jangan salah....dulu juga sobat kita O'ong Maryono diklaim orang malaysia tapi 
namanya jadi Bo'ong Maryono... untung ibunya masih punya hak paten, nah jadi 
sobat kita itu pulang tetep ke Indonesia
   
  wans
  (yang itu beneran boongnya...)

Baruklinting <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Sahabat Silat.......,

Kita tinjau dari sudut pandang dari sisi yang lain.
Malaysia sebagai negara yang sudah mulai makmur, negara yang bergeser dari 
agraris menjadi negara industrialis.
Malaysia gak mau gagal seperti Indonesia yang juga sudah lebih dulu menggeser 
dari negara agraris menjadi negara industrialis yang menyampingkan budaya 
tradisional sehingga berakhir dengan cheos 1998.

Cobalah kita lihat. Apakah Situs Departemen pendidikan dan kebudayaan nasiona 
(diknas) pemerintah RI. ada gak yang menampilkan budaya Indonesia secara utuh. 
Atau Situs Pemda Propinsi / kabupaten adakah memberikan informasi budaya yang 
utuh seperti situsnya Kementrian budaya Malaysia.
Dari segi kreativ informasi budaya kita sudah kalah jauh dari Malaysia. Karena 
situs2 milik pemerintah isinya benar2 kering. Dan juga selain kering, isinya 
tidak up to date.

Kita ingatkan pernah mengadakan wisata silat ke Cianjur. Nah sekarang coba kita 
lihat situs pemkab Cianjur www.cianjur.go.id tidak terdapat informasi budaya 
yang memadai. contohnya silat, informasinya kurang dari 1000 word.

Dan yang lebih parah... justru hanya para budayawan dan pecinta budaya 
Indonesia yg merasa risih atas klaim Malaysia. Sedangkan pemerintah RI gak 
ambil perhatian serius dengan masalah ini.

Pemerintah RI seharusnya punya situs Portal Budaya Indonesia. Ternyata 
kecanggihan mikir para pejabat masih kalah ya sama canggihnya pemikir FP2ST 
he...heee...he....., buktinya kita punya Portal Silat Indonesia yang hit/day 
nya bisa dibilang hebat

akuuuuu kokkkk

Baruklinting

http://www.margaluyu-pusat.net
http://apps.margaluyu-pusat.net
http://baruklinting.blogspot.com 

----- Original Message ----- 
From: Ian Samsudin 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, November 22, 2007 09:46
Subject: [silatindonesia] debus dan randai sudah punya malaysia :)

Sahabat silat,

setelah lagu rsa sayange dan laen-laen..

Kini debus jadi dabus dan milik malaysia..
Tarian randai juga....
Tarian piring juga...
Tarian kuda kepang...
Tarian lilin..
Reog Ponorogo jadi barongan 

sayangnya daku belum denger tuh ada debus, randai (yang kental juga nuansa 
pencak silatnya), kuda kepang ada di malaysia..

Simak saja website resmi kementrian kebudayaan, kesenian dan warisan malaysia 

http://www.heritage.gov.my/kekkwa/index.php?bahan=viewbudaya.php?id=458

lihat juga keluhan rakyat dan pemkab ponorogo di kompas :

Lagi, Reog Ponorogo Diklaim Malaysia 

MADIUN, KAMIS - Para sesepuh dan tokoh kesenian reog Ponorogo, Jawa Timur, 
kecewa dan akan berjuang mempertahankan kesenian reog Ponorogo yang kini 
diklaim sebagai kesenian asli oleh Malaysia.
Salah seorang tokoh kesenian Reog Ponorogo, Ahmad Tobroni, Kamis (22/11), di 
Ponorogo, mengaku sangat kecewa saat mendengar kabar dari situs internet milik 
Kementerian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia yang mengklaim bahwa 
tarian Barongan yang mirip dengan kesenian reog Ponorogo tersebut adalah milik 
Pemertintah Malaysia.
"Sebagai warga dan pecinta seni reog, saya meresa kecewa dengan sikap Malaysia 
dengan seenaknya mengklaim seni reog adalah miliknya. Untuk itu kami akan 
berjuang mempertahankan warisan budaya yang kami miliki," katanya.
Menurut dia, dalam situs internet tersebut menyebutkan tari Barongan yang 
terdiri dari beberapa penari seperti dadak merak atau barong jathil, seorang 
raja dan bujangganong mirip dengan tarian kesenian reog Ponorogo.
Selain itu di dalam portal tersebut dinyatakan tarian barongan ini adalah 
warisan melayu yang dilestarikan dan bisa dilihat di batu pahat Johor dan 
Selangor Malaysia.
Beredarnya kabar tarian Barongan tersebut membuat warga Ponorogo dan instansi 
pemerintahan setempat sempat kaget. Pasalnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo 
sendiri telah mendaftarkan tarian reog Ponorogo sebagai hak cipta milik 
kabupaten Ponorogo tercatat dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan 
diketahui langsung oleh menteri hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia.
Selain itu, kata Tobrani, sangat tidak relevan jika Malaysia mengklaim kesenian 
reog adalah miliknya karena selama ini untuk memiliki peralatan tersebut saja 
mereka membeli dari ponorogo. "Jadi tidak mungkin bila sebuah Negara memiliki 
kesenian kebudayaan dan tidak mampu membuat peralatannya sendiri," katanya.
Untuk membuktikan hal itu, Tobroni juga sempat melakukan pengecekan ke beberapa 
perajin reog di Ponorogo dan hasilnya para perajin mengaku dalam tahun ini 
banyak mendapatkan order dari para pelangannya di Malaysia. "Itu adalah bukti 
bahwa Malaysia melakukan penjiplakan," katanya. (ANTARA/GLO)

http://www.kompas.co.id/
.

[Non-text portions of this message have been removed]



                         

       
---------------------------------
Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke