Wah mas amal...dalem nih pembahasannya...he he he...nanti tulis artikel ya...aku juga lagi nyusun tentang sejarah silat....nanti tak publish di milis dan web ya
Eko Hadi S Corporate Legal & Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 ----- Original Message ----- From: Amal Ihsan To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, April 05, 2007 3:40 PM Subject: [silatindonesia] Sejarah Silat Well, sebenernya sejarah pencak silat masih diliputi misteri. Sdh banyak pendapat, tetapi belum ada yang dominan. Masing-masing memiliki argumen dan bukti serta pendukungnya (dari kalangan cendekiawan, antropolog, arkeolog, sejarahwan dan praktisi silat) sendiri-sendiri. Secara umum, menurut Dr. Ian Wilson dari Murdoch University di Australia dalam thesisnya soal silat, ada tiga klasifikasi besar dalam memandang sejarah pencak silat. Pertama, yang memandang silat sebagai produk interaksi antara manusia dan alam sekitarnya. Pengamatan dilakukan terhadap gerakan hewan dan elemen alam lainnya; menyaksikan perkelahian antar harimau, monyet yang bergelantungan, elang yang menerkam mangsanya, air sungai yang mengalir yang mengikis batu, angin yang berhembus yang merobohkan pepohonan dan seterusnya, dikembangkan menjadi sistem beladiri. Manusia Indonesia belajar dari lingkungannya tempatnya tinggal dan mengaplikasikannya menjadi unsur gerak yang terkondisi. Kedua, yang berpendapat silat adalah hasil hubungan vertikal antara manusia dan dunia spiritual. Manusia mencari solusi atas masalah-masalah duniawi dari alam spiritual dan menemukan jawabannya dari ilham yang diberikan sang pencipta (divine inspiration) ataupun bisikan roh nenek moyang, pengetahuan yang didapat dari jin atau makhluk halus lainnya. Ketiga, yang berpandangan bahwa silat adalah pusaka keluarga dan kelas sosial atas. Di masyarakat tradisonal di Jawa, kemampuan beladiri atau olah kanuragan adalah bentuk modal politik dan sosial dari kaum bangsawan. Kemampuan beladiri atau kesaktian di masyakat tradisional Indonesia adalah pondasi bagi kekuasan politik. Kesaktian juga menjadi simbol mandat spiritual dari sang pencipta. Intinya, kesaktian menjadi nilai utama dalam masyarakat dimana kekerasan, pertumpahan darah, perang dan kerusuhan sosial kerap terjadi, dan hanya kelompok tertentu dalam masyarakat yang memilikinya. Keempat, yang menganggap silat adalah hasil akulturasi dari budaya atau sistem beladiri yang ada di wilayah lain terutama Cina. Ada perbedaan kapan dan sampai sejauh mana pengaruh beladiri Cina terhadap silat. Donn Draeger, misalnya menggarisbawahi peranan Kerajaan Pertama di Indonesia, Sriwijaya yang banyak menarik biarawan budha dari India, Cina dan Sri Lanka untuk belajar ke Nalanda. Tetapi Ian Wilson lebih melihat pengaruhnya dari imigran Cina yang datang pada abad ke 18, dengan merujuk bukti pada perguruan2 yg mah ada sampe sekarang yang kental unsur cinanya seperti Penca Makao atau Beksi Saya? Sy percaya semua pendapat itu ada benarnya :) Amal On 04/04/2007 08:57 pm, agustiya herdwiyanto wrote: > salam silat > untuk temen2 pecinta silat > begitu saya mebaca artikel dari mas eko hadi ini > saya jadi bertanya bisa gak ya kira-kira kalau silat ini kita runtutkan > sejarahnya? terus terang saya memang kurang begitu paham sejarah / asal > usul gerakan silat, dan sangat ingin tahu, apakah silat2 di indonesia ini > dibagi-bagi dalam berbagai aliran (madzhab)2 tertentu? apakah mungkin > justru silat yang mempengaruhi beladiri luar indonesia? hehe sgini dulu > maklum pemula...(mohon masukan dan koreksinya) > salam silat > agustiya. > > Eko Hadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Dh, Rekan2 Sahabat Silat...disini kami sampaikan Falsafah dan sejarah salah > satu seni beladiri yang cukup tua dari Jepang...sebagai tambahan > pengetahuan dan bahan diskusi.....dikaitkan dengan silat tradisional > Indonesia....data2 dan informasi ini kami kutip dari websitenya PERKEMI > (Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia) Akibat Perang Boxer > Shorinji kempo sendiri mengalami perkembangan pesat di daratan Cina. > Pengikutnya semakin banyak dan pengaruhnya semakin besar dalam masyarakat > Cina. Di tahun 1900 - 1901, di Cina meletus perlawanan rakyat menentang > masuknya Kolonialisme Barat. Pemberontakan di awal abad ke 20 itu akhirnya > menjadi gerakan nasional yang disokong Ratu Tze Shi, yang juga ingin > membersihkan tanah airnya dari penjajahan Barat. > > Kolonalisme Barat akhirnya dapat mematahkan perlawanan rakyat Cina dengan > menggunakan peralatan perang mutakhir. Sementara rakyat Cina kebanyakan > hanya melawan dengan mengandalkan tangan dan kaki saja. perang yang menelan > jutaan korban itu terkenal dengan sebutan "Perang Boxer". Penjajah mengejar > dan membunuh pengikut Dharma Taishi, organisasinya dilarang, kuil-kuil > Shorinji Kempo dirusak, dibakar dan dihancurkan. > > Bikshu-bikshu yang sempat meloloskan diri ke arah timur dan selatan, lalu > mengajarkan aliran Shorinji Kempo kepada pedagang-pedagang dari Okinawan, > Taiwan dan Muangthai. Karena tidak teroganisasinya kesatuan, maka > penyebaran Shorinji Kempo mulai membentuk seni bela diri baru. > > Mereka melarikan diri ke Muangthai dengan hanya menguasai teknik GOHO > (memukul, menendang dan menangkis) mempengaruhi perkembangan bela diri yang > ada di negeri tersebut. Munculah apa disebut Thai Boxing. Ajaran Shorinji > Kempo, terutama teknik GOHO, juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di > Okinawa, Jepang. Maka di Okinawa timbullah seni bela diri yang dinamakan > OKINANAWATE yang kemudian dkenal dengan nama KARATE. > > Mereka yang melarikan diri ke pulau-pulau Jepang lainnya dan menguasai > teknik JUHO (lunak) juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di > daerah-daerah tersebut. Kemudian muncullah seni bela diri JU-JIT-SU, Ju > berarti halus-lenting dan fleksibel. Disamping itu lahir pula seni bela > diri AIKIDO dan JUDO. Setelah menghilang beberapa waktu lamanya, kempo > mulai bangkit kembali setelah perang dunia II, aliran-aliran seni bela diri > lainnya tetap bersumber dari Shorinji Kempo sebagai aliran seni beladiri > yang tertua. > > Perkembangan Kempo Setelah Perang Dunia II > > Shorinji Kempo baru bangkit kembali di Jepang setelah usainya Perang Dunia > II. Dalam waktu yang relatif singkat seni bela diri ini menyebar luas, > bukan saja di Jepang tetapi diseluruh dunia. Seorang pemuda Jepang yang > bernama SHO DOSIN dikirim ke Cina dalam pasukan ekspedisi tentara Jepang ke > Manchuria pada tahun 1928. Tetapi ia tidak sepaham dengan cara-cara > penjajahan Jepang, kemudian melarikan diri dari induk pasukannya dan > mengembara di daratan Cina. > > Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan pendeta Budha dan akhirnya ia > dibawa ke kuil Siaw Liem Sie, yang sudah diperbaiki oleh penerus-penerus > Dharma Taishi. Di kuil ini Sho Dosin mempelajari ilmu Shorinji Kempo > langsung dibawah asuhan Mahaguru (sihang) ke-20 yaitu WEN TAY SUN. Karena > kesetiaannya dan penguasaannya yang sempurna terhadap Shorinji Kempo, maka > Sho Dosin diberi penghargaan tertinggi menjadi Maha Guru ke - 21 dan ia > memperoleh ijin untuk meninggalkan kuil Shorinji untuk meneruskan ajarannya > di daratan Jepang. Tahun 1945, Sho Dosin kembali ke Jepang dan membuka DOJO > (tempat latihan) tersendiri. Ia memilih kota TODATSU, yang terletak di > propinsi Kagawa di pulau Shikoku, yang kemudian terkenal sebagai pusat > Shorinji Kempo. Banyak sekali yang datang ke DOJOnya untuk menjadi murid di > sana, bukan saja dari daerah sekitarnya tetapi juga dari daerah-daerah > lainnya, bahkan dari luar Jepang (terutama mahasiswa asing yang belajar di > Jepang). Sho Dosin menggembleng murid-muridnya dengan disiplin yang keras > seperti yang dialaminya sendiri. Namun di balik penggemlengan fisik dan > mental itu, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap menempatkan seni beladiri > ini sebagia pengayom hati dan jiwa dengan penuh rasa damai dan welas asih > bagi para pengikutnya. > > Sebab itulah lambang organisasi Shorinji Kempo menggunakan lambang agama > Budha, yaitu "Manji", semacam tanda swastika yang berputar ke kiri, yang > berarti "kasih sayang dan kekuatan" yang sesuai dengan doktrin Shorinji. > > Dalam tindakan sehari-hari sering diartikan sebagai berikut : > "Dimana ada kekuatan harus ada kebijaksanaan dan kebijaksanaan harus > disertai kebijaksanaan" Falsafah Shorinji Kempo > Karena seni bela diri kempo waktu itu menjadi sebagian dari latihan bagi > para calon Bikshu, dengan sendirinya ilmu itu harus mempunyai dasar > falsafah yang kuat. Dengan dilandasi agama Budha, yaitu membunuh dan > menyakiti, maka semua KENSHI (pemain Kempo) dilarang menyerang terlebih > dahulu sebelum diserang. Hal ini menjadi doktrin Kempo, bahwa "perangilah > dirimu sendiri sebelum memerangi orang lain". Berdasarkan doktrin ini > mempengaruhi pula susunan beladiri ini, sehingga gerakan teknik selalu > dimulai dengan mengelak/menangkis serangan dahulu, baru kemudian membalas. > Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan serangan > lawan. > > Dharma selalu mengajarkan bahwa disamping dilarang menyerang juga tidak > selalu setiap serangan dibalas dengan kekerasan. Sehingga dalam ilmu Kempo > itu lahirlah apa yang berbentuk mengelak saja. Cukup menekukkan > bagian-bagian badan lawan, kemudian mengunci dan bila terpaksa barulah > dilakukan penghancuran titik-titik lemah lawan, berupa tendangan, sikutan, > pukulan dan sebagainya. Bentuk yang pertama dikenal sebagai JUHO dan yang > berikutnya sebagai GOHO. > > Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik GOHO (keras) dan JUHO (lunak), > artinya tidak dibenarkan apabila hanya mementingkan pukulan dan tendangan > saja dengan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan. > > ada komentar rekan2... > > Eko Hadi S > Corporate Legal & Compliance > PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk > Telp: 021-3916160, Ext.212 > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > --------------------------------- > Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels > in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. > > [Non-text portions of this message have been removed] ---------------------------------------------------------------------------- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.446 / Virus Database: 268.18.26/746 - Release Date: 4/4/2007 1:09 PM [Non-text portions of this message have been removed]