saya mah kagak kang....kan namanya aja anak-anak...jamaklah....
   
  peace wae lah...

O'ong Maryono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          salam pencak silat

juragan pendekar jangan emosi dong ?????

ciao

o'ong

--- iwan setiawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Salam semua....
> 
> Saya adalah orang yang amat menyukai
> beladiri...saya juga pernah belajar Thifan Po Khan
> di lanar Dayeuh Luhur...sekitar tahun 1990-1991.
> Saya adalah seorang pesilat, namun belajar bela diri
> saya terbuka belajar pada siapapun karena merasa
> masih perlu diajari... 
> 
> Sepertinya kalo "kesombongan" akan perguruan gak
> cuma milik Thifan....kita juga gitu. Tapi seperti
> halnya pohon bambu, makin bawah batangnya makin
> keras...dan makin tinggi itu pohon akan semakin
> lentur, begitu juga orang berilmu...makin tinggi dia
> akan semakin fleksibel dan makin mengakui bahwa
> makin banyak ia belajar akhirnya makin banyak dia
> mengerti bahwa dirinya semakin banyak yang tak dia
> tahu....
> 
> Pada tingkatan tertinggi ilmu bela adalah
> kesederhanaan bentuk, baik serangan maupun
> antisipasi....seperti halnya salto....(tak lagi
> diajarkan sekalipun pada murid Shaolin)...bila sudah
> tinggi ilmunya...menghindar tak lagi harus bersalto
> untuk para pendekar beladiri tapi cukup hanya
> menggerakkan sedikit badan untuk menghindari
> serangan....
> 
> Kalo dilihat berdasarkan akidah....sekalipun
> Thifan kalo jumawa, sombong, adigung adiguna....dan
> selalu merasa dia yang bener sendiri (kasian...deh
> benernya sendiri) itulah yang sebener-benernya gak
> ngarti akidah....karena agama tak mengajarkan hal
> seperti itu.
> Karena kesombongan, kepongahan, terlalu yakin yang
> berlebihan adalah bentuk kompleks yang menggerogoti
> keampuhan semua seni beladiri....
> 
> Thifan juga asalnya dari bagian dari Shaolin. Nah,
> kalo mau jujur maka tak boleh itu dipake...karena
> kalo akarnya dari Budha maka buahnya....tak boleh
> dong dipakai...tapi karena ini bukan masalah yang
> syar'i maka diperbolehkan asalkan dihilangkan yang
> yang bertentangannya...Rasul sendiri tak pernah
> bilang musti masuk thifan kok...
> 
> Cuma Beliau bersabda bahwa muslim yang kuat lebih
> disukai daripada muslim yang lemah...di hadits juga
> cuma disebutkan..."ajarilah anak-anakmu berenang,
> berkuda dan memanah...Rasul itu jago gulat bukan
> silat atau Thifan...karena di Arab, beladiri itulah
> yang dulu berkembang disana. jadi kalo belajar
> karate, silat, kempo emang kenapa? Gak ada tuh
> larangannya. Malah penyebar Islam di Jawa bukan
> belajar Thifan... silat kok...trus apa para beliau
> itu gak ngarti akidah? 
> 
> Emang ada jaminan kalo masuk Thifan bakalan masuk
> surga?....kalo begitu emangnya surga itu "kontrakan"
> punya ente? Dulu sewaktu masuk Thifan, saya mau
> karena orangnya itu baik dan tak sombong, jadi kalo
> ada orang Thifan sombong saya juga rada kesel......
> saya rasa orang yang sombong itu biasanya tong
> kosong... 
> 
> Eh mengenai belajar bela diri...kalo ada yang kuat
> dipukul balok...itu bukan bela diri tapi karung
> pasir...alias Sand sack!
> 
> Wassalam
> 
> 
> Wans (gak doyan digebukin)
> 
> 
> Amal Ihsan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Maksudnya Thifan Pokhan? Hehehe...
> 
> Sy kenal beberapa praktisi Thifan. Sebagian memang
> berpandangan sempit dgn 
> beranggapan beladirinya yg paling "shahih". Sy
> pernah berdebat sengit dengan 
> salah seorang diantaranya. Kalau argumentasinya
> sudah terdesak, dia akan 
> membentak sy: "Ente ini gak ngerti akidah!!" 
> 
> Sy sih santai saja, krn sy beranggapan justru krn sy
> ngerti akidah Islam, sy 
> memiliki pandangan yg berbeda. Sy pikir orang2
> seperti ini ada di tiap aliran 
> beladiri, termasuk pencak silat. 
> 
> Masalahnya, kita tdk bisa menyalahkan alirannya. Sy
> tau orang2 silat yg 
> sombong, tinggi hati dan gemar meremehkan orng lain.
> Tp sy lebih banyak kenal 
> orang2 silat yang ramah, rendah hati, senang
> bersilahturahmi dan mengajarkan 
> ilmunya. 
> 
> Sy kenal orang2 Thifan yg picik, tapi sy lebih
> banyak tau orang2 Thifan yg 
> tawadhu, berpikiran terbuka dan senang menambah
> saudara. 
> 
> Sy pernah berdialog dengan orang yg bertahun-tahun
> belajar Thifan yang sudah 
> menguasai daht (tenaga dalam) racun hawa dingin dari
> tangannya. Kawan sy ini 
> menghargai beladiri lain dan justru menganjurkan sy
> belajar pencak silat!!
> 
> Dia lalu menceritakan kisah yang sangat menarik; 
> 
> ==Suatu waktu di bulan puasa, beberapa orang,
> termasuk kawan sy, menunaikan 
> itikaf di suatu masjid di daerah Tebet. Kebetulan
> banyak dari mereka yg hadir 
> adalah praktisi Thifan. Sambil menunggu sahur,
> beberapa diantaranya ngobrol 
> soal beladiri. Seorang diantaranya lantas bercerita
> soal aliran pencak silat 
> yang disebut Gerak Saka. 
> 
> Merasa tertarik, beberapa hadirin lantas meminta
> orang itu untuk memperagakan 
> beberapa jurus Gerak Saka di halaman masjid. Orang
> itu lantas memperagakan 
> beberapa jurus. Begitu melihat jurus yg sederhana
> dan aneh itu, hadirin 
> kontan menertawakannya. 
> 
> Orang itu tidak marah, tetapi justru meminta orang
> yang hadir untuk menjajal 
> ilmunya. Seorang praktisi Thifan maju untuk
> mencobanya. Praktisi Thifan ini 
> sudah belajar Thifan hampir 2 tahun. Lawannya, juga
> sdh hampir 2 th belajar 
> Gerak Saka. Jadi seimbang. 
> 
> Begitu berdiri berhadapan, keduanya saling meminta
> untuk menyerang. Pesilat 
> Gerak Saka itu lantas tiba2 meraih wajah praktisi
> Thifan yang segera mundur 
> sambil melancarkan tendangan. Tangan kiri pesilat
> Gerak menangkis sambil maju 
> dan dua tangannya kembali menyerang. Orang
> terkaget-kaget dengan kecepatan 
> pukulan dan tendangan praktisi Thifan yang tampak
> beruntun datang dari segala 
> arah. Tetapi lawannya melayaninya dengan tenang
> sambil merangsek maju. Bak! 
> buk! bik! sret! Praktisi Thifan tampak keteteran!
> dan...praktisi Thifan itu 
> akhirnya jatuh! Thifan, yang kuat dipukul pake
> balok, yang punya pukulan 
> beracun, kalah oleh silat yang sederhana! 
> 
> Orang2 kaget. Yang bersila langsung berdiri. Yang
> didalam masjid langsung 
> keluar. Yang menjatuhkan mengulurkan tangan. Yang
> jatuh menyambutnya. 
> keduanya berpelukan. Orang2 bertepuk tangan dan
> tertawa. "Yang pasti, kita 
> seperti disadarkan, silat yang sederhana ternyata
> begitu efektif dan ampuh," 
> kata kawan saya. 
> 
> Bertahun-tahun kemudian, sy bertemu dgn Pak Sani dan
> mengkonfirmasi cerita 
> ini. Ternyata praktisi Gerak itu adalah salah
> seorang muridnya yang tergolong 
> lambat dalam belajar. "Kagak bisa2 ane ajarin. Tapi
> orangnye tekun, jadinye 
> lama-lama jadi jago juga die," katanya sambil
> tertawa. 
> 
> Sy tdk mengatakan Gerak Saka lebih hebat dari
> Thifan. Tidak ada satu aliran 
> yang lebih hebat, lebih efektif dari yg lain. Semua
> aliran beladiri sama 
> efektifnya dan sama manfaatnya. Semuanya bergantung
> pada situasi dan kondisi 
> pertarungan serta ketekunan dan tujuan penguasaan
> praktisi yang bersangkutan. 
> 
> Beladiri Islami? Sy punya pendapat sendiri. Lain
> kali kita diskusi soal itu. 
> Udh malem. AC kantor makin dingin.... 
> 
> On 03/22/2007 06:54 pm, Andika Priyandana wrote:
> > Sekedar menambahkan, zaman saya masih kul ada
> salah satu teman saya cewek
> > sempat memutuskan tidak mau mengikuti latihan
> silat lagi karena saat
> > mengikuti suatu kegiatan agama "........."(sengaja
> tidak saya sebutkan
> > namanya, tetapi teman2 pasti tahu. Intinya
> kegiatan ini jika dilakukan bisa
> > mengusir jin/syaiton. Praktiknya biasanya para
> pasien dalam jumlah banyak
> 
=== message truncated ===

O'ong Maryono
73 Soi Thonglor 19, Khlongtan-Nua, Wattana, 
Bangkok 10110 
Thailand.
Mobile Phone: +6641058853 

E-mail:[EMAIL PROTECTED]
www.kpsnusantara.com


         

 
---------------------------------
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to