martial art."
  > > 
  > > Begitu kita ngomong beladiri sebagai jalan
  > hidup, IMO itu namanya 
  > > "martial art."
  > > 
  > > Kalau hanya sekedar teknik untuk membela diri,
  > tanpa masalah filosofi 
  > > spiritual, itu IMO lebih ke "self-defence."
  > > 
  > > Kalau beladiri sebagai ajang pembuktian diri...
  > bisa jadi itu namanya 
  > > "martial sport." (Lho, ada kategori lain lagi?)
  > > 
  > > Untuk self-defense sendiri, gak perlu yang
  > namanya spiritual, teknik 
  > > kelit, elak, pukul, grappling, seringkali yang
  > dibutuhkan hanyalah 
  > > "keawasan" agar tidak jatuh dalam kondisi harus
  > pakai beladiri dan 
  > > bila sudah kepepet... "KEBUASAN."
  > > 
  > > Makanya bila diperhatikan di dunia barat,
  > pelatihan beladiri yang 
  > > murni bertujuan "self-defense" sangat menekankan
  > aspek "keawasan" dan 
  > > "KEBUASAN" ini.
  > > 
  > > Masalah jurus, teknik, dsb? Mungkin baik pesilat
  > maupun MMA bakal 
  > > bilang kayak anak bayi yang gak tahu apa2.
  > >
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > [Non-text portions of this message have been
  > removed]
  > 
  > 

  O'ong Maryono
  73 Soi Thonglor 19, Khlongtan-Nua, Wattana, 
  Bangkok 10110 
  Thailand.
  Mobile Phone: +6641058853 

  E-mail:[EMAIL PROTECTED]
  www.kpsnusantara.com


   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke