Gmana mo maju insannya sendiri sibuk ngurusin kesibukannya masing2 ga ad yg 
terjun lsng ma dunia silat tuh sendiri........

lm knal smua



----- Original Message ----
From: Baruklinting <[EMAIL PROTECTED]>
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 10, 2008 6:43:58 PM
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga


Wah tanya ki Sawung tuh..... beliau belajar Mosak dari prof. Sitanggang.

----- Original Message ----- 
From: Pepe Alfredo 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Wednesday, September 10, 2008 12:24 PM
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

Pak Yan 

Sayang sekali jika silat Batak ini pada ahirnya punah, tentunya kepunahan ini 
akan diikuti oleh aliran pencak silat lainnya.
Saya setuju dengan awal mula cita-cita forum ini..... bertujuan mulia untuk 
menginfentarisasi pencak silat tradisional.

Terutama pencak silat aliran kecil misalnya si pecut aliran Pak Be O dll. Cepat 
atau lambat akan senasip dg pencak silat Batak. 
Semoga kakak-kakak pendekar seperti Pendekar Iwan dan kawan-kawan akan ada 
ketertarikan melihat situasi ini.

Peace

Alfredo Pepe

--- On Tue, 9/9/08, Sudirman Yan <sudirman_yan@ yahoo.com> wrote:

