Pak Yan 

Sayang sekali jika silat Batak ini pada ahirnya punah, tentunya kepunahan ini 
akan diikuti oleh aliran pencak silat lainnya.
Saya setuju dengan awal mula cita-cita forum ini..... bertujuan mulia untuk 
menginfentarisasi pencak silat tradisional.

Terutama pencak silat aliran kecil misalnya si pecut aliran Pak Be O dll. Cepat 
atau lambat akan senasip dg pencak silat Batak. 
Semoga kakak-kakak pendekar seperti Pendekar Iwan dan kawan-kawan akan ada 
ketertarikan melihat situasi ini.

Peace

Alfredo Pepe



--- On Tue, 9/9/08, Sudirman Yan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From: Sudirman Yan <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Tuesday, September 9, 2008, 2:44 AM
> Ragam pencak silat, Batak punya monsak
> 12 May 2008 | www.blogberita.net | Pelanggan RSS gratis»  
> 
> Monsak tinggal sejarah. Sudah banyak negara barat memiliki
> perguruan silat, yang berasal dari Indonesia dan Malaysia.
> Banyak suku di Indonesia punya aliran silat sendiri-sendiri,
> termasuk Batak Toba dengan monsak — yang sayangnya sangat
> sulit ditemukan informasinya.
> Jarar Siahaan; Toba Samosir; Blog Berita
> Monsak, dibaca sebagai moccak [lihat foto]. Silat khas
> Batak Toba ini hanya tinggal nama. Setahuku tidak ada lagi
> tempat untuk belajar monsak. Di beberapa kabupaten di
> Sumatera Utara, di kampung-kampung orang Batak Toba, belum
> pernah kutemukan perguruan monsak. Aku punya sejumlah kawan
> yang belajar silat di Tanah Batak, tapi yang mereka pelajari
> adalah silat dari suku lain, seperti Merpati Putih. Aku
> sendiri belum pernah melihat secara langsung bagaimana
> gerakan monsak. Ketika aku masih aktif mengajar karate
> aliran Shotokan, aku sering mencari perguruan monsak, tapi
> tidak pernah ketemu. Setelah kini aktif menulis di web, aku
> juga sering berusaha menelusuri Internet, tapi tetap saja
> aku tidak mendapatkan informasi soal monsak, alamat
> perguruannya pun tidak bisa kutemukan — kalau ada pembaca
> yang punya info soal monsak, silakan berbagi.
> Berbeda dengan silat dari daerah lain yang masih gampang
> ditemukan, seperti silat Betawi, Sunda, Minangkabau, Madura,
> Bali, dll. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta,
> terdapat sebuah padepokan silat berskala internasional.
> Menurut Wikipedia, silat Betawi saja memiliki 300 aliran.
> Salah satu aliran silat Betawi adalah silat Cingkrik. Si
> Pitung, tokoh yang sudah difilmkan itu, konon beraliran
> Cingkrik. Sampai sekarang aliran Cingkrik masih bisa
> dipelajari di padepokan di Taman Mini.
> Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak
> abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat
> dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui
> sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu
> para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung
> Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
> menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah
> di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, yang juga
> mengembangkan bentuk silat tradisional mereka sendiri.
> Sheikh Shamsuddin (2005) mengatakan, terdapat pengaruh ilmu
> beladiri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini dapat
> dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak
> Silat) adalah kebudayaan yang terbuka, yang sejak awal
> kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai
> kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari
> India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan
> itu kemudian beradaptasi dengan kebudayaan
>  penduduk asli. Maka sejarah pencak silat lahir bersamaan
> dengan munculnya kebudayaan Melayu.
> Dalam sejarah pencak silat terdapat dua kategori akar
> aliran, yaitu:
> 
> Aliran bangsawan 
> Aliran rakyat 
> Aliran bangsawan adalah aliran pencak silat yang
> dikembangkan oleh kaum bangsawan (kerajaan). Ada kalanya
> pencak silat ini merupakan alat pertahanan dari suatu negara
> (kerajaan). Sifat dari pencak silat yang dikembangkan oleh
> kaum bangsawan umumnya tertutup dan mempertahankan
> kemurniannya. Aliran rakyat adalah aliran pencak silat yang
> dikembangkan oleh para pedagang, ulama, dan kelas masyarakat
> lainnya. Sifat dari aliran ini umumnya terbuka dan
> beradaptasi.
