Kalah dan menang dalam pestas kompetisi olah raga khususnya silat adalah soal 
biasa. Dan ini pasti terjadi.
Tetapi bagaimana jalanya bisa menang itulah yang harus dicermati. Serta 
bagaimana bisa kalah itulah yang harus diteliti.
Memang ada banyak asumsi pada saat mengalami kekalahan, mulai dari disiplin, 
tehnik, metode latihan, kebijakan organisasi, kualitas atlit, pelatih sampai 
faktor2 lain seperti jaminan masa depan atlit, kkn dan politik ikut masuk dalam 
asumsi tersebut.
Sebaliknya kalau menang asumsi2 tsb tidak banyak muncul, karena tertutup luapan 
sukacita.

Diakui bahwa tidak semua pesilat Indon kalah. masih ada yang menang kan ?
Masalahnya kita tidak puas dengan hasil perolehan yang terjadi.
Yang bisa merasakan kejadian seperti ini tentu para atlit. Coba kita tanya sama 
mas O'ong. beliau kan pernah jadi atlit dengan prestasi sebagai juara dunia di 
era dekade tahun 80an.
Mas O'ong waktu panjenengan sebagai atlit dan berlaga pada banyak kompetisi, 
adakah terpikir masa depan akan setelah tidak jadi atlit lagi,menjadi sepert 
apa dan bagaimana ? 
Juga pada waktu bertanding apakah pada setiap suliwa, guwar, jeblag, tendang 
dan aneka tehnik silat dipikir ini jurus untuk masa depan ? Tentu yang bisa 
merasakan adalah mas O'ong sendiri. Kepikiran ora mas ?
Asumsi sudah tentu bisa benar dan juga bisa salah.Tetapi jika tidak ada asumsi 
kita akan kehilangan idea. Tenggelam pada asumsi kita akan meratap terus.

Vietnam bukan negara yang memiliki banyak aliran silat. tetapi kok prestasinya 
bisa dominan. Lalu apa keunggulan komparatip mereka di bandingkan oleh kita ? 
Lalu Indonesia yang jauh lebih banyak memiliki aliran silat, kok tidak lebih 
unggul prestasinya di arena kejuaraan. Tentu ada weakness yang menyebabkan.

Asumsi masa depan atlit secara ekonomi paling menonjol. Untuk jawaban asumsi 
ini, mas O'ong lebih banyak tahu. Mungkin beliau bisa urun rembug, sesuai 
dengan apa yang dialami. Misalnya dalam berlatih atau bertanding kepikiran 
nggak sih soal masa depan.

Mungkin sekali benar bahwa masa depan atlit merupakan satu diantara penyebab. 
Tapi apakah ini dominan penyebanya, itulah yang perlu teliti.

Ada dua faktor  yang saya coba sampaikan. yaitu Hygenic factor dan Motivation 
factor. Yang jelas buka Fear factor yang ada di TV.

Kalau honorarium dan masa depan atlit yang jadi asumsi, maka pola pikir kita 
akan masuk kedalam hygenic factor. 
Si Atlit bilang, kalau honorarium dinaikan dia akan berlatih keras untuk bisa 
menang di kompetisi, Pelatih atau pimpinan organisasi bilang tunjukan prestasi 
dulu baru honornya dinaikan. Lalu apa uang terjadi ? maka akan saling tunggu 
menunggu dan menjadi lingkaran harapan.
kondisi hygenic umumnya banyak terjadi. Biasanya setelah honor dinaikan maka 
akan rajin berlatih  dalam kurun waktu yang pendek, katakan saja 3 bulan. 
setelah itu dia akan berlatih seperti biasa lagi.
Yang diperlukan adalah motivation factor. Nah para pelatihlah yang paling tahu 
caranya untuk memotivasi atlit.

Masa prestasi olah raga khususnya Silat relatip pendek, katakan saja  mulai 
usia 17 tahun sampai 35 tahun. Distribusi normal puncak prestasi kalau diambil 
dari garis rata2 berkisar antara usia 22 sampai 30 tahun. Dan mengalami puncak 
tertinggi rata pada usia sekitar 26 tahun. 
Sudah tentu cara motivasi bawah usia 22 tahun treatment nya harus berbeda 
dengan yang diatas 26 tahun yang terlihat secara fisik, alamiah akan menurun. 
tentu ada metode yang tepat untuk menahan laju penurunanya.
Kembali pada mas O'ong nih. yang pernah ngerasain langsung sebagai atlit.
Atau kita bertanya kepada para mantan atlit, untuk menceritakan kapan dirasakan 
puncak prestasinya mulai menurun berkaitan dengan usia fisik. soalnya umur kan 
bergerak maju tanpa pernah menoleh kebelakang.

Menurut saya tidak ada yang salah urus dalam soal kalah dan menang dalam 
kejuaaran dunia silat. Yang penting manajemen pelatnas silat yang perlu ugrade 
dari waktu kewaktu supaya tetap menjadi "kambing putih"

Wassalam
 
Baruklinting
guru adalah pendidik, dia bukan pekerja pendidikan

http://www.margaluyu-pusat.net
http://apps.margaluyu-pusat.net
http://baruklinting.blogspot.com 
  ----- Original Message ----- 
  From: O'ong Maryono 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, October 29, 2007 08:52
  Subject: Re: [silatindonesia] Re: kejuaraan dunia pencak silat 2007


  Sahabat silat 
  Disiplin yang tinggi itu adalah bekal awal dari pada ke succesan, tentunya 
harus ditunjang dengan wawasan teknik persilatan yang tingi. Yang menarik dari 
team Vietnam sebagian besar team ini pemain baru , hasil selekasi PON nya 
Vietnam Agustus lalu di Danang, ini team uji coba untuk menimba pengalaman, 
bukan team Sea Games nya lo......
  Kasus yang terjadi ....jika pesilat Indon menangkap tendangan pesilat 
Vietnam, lalu akan membanting nya yang terjadi terbalik pesilat Indon terbalik 
terbanting.
  Gerakan pesilat Indon sangat gesit sangat ringan gerakannya tetapi juga 
ringan pesilat Indon dibanting.
  Kali kebanyakan makan krupuk Tasikmalaya di warung di sebelah hotel Padepokan.
  Bagaimana pendapat dan saran anda ?????>?untuk kejayaan team Indonesia di Sea 
Games mendatang di Nakon Rachasima.

  Ciao .

  .


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke