Sorry, ini opini pribadi, jangan dianggap serius ..... bahasanya kacau ... Kalau Mas Ery yg nulis pasti siipp.
Ini tulisan saya beberapa waktu lalu di Blog MMA Indonesia di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/08/artikel-mitos-tenaga-dalam- dan-mistik.html Salam [Artikel] Mitos Tenaga Dalam dan Mistik dalam Seni Beladiri Thursday, August 31, 2006 Sekedar menggaris bawahi tulisan Mas Ery Nugroho dalam "Artikel: Lo Ban Teng Membumikan Mitos", penulis sependapat sepenuhnya. Pengalaman penulis membuktikan itu sepenuhnya. Sedari kecil kita mungkin sudah banyak dicekoki atau disuguhi dengan berbagai mitos mengenai tenaga dalam dan mistik dalam seni beladiri, terlebih dengan maraknya tayangan tersebut baik dalam tayangan layar lebar ataupun televisi. Banyak disuguhkan dalam berbagai tayangan bagaimana tenaga dalam ditunjukkan dengan bentuk menghancurkan benda atau manusia, juga kemampuan lain diluar batas kemampuan manusia nornal seperti terbang, menghilang, dsb. Namun pada kenyataannya penggunaan tenaga dalam tersebut tetap saja mempunyai keterbatasan dan dengan syarat dan kondisi tertentu, misalnya saja kondisi lawan harus dalam keadaan marah, harus kondisi konsentrasi penuh, harus merapal mantra (kalau lupa ??), dsb. Bila boleh penulis kategorikan, tenaga dalam bisa terbagi menjadi 2: 1. Kemapuan tenaga dalam yang diperoleh melalui hasil latihan rutin olah nafas dan konsentrasi serta gerakan tertentu. Ini memerlukan waktu yang cukup lama dan dituntut ketekunan yang tinggi. Bila sudah kemampuan tenaga dalam tersebut sudah diperoleh akan tetap merasuk, namun bisa hilang bila tidak rutin melatih diri. Diantaranya kemampuan ini adalah kemampuan memecahkan benda keras, meringankan tubuh, kebal terhadap senjata tajam dll. Kemampuan tenaga dalam ini sudah banyak dicontohkan oleh penampilan Biksu ataupun murid Shaolin yg sering mengadakan pertunjukan. Juga banyak ditunjukkan oleh demo para pesilat dari PS Betako Merpati Putih. 2. Kemampuan tenaga dalam yang diperoleh melalui laku tertentu seperti menjalan berbagai macam puasa seperti puasa mutih atau makan nasi saja, puasa ngrame (tiap malam teriak2 ........he he he ...), semedi di tempat sepi, dan harus merapal mantra atau doa-doa. Kemampuan tenaga dalam ini bisa diperoleh secara instan, bahkan dalam hitungan detik pun bisa diperoleh. Ada juga yang diistilahkan ilmu "setrum", dimana seseorang guru yg mempunyai ilmu langsung bisa menularkan kepada seseorang hanya dengan memegang saja. Contoh yang nyata diperagakan oleh suatu Batalyon TNI yang memperagakan kemampuan memecahkan benda keras, digilas mobil, meringankan tubuh, dll setelah sebelumnya di "setrum" oleh guru suatu perguruan Pencak Silat terkenal di Jakarta. Kemampuan tanaga dalam melalui ke-2 metoda di atas tentu saja ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk metoda 1 tentu saja dalam mengerahkan tenaga dalam harus dengan konsentrasi tinggi. Hal ini mustahil dilakukan dalam pertarungan yang mendadak, dan musuh menyerang bertubi-tubi sehingga buyar konsentrasi. Sehingga tetap saja yang keluar adalah tenaga normal manusia hasil latihan fisik yang tentu saja masih lebih kuat di atas manusia rata-rata. Untuk metoda no-2 banyak mengandung kelemahan, bila diserang mendadak tentu tidak akan sempat merapal doa, dan bila rapalan doa nya lupa .........??? Penulis ada pengalaman mengenai kemampuan tenaga dalam yang No. 2, dimana ada kawan penulis ketika di "setrum" oleh seorang guru memperagakan kemampuannya dalam memecahkan benda keras, mengangkat benda berat, meringankan tubuh (ketika tubuhnya diangkat seringan kapas). Kemampuan ini diperoleh setelah membayar mahar tertentu dan dengan disertai jimat berupa cincin yang sudah di "isi". Namun penulis jadi tertawa terbahak-bahak ketika dicoba dirumah memecahkan batu-bata, bukannya batu-bata yg pecah, tangannya jadi bengkak dan meringis kesakitan. Dalam dunia olah raga pun penggunaan dalam tidak boleh diremehkan. Mungkin selama ini jarang yang memperhatikan bila seorang petinju akan naik ring sebelumnya harus menginjak "tampah" yang konon katanya akan menghilangkan kemampuan tenaga dalam atau ilmu mistik yang dimilikinya. Ini biasa dilakukan petinju dari Indonesia atau Thailand yang konon juga terkenal dengan mistiknya. Benar tidaknya penulis kurang tahu pasti. Kemampuan tenaga dalam dan ilmu mistik memang nyata adanya, namun penggunaannya sejauh ini dalam "pertarungan nyata" memang masih harus dibuktikan.