> Bagi setiap suku di Melayu, pencak silat adalah bagian dari
> sistem pertahanan yang dimiliki oleh setiap suku/kaum. Pada
> jaman Melayu purba, pencak silat dijadikan sebagai alat
> pertahanan bagi kaum/suku tertentu untuk menghadapi bahaya
> dari serangan binatang buas maupun dari serangan suku
> lainnya. Lalu seiring dengan perjalanan masa pencak silat
> menjadi bagian dari adat istiadat yang wajib dipelajari oleh
> setiap anak laki-laki dari suatu suku. Hal ini mendorong
> setiap suku untuk memiliki dan mengembangkan silat daerah
> masing-masing.
> Setiap daerah di Melayu umumnya memiliki tokoh persilatan
> yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di
> Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari
> abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal seperti
> itu juga terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
> Kedua tokoh ini benar-benar ada dan bukan legenda semata,
> dan keduanya hidup pada masa yang sama.
> Perkembangan silat banyak dipengaruhi oleh kaum ulama,
> seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di
> Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam
> sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih
> dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat
> telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di
> surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekadar ilmu
> beladiri dan seni tari rakyat menjadi bagian dari pendidikan
> bela negara untuk menghadapi penjajah. Pencak silat juga
> menjadi bagian dari latihan spiritual.
> 
> --- On Sun, 9/7/08, O'ong Maryono
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: O'ong Maryono <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer
> mungkin salah kita Juga
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Sunday, September 7, 2008, 7:52 PM
> 
> Sahabat silat
>  
>  
> Terima kasih dalam suasana puasa masih terus bersemangat
> meluangkan waktunya
> untuk berpikir tentang keberadaan pencak silat di tanah
> air, saya salute sekali
> untuk pendekar Yan.
>  
> Menanggapi lemahnya informasi tentang pencak silat dan sepi
> nya informasi
> pencak silat di perpustakaan pencak siilat indonesia,
> memang masalah yang sangat
> memprihatinkan.
>  
> Sesandainya dimulai dari perguruan besar yang
> "konon"sudah
> menyebarkan perguruannya diseantero manca negara seperti :
> Perisai Diri, 
> Perisai Putih, 
> Tapak Suci, 
> Setia Hati Teratai, 
> Persaudaraan Setia Hati, 
> Pasaja Mataram, 
> PERPI Harimurti, 
> KPS.Nusantara, 
> Merpati Putih, 
> Satria Muda Indonesia
> Putra Betawi.
> Atau perguruan yang tidak bernaung dibawah bendera IPSI
> atau PPSI
> Mungkin jumlahnya 1000 an perguruan pencak silat.
>  
> Apabila semua perguran pencak silat ini mau saja menulis
> buku tentang sejarah
> dan taknik perguruannya.......... khususnya perguruan yang
> bernaung di bawah
> Putra Betawi yang memiliki anggota lebih dari 55 perguruan
> untuk di Jakarta.
>  
> Enggak bisa dibayangkan untuk cari buku pencak silat di
> Toko buku Gunung Agung
> atau Gramedia tidak akan kesulitan.
> Tentu jika banyak buku tentang pencak silat generasi muda
> akan mengenal budaya
> sendiri, dari pada buku komik silat Jepang.
>  
> Menjadi pertanyaan ada apa gerangan..... apakah jumlah
> jurusnya sangat banyak,
> jadi sulit menulisnya? Atau ada hal yang lain .......   
>  
> Selamat berpuasa
>  
> O'ong Maryono 
>  
>   
> 
> 
> O'ong Maryono
> La Cascade Condominium, Apt 10C
> 1/15 Ekamai Soi 10
> Bangkok 10110 
> Thailand.
> Mobile Phone: +66819020989
> 
> E-mail:[EMAIL PROTECTED]
> www.kpsnusantara.com
> 
> --- On Mon, 9/8/08, sudirman_yan
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: sudirman_yan <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin
> salah kita Juga
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Monday, September 8, 2008, 12:16 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Ini ada tulisan tentang Perkembangan Silat,
> Semoga ada manfaatnya.
> 
> Wassalam
> Sudirman Yan
> PSN.Perisai Putih DKI Jakarta
> 
> 26/07/08 10:10
> 
> Geliat Silat di Zaman Moderen
> 
> Oleh M. Fajar Pratama
> 
> Jakarta (ANTARA News) - Belasan anak–anak usia Sekolah
> Dasar (SD) 
> terlihat bersemangat mengikuti latihan silat yang diadakan
> oleh 
> perguruan silat Beksi tradisional di kompleks perkampungan
> budaya 
> Betawi Setu Babakan, Serengseng Sawah, Jakarta Selatan.
> 
> Latihan yang dimulai pada pukul delapan malam tersebut juga
> disertai 
> teriakan "hup", "hap" dan
> "heit" yang keluar baik
> dari mulut pelatih 
> maupun peserta latihan. 
> 
> Salah seorang peserta latihan, Munawar, yang duduk di kelas
> 6 SD 
> mengatakan bahwa mengikuti pencak silat pada awalnya karena
> dorongan 
> orang tuanya. Namun akhirnya, ia sangat senang dan antusias
> 
> mengikuti latihan yang diadakan dua kali tiap minggu.
> 
> Ron, kakak Munawar, mengemukakan: "Saya sering
> mengantar Munawar 
> untuk latihan silat. Saya senang dengan keseriusan dan
> keceriaan 
> Munawar yang terlihat waktu latihan."
> 
> Pencak silat sebagai seni bela diri juga sering dipakai
> dalam seni 
> pertunjukan dan berbagai upacara adat. Di sela–sela
> latihan salah 
> seorang pembimbing menyemangati anak didiknya, terlihat
> beberapa 
> anak dipisahkan dari barisan.
> 
> "Mereka berdua akan dilatih menjadi 'palang
> pintu'," kata
> Yudi, 
> peserta latihan yang sudah sering menjadi palang pintu. 
> 
> Ia menambahkan, "palang pintu" merupakan istilah
> yang sering ditemui 
> pada upacara adat Betawi, biasanya dapat ditemui pada acara
> 
> pernikahan dan khitan.
> 
> Yudi mengemukakan, sudah sekitar tujuh bulan mengikuti
> latihan di 
> perguruan Beksi tradisional itu. Awal mula ketertarikannya
> lantaran 
> banyak teman sekolahnya yang ikut, dan ia pun hobi berolah
> raga.
> 
> Menurut dia, silat sekarang sudah cukup berkembang dan
> tidak kalah 
> dengan masuknya seni bela diri asing yang masuk ke
> Indonesia.
> 
> Sementara itu, Oman yang menjadi salah seorang pelatih
> silat Beksi 
> tradisional di Setu Babakan menuturkan, minat masyarakat
> terhadap 
> silat cukup baik, dan hal itu dapat dilihat dari
> bertambahnya jumlah 
> peserta latihan.
> 
> "Yang tadinya hanya anak–anak, kini juga banyak
> remaja dan dewasa 
> yang bergabung," ujarnya.
> 
> Nama lengkap perguruan silat itu adalah Beksi Tradisional
> Haji 
> Hasbullah. Ditahbiskannya nama sang guru ada ceritanya.
> Dikisahkan, 
> guru besar asal bela diri itu justru seorang keturunan
> Tionghoa 
> bernama Lie Ceng Oek. Ia tinggal di Kampung Dadap,
> Tangerang, Banten.
> 
> Lie memiliki seorang pegawai bernama Ki Marhali. Ketika
> itu, Marhali 
> kerap melihat tuannya berlatih kungfu. Lantas ia mencoba
> gerakan-
> gerakan sang tuan. Lie, yang melihat Marhali memiliki
> bakat, lantas 
> mengajarinya.
> 
> Suatu waktu, Marhali bertemu dengan H. Ghozali dari
> Petukangan, 
> Jakarta Selatan. Ghozali, yang mendengar Marhali seorang
> ahli ilmu 
> bela diri lantas menjajalnya. Marhali pun menang. Ghozali
> dan 
> keponakannya, H. Hasbullah, akhirnya belajar ilmu bela diri
> baru 
> tersebut.
> 
> Selain Hasbullah, Ghozali juga memiliki dua murid lainnya,
> sehingga 
> jadilah tiga perguruan Beksi yang ada sekarang dengan
> menasbihkan 
> nama gurunya masing-masing: H. Hasbullah, Engkong Nur dan
> Engkong 
> Simin.
> 
> "Kami masih sering bertemu dan bersilaturahmi.
> Terakhir kami 
> mengadakan festival dan Beksi H. Hasbullah keluar sebagai
> juara," 
> kata Basyir, sambil menunjuk piala bergilir di ruang tamu
> rumahnya.
> 
> H. Hasbullah (1896-1989) mengembangkan ilmunya, terutama di
> 
> Petukangan, Kebayoran Lama, Ulujami, dan Pondok Aren.