> From: Sudirman Yan <sudirman_yan@ yahoo.com>
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Date: Tuesday, September 9, 2008, 2:44 AM
> Ragam pencak silat, Batak punya monsak
> 12 May 2008 | www.blogberita. net | Pelanggan RSS gratis» 
> 
> Monsak tinggal sejarah. Sudah banyak negara barat memiliki
> perguruan silat, yang berasal dari Indonesia dan Malaysia.
> Banyak suku di Indonesia punya aliran silat sendiri-sendiri,
> termasuk Batak Toba dengan monsak — yang sayangnya sangat
> sulit ditemukan informasinya.
> Jarar Siahaan; Toba Samosir; Blog Berita
> Monsak, dibaca sebagai moccak [lihat foto]. Silat khas
> Batak Toba ini hanya tinggal nama. Setahuku tidak ada lagi
> tempat untuk belajar monsak. Di beberapa kabupaten di
> Sumatera Utara, di kampung-kampung orang Batak Toba, belum
> pernah kutemukan perguruan monsak. Aku punya sejumlah kawan
> yang belajar silat di Tanah Batak, tapi yang mereka pelajari
> adalah silat dari suku lain, seperti Merpati Putih. Aku
> sendiri belum pernah melihat secara langsung bagaimana
> gerakan monsak. Ketika aku masih aktif mengajar karate
> aliran Shotokan, aku sering mencari perguruan monsak, tapi
> tidak pernah ketemu. Setelah kini aktif menulis di web, aku
> juga sering berusaha menelusuri Internet, tapi tetap saja
> aku tidak mendapatkan informasi soal monsak, alamat
> perguruannya pun tidak bisa kutemukan — kalau ada pembaca
> yang punya info soal monsak, silakan berbagi.
> Berbeda dengan silat dari daerah lain yang masih gampang
> ditemukan, seperti silat Betawi, Sunda, Minangkabau, Madura,
> Bali, dll. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta,
> terdapat sebuah padepokan silat berskala internasional.
> Menurut Wikipedia, silat Betawi saja memiliki 300 aliran.
> Salah satu aliran silat Betawi adalah silat Cingkrik. Si
> Pitung, tokoh yang sudah difilmkan itu, konon beraliran
> Cingkrik. Sampai sekarang aliran Cingkrik masih bisa
> dipelajari di padepokan di Taman Mini.
> Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak
> abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat
> dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui
> sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu
> para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung
> Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
> menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah
> di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, yang juga
> mengembangkan bentuk silat tradisional mereka sendiri.
> Sheikh Shamsuddin (2005) mengatakan, terdapat pengaruh ilmu
> beladiri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini dapat
> dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak
> Silat) adalah kebudayaan yang terbuka, yang sejak awal
> kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai
> kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari
> India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudaya an
> itu kemudian beradaptasi dengan kebudayaan
> penduduk asli. Maka sejarah pencak silat lahir bersamaan
> dengan munculnya kebudayaan Melayu.
> Dalam sejarah pencak silat terdapat dua kategori akar
> aliran, yaitu:
> 
> Aliran bangsawan 
> Aliran rakyat 
> Aliran bangsawan adalah aliran pencak silat yang
> dikembangkan oleh kaum bangsawan (kerajaan). Ada kalanya
> pencak silat ini merupakan alat pertahanan dari suatu negara
> (kerajaan). Sifat dari pencak silat yang dikembangkan oleh
> kaum bangsawan umumnya tertutup dan mempertahankan
> kemurniannya. Aliran rakyat adalah aliran pencak silat yang
> dikembangkan oleh para pedagang, ulama, dan kelas masyarakat
> lainnya. Sifat dari aliran ini umumnya terbuka dan
> beradaptasi.
> Bagi setiap suku di Melayu, pencak silat adalah bagian dari
> sistem pertahanan yang dimiliki oleh setiap suku/kaum. Pada
> jaman Melayu purba, pencak silat dijadikan sebagai alat
> pertahanan bagi kaum/suku tertentu untuk menghadapi bahaya
> dari serangan binatang buas maupun dari serangan suku
> lainnya. Lalu seiring dengan perjalanan masa pencak silat
> menjadi bagian dari adat istiadat yang wajib dipelajari oleh
> setiap anak laki-laki dari suatu suku. Hal ini mendorong
> setiap suku untuk memiliki dan mengembangkan silat daerah
> masing-masing.
> Setiap daerah di Melayu umumnya memiliki tokoh persilatan
> yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di
> Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari
> abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal seperti
> itu juga terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
> Kedua tokoh ini benar-benar ada dan bukan legenda semata,
> dan keduanya hidup pada masa yang sama.
> Perkembangan silat banyak dipengaruhi oleh kaum ulama,
> seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di
> Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam
> sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih
> dapat kita lihat hingga saat ini.. Kala itu pencak silat
> telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di
> surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekadar ilmu
> beladiri dan seni tari rakyat menjadi bagian dari pendidikan
> bela negara untuk menghadapi penjajah. Pencak silat juga
> menjadi bagian dari latihan spiritual.
> 
> --- On Sun, 9/7/08, O'ong Maryono
> <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
> 
> From: O'ong Maryono <[EMAIL PROTECTED] com>
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer
> mungkin salah kita Juga
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Date: Sunday, September 7, 2008, 7:52 PM
> 
> Sahabat silat
> 
> 
> Terima kasih dalam suasana puasa masih terus bersemangat
> meluangkan waktunya
> untuk berpikir tentang keberadaan pencak silat di tanah
> air, saya salute sekali
> untuk pendekar Yan.
> 
> Menanggapi lemahnya informasi tentang pencak silat dan sepi
> nya informasi
> pencak silat di perpustakaan pencak siilat indonesia,
