Salam,

Memasukan silat kkedalam kurikulum pendidikan memang bagus tapi jangan berhenti 
sampai di situ karena kebanyakan dari mereka hanya mengikutinya karena 
kewajiban, bukan kesadaran dan rasa cinta ada budaya. Bahkan bisa saja terjadi 
hal-hal yang tidak diinginkan jika digunakan untuk hal-hal yang buruk apalagi 
dalam lingkungan pendidikan. Mungkin bisa diajarkan teknik dasarnya dulu 
setelah itu bisa dilanjutan ke tahap yang lebih tinggi jika penggunanya 
terlihat lebih serius.

Sepertinya kalau mengutamakan dulu untuk seni ibingnya dulu bisa menarik 
perhatian dan tandingnya hanya untuk sebagian yang dipilih gurunya masing2.


Fachmy

Baruklinting <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                               Salam 
untuk semua Sahabat Silat.
  
 Bisa dipahami bahwa masyarakat pecinta silat khususnya sahabat silat di
 Forum kecewa serta prihatin  atas prestas pencak silat di Pahang
 Malaysia. "jauh panggang dari" begitu bahasa kiasnya.
 Berbagai asumsi muncul di mailing list,
  
 Tidak diketahui pasti apakah prestasi pesilat, atau metodelogi pelatihan
 yang merosot atau pesilat manca negara yang memang mengalami banyak
 kemajuan. 
 Ada ungkapan yang mengatakan :
 "Jika ada seseorang sukses, maka semua orang yang ada disekelilingnya
 berkata bahwa dia sukses karena saya ikut andil. Tetapi sebaliknya jika
 ada seseorang mengalami kegagalan, maka orang yang ada disekelilingnya
 akan  bicara dia gagal karena tidak ikuti nasehat saya." .............
 (JF.Kennedy).
 Yang jadi pertanyaan......, apakah kita termasuk orang yang ada
 disekitar orang yang gagal ?
  
 Kemerosotan prestasi pesilat Indonesia saat ini adalah fakta yang tidak
 bisa dipungkiri. Diyakini seluruh Indonesia tahu. Kita para pecinta
 silat di forum juga kecewa dan prihatin atas terpuruknya prestasi.
 Yang bisa kita lihat  disini bahwa fakta banyaknya aliran silat dinegeri
 tercinta ini, ternyata tidak menjamin untuk unggul di arena kejuaraan. 
  
 Memasukan Silat kedalam kurikulum pendidikan nasional adalah masukan
 yang sangat baik, guna menumbuh kembangkan kecintaan terhadap silat.
 Yang menjadi pertanyaan apakah  dengan modal cinta, terus secara
 otomatis prestasi bisa naik ? pastinya kan harus ada follow up yang peru
 dilakukan setalah Silat masuk ke dalam dunia pendidikan. 
 Usulan agar pesilat dan para guru silat diberdayakan masa depanya dengan
 memberikan honor yang cukup untuk menunjang ekonominya. Ini juga
 alternatip solusi yang moderat.
 Kembali kita bertanya...., apakah ini menjamin bahwa prestasi silat bisa
 meningkat pada level yang diharapkan ?
  
 Di Pasar Minggu ada sekolah atlit milik pemerintah. Tetapi tidak banyak
 atlit yang berprestasi muncul dari sekolah itu.  Zaman PSSI (sepak bola)
 dipimpin oleh pak Bardosono, didirikan sekolah sepak bola. Tapi toh
 prestasi sepakbola Indonesia terus merosot. Nggak pernah jadi juara. 
  
 Dalam frame seperti ini diperlukan Need Analisys, agar kita dapat
 memberikan aneka soulsi yang perlu ditempuh agar dapat melakukan
 tindakan koreksi dalam memperbaiki prestasi pesilat Indonesia.
 Kita memerlukan "Solusi non training" dan "Solusi training", dalam
 artian persoalan merosotnya prestasi pesilat Indonesia tidak bisa
 diselesaikan dengan solusi tunggal. 
 Dalam setiap pemecahan masalah ada baiknya mengacu pada unsur Man,
 Metode, Machine, Money, maka alternatip solusi bisa dipilah, mana yang
 dikatagorikan Solusi Non Training dan mana dikatagorikan Solusi
 Training.
  
  
 Tetat SemangaT
 Baruklinting
 
 http://www.margaluyu-pusat.net
 http://apps.margaluyu-pusat.net
 http://baruklinting.blogspot.com 
  
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
     
                               

       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to