> Murid-muridnya 
> lantas mengembangkannya hingga ke lima wilayah Jakarta.
> 
> Setu babakan adalah wilayah pelestarian budaya betawi yang
> di 
> tetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (Pemda DKI)
> Jakarta, 
> setelah hal serupa gagal diterapkan di Condet, Jakarta
> Timur, yang 
> lingkungan dan suasananya sudah berubah.
> 
> Di lokasi yang tidak jauh dari Setu Babakan ada Universitas
> 
> Indonesia (UI), yang masyarakat umum secara mudah menjumpai
> kelompok 
> yang mempelajari Capoeira, seni bela diri yang berasal dari
> Brasil.
> 
> Adit, salah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
> Politik 
> (FISIP) UI yang berlatih Capoeira, mengemukakan alasannya
> memilih 
> seni bela diri tersebut. "Menurut saya, copoeira
> menarik karena 
> berdasar dari gerak tarian, sehingga menyenangkan mengikuti
> latihan."
> 
> Ia pun berkomentar, "Menurut saya, silat sudah cukup
> berkembang, 
> dibuktikan dengan sudah buka cabangnya di negeri Paman
> Sam."
> 
> Sedangkan, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang
> diketuai H. 
> Prabowo Subianto, mencatat bahwa pencak silat sudah
> dipelajari oleh 
> banyak orang di mancanegara, seperti Amerika Serikat (AS),
> Jerman, 
> Belanda, Belgia, Denmark dan Australia. Hal itu
> setidak-tidaknya 
> berlangsung sebelum tahun 1987.
> 
> Hanya saja, pencak silat perkembangannya bisa jadi belum
> terlalu 
> dikenal luas oleh masyarakat. Hal senada dibenarkan oleh
> Muali 
> Yahya, Ketua Komando Latihan 4 (kolat 4) Perguruan Silat
> Beksi 
> Tradisional.
> 
> "Silat Beksi tradisional sendiri sudah dipelajari oleh
> beberapa 
> pasukan khusus luar negeri, seperti Australia, Jerman dan 
> Finlandia," katanya.
> 
> Lelaki yang sudah menekuni silat sejak Sekolah Menengah
> Pertama 
> (SMP) tersebut mengatakan, sosialisasi mengenai ilmu bela
> diri 
> tersebut kepada masyarakat masih sangat kurang, sekalipun
> tetap 
> eksis di tengah–tengah masyarakat, kalangan budaya dan
> acara 
> festival yang diadakan pemerintah.
> 
> Hanya saja, ia menilai, serangkaian kegiatan tersebut hanya
> kurang 
> diekspos, terutama oleh media massa.
> 
> Selain itu, padepokan pencak silat di Taman Mini Indonesia
> Indah 
> (TMII) yang juga menjadi lokasi markas Pengurus Besar (PB)
> IPSI, 
> terlihat kurang siap dalam menerima pengunjung yang
> bermaksud 
> mendapatkan informasi tentang silat.
> 
> Tidak lengkapnya data perkembangan mengenai silat,
> peletakan arsip 
> yang tidak diatur secara baik membuat pihak pengelola
> padepokan 
> justru terlihat sedikit kewalahan dalam melayani
> pengunjung.
> 
> Ketika ditanya mengenai data perguruan dan jumlah anggota
> pencak 
> silat yang ada di Indonesia sampai 2008, pihak perpustakaan
> IPSI 
> mengakui bahwa tidak menyimpan data tersebut, dan
> menyarankan 
> bertemu pihak pengurus.
> 
> Selain itu, buku–buku yang disarankan dibaca pengunjung
> adalah 
> literatur yang justru disusun pengurus IPSI pada 1987,
> sehingga 
> tidak aktual lagi.
> 
> "Cukup sulit untuk mengetahui jumlah perguruan,
> termasuk jumlah 
> anggotanya. Hal ini disebabkan tidak semua pengurus ingin 
> mendaftarkan perguruannya ke IPSI. Tentu hal ini
> mempersulit dalam 
> hal pendataan," kata salah seorang karyawan padepokan
> dan museum 
> pencak silat di TMII.
> 
> Muali menyetujui pernyataan pihak museum. Menurut dia,
> memang banyak 
> perguruan yang didirikan, tetapi mereka enggan mendaftarkan
> 
> perguruannya lantaran berbagai alasan.
> 
> "Perguruan Beksi tradisional ini sendiri memang berada
> di bawah 
> naungan IPSI, tetapi tidak terlalu banyak berinteraksi
> dengan 
> pengurus IPSI," katanya.
> 
> Menurut Muali, sekarang ini silat sudah jauh berkembang
> dari segi 
> peminat, dan banyak cara juga ditempuh demi kemajuan silat
> sendiri. 
> Dan, salah satunya adalah didirikannya Forum Pecinta Silat
> Indonesia 
> yang (FPSI) dipimpin oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta
> yang 
> juga mantan Ketua PB IPSI, Edy Nalapraya, sebagai wadah dan
> sarana 
> sosialisasi.
> 
> "Saya berharap, silat bisa terus eksis dan berkembang
> tidak hanya di 
> tingkat DKI Jakarta dan nasional, tetapi agar silat juga
> bisa 
> mendunia," ujarnya menambahkan. (*)
> 
> COPYRIGHT © 2008
> 
> --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, silatbogor
> <[EMAIL PROTECTED] .> 
> wrote:
> >
> > Ngobrol2 dengan para sesepuh di sahabatsilat dan juga
> kawan-kawan
> > lainnya mengenai tidak populernya silat di Indonesia
> bisa juga 
> bukan
> > salah masyarakat umum akan tetapi salah kita juga
> terutama bagi 
> yang
> > mengaku suka, seneng, gemar, cinta, pemerhati silat di
> Indonesia
> > terutama kita2 yang punya akses global yaaaa tentunya
> anggota 
> sahabat
> > silat di forum ini.
> > 
> > Indikasinya yang mudah di lihat adalah masih kurangnya
> temen2 di
> > sahabat silat ini mempromosikan situs atau forum
> sahabatsilat. com 
> dan
> > silatindonesia. com, promosi situs bisa di lakukan
> dengan mulut ke
> > mulut atau bagi yang punya blog bisa melink blognya ke
> alamat situs
> > komunitas kita ini.
> > 
> > atau bagi yang punya perguruan sebagai murid atau guru
> atau guru 
> besar
> > bisa juga di informasikan kepada temen2nya atau
> muridnya. nah 
> dengan
> > mempromosikan situs komunitas sahabat silat maka
> tentunya ini 
> adalah
> > satu kemajuan bagi kita bersama untuk mempopulerkan
> situs kita
> > termasuk di dalamnya.
> > 
> > Jangan kuatir situs ini adalah millik kita bersama dan
> bahkan sejak
> > muncul pertama kali secara resmi pada tahun 2005
> maupun pada era
> > 1998-2002 situs komunitas ini sudah bisa membuktikan
> bahwa situs 
> ini
> > tidak memblog atau memihak satu perguruan ataupun
> organisasi secara
> > komersial, jadi istilah kata situs ini sudah murni
> menjadi situs 
> yang
> > membawa misi dan visi yang berorientasi netral dan
> ingin mengangkat
> > seluruh aspek dari silat.
> > 
> > Hal yang paling terpenting bagi saya adalah, memang
> sangat di
> > sayangkan Link kedua situs ini masih belum banyak, hal
> ini 
> disebabkan
> > karena anggota milis ataupun forum yang belum banyak
> memberikan
> > konstribusi menyebarkan link atau memberikan informasi
> ke situs2 
> lain
> > ataupun ke blog2 lainnya. padahal bila saja setiap
> anggota memasang
> > logo ataupun minimal memasang link situs kita ini maka
> kemungkinan
> > banyak orang yang akan mengetahui keberadaan situs
> kita ini.
> > 
> > Perkiraan saya sih pesilat online yang ada saat ini
> mencapai angka
> > 1000 orang, 50% adalah pesilat yang hanya aktif di
> lingkungan
> > perguruannya saja, nah andai saja meraka bisa membuka
> opini mereka
> > maka jelas silat akan semakin kaya dengan anggota yang
> semakin 
> banyak.
> > 
> > semoga tulisan saya ini bisa di cerna dengan baik, dan
> semoga kita
> > tetap semangat.
> > 
> > 
> > Salam Merdeka 
> > 
> > INDONESIA MERDEKA!!!
> >
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> ------------------------------------
> 
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------------------*
> Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia
> http://www.silatindonesia.com 
> Komunitas Pencak Silat Indonesia
> ---------------------------------------------*Yahoo! Groups
> Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>       
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> ------------------------------------
> 
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------------------*
> Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia
> http://www.silatindonesia.com 
> Komunitas Pencak Silat Indonesia
> ---------------------------------------------*Yahoo! Groups
> Links
> 
> 
> 

      

Kirim email ke