> memang masalah yang sangat
> memprihatinkan.
> 
> Sesandainya dimulai dari perguruan besar yang
> "konon"sudah
> menyebarkan perguruannya diseantero manca negara seperti :
> Perisai Diri, 
> Perisai Putih, 
> Tapak Suci, 
> Setia Hati Teratai, 
> Persaudaraan Setia Hati, 
> Pasaja Mataram, 
> PERPI Harimurti, 
> KPS.Nusantara, 
> Merpati Putih, 
> Satria Muda Indonesia
> Putra Betawi.
> Atau perguruan yang tidak bernaung dibawah bendera IPSI
> atau PPSI
> Mungkin jumlahnya 1000 an perguruan pencak silat.
> 
> Apabila semua perguran pencak silat ini mau saja menulis
> buku tentang sejarah
> dan taknik perguruannya. ......... khususnya perguruan yang
> bernaung di bawah
> Putra Betawi yang memiliki anggota lebih dari 55 perguruan
> untuk di Jakarta.
> 
> Enggak bisa dibayangkan untuk cari buku pencak silat di
> Toko buku Gunung Agung
> atau Gramedia tidak akan kesulitan.
> Tentu jika banyak buku tentang pencak silat generasi muda
> akan mengenal budaya
> sendiri, dari pada buku komik silat Jepang.
> 
> Menjadi pertanyaan ada apa gerangan.... . apakah jumlah
> jurusnya sangat banyak,
> jadi sulit menulisnya? Atau ada hal yang lain ....... 
> 
> Selamat berpuasa
> 
> O'ong Maryono 
> 
> 
> 
> 
> O'ong Maryono
> La Cascade Condominium, Apt 10C
> 1/15 Ekamai Soi 10
> Bangkok 10110 
> Thailand.
> Mobile Phone: +66819020989
> 
> E-mail:[EMAIL PROTECTED] com
> www.kpsnusantara. com
> 
> --- On Mon, 9/8/08, sudirman_yan
> <sudirman_yan@ yahoo.com> wrote:
> 
> From: sudirman_yan <sudirman_yan@ yahoo.com>
> Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin
> salah kita Juga
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Date: Monday, September 8, 2008, 12:16 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Ini ada tulisan tentang Perkembangan Silat,
> Semoga ada manfaatnya.
> 
> Wassalam
> Sudirman Yan
> PSN.Perisai Putih DKI Jakarta
> 
> 26/07/08 10:10
> 
> Geliat Silat di Zaman Moderen
> 
> Oleh M. Fajar Pratama
> 
> Jakarta (ANTARA News) - Belasan anak–anak usia Sekolah
> Dasar (SD) 
> terlihat bersemangat mengikuti latihan silat yang diadakan
> oleh 
> perguruan silat Beksi tradisional di kompleks perkampungan
> budaya 
> Betawi Setu Babakan, Serengseng Sawah, Jakarta Selatan.
> 
> Latihan yang dimulai pada pukul delapan malam tersebut juga
> disertai 
> teriakan "hup", "hap" dan
> "heit" yang keluar baik
> dari mulut pelatih 
> maupun peserta latihan. 
> 
> Salah seorang peserta latihan, Munawar, yang duduk di kelas
> 6 SD 
> mengatakan bahwa mengikuti pencak silat pada awalnya karena
> dorongan 
> orang tuanya. Namun akhirnya, ia sangat senang dan antusias
> 
> mengikuti latihan yang diadakan dua kali tiap minggu.
> 
> Ron, kakak Munawar, mengemukakan: "Saya sering
> mengantar Munawar 
> untuk latihan silat. Saya senang dengan keseriusan dan
> keceriaan 
> Munawar yang terlihat waktu latihan."
> 
> Pencak silat sebagai seni bela diri juga sering dipakai
> dalam seni 
> pertunjukan dan berbagai upacara adat. Di sela–sela
> latihan salah 
> seorang pembimbing menyemangati anak didiknya, terlihat
> beberapa 
> anak dipisahkan dari barisan.
> 
> "Mereka berdua akan dilatih menjadi 'palang
> pintu'," kata
> Yudi, 
> peserta latihan yang sudah sering menjadi palang pintu. 
> 
> Ia menambahkan, "palang pintu" merupakan istilah
> yang sering ditemui 
> pada upacara adat Betawi, biasanya dapat ditemui pada acara
> 
> pernikahan dan khitan.
> 
> Yudi mengemukakan, sudah sekitar tujuh bulan mengikuti
> latihan di 
> perguruan Beksi tradisional itu. Awal mula ketertarikannya
> lantaran 
> banyak teman sekolahnya yang ikut, dan ia pun hobi berolah
> raga.
> 
> Menurut dia, silat sekarang sudah cukup berkembang dan
> tidak kalah 
> dengan masuknya seni bela diri asing yang masuk ke
> Indonesia.
> 
> Sementara itu, Oman yang menjadi salah seorang pelatih
> silat Beksi 
> tradisional di Setu Babakan menuturkan, minat masyarakat
> terhadap 
> silat cukup baik, dan hal itu dapat dilihat dari
> bertambahnya jumlah 
> peserta latihan.
> 
> "Yang tadinya hanya anak–anak, kini juga banyak
> remaja dan dewasa 
> yang bergabung," ujarnya.
> 
> Nama lengkap perguruan silat itu adalah Beksi Tradisional
> Haji 
> Hasbullah. Ditahbiskannya nama sang guru ada ceritanya.
> Dikisahkan, 
> guru besar asal bela diri itu justru seorang keturunan
> Tionghoa 
> bernama Lie Ceng Oek. Ia tinggal di Kampung Dadap,
> Tangerang, Banten.
> 
> Lie memiliki seorang pegawai bernama Ki Marhali. Ketika
> itu, Marhali 
> kerap melihat tuannya berlatih kungfu. Lantas ia mencoba
> gerakan-
> gerakan sang tuan. Lie, yang melihat Marhali memiliki
> bakat, lantas 
> mengajarinya.
> 
> Suatu waktu, Marhali bertemu dengan H. Ghozali dari
> Petukangan, 
> Jakarta Selatan. Ghozali, yang mendengar Marhali seorang
> ahli ilmu 
> bela diri lantas menjajalnya. Marhali pun menang. Ghozali
> dan 
> keponakannya, H. Hasbullah, akhirnya belajar ilmu bela diri
> baru 
> tersebut.
> 
> Selain Hasbullah, Ghozali juga memiliki dua murid lainnya,
> sehingga 
> jadilah tiga perguruan Beksi yang ada sekarang dengan
> menasbihkan 
> nama gurunya masing-masing: H. Hasbullah, Engkong Nur dan
> Engkong 
> Simin.
> 
> "Kami masih sering bertemu dan bersilaturahmi..
> Terakhir kami 
> mengadakan festival dan Beksi H. Hasbullah keluar sebagai
> juara," 
> kata Basyir, sambil menunjuk piala bergilir di ruang tamu
> rumahnya.
> 
> H. Hasbullah (1896-1989) mengembangkan ilmunya, terutama di
> 
> Petukangan, Kebayoran Lama, Ulujami, dan Pondok Aren.
> Murid-muridnya 
> lantas mengembangkannya hingga ke lima wilayah Jakarta.
> 
> Setu babakan adalah wilayah pelestarian budaya betawi yang
> di 
> tetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (Pemda DKI)
> Jakarta, 
> setelah hal serupa gagal diterapkan di Condet, Jakarta
> Timur, yang 
> lingkungan dan suasananya sudah berubah.
> 
> Di lokasi yang tidak jauh dari Setu Babakan ada Universitas
> 
> Indonesia (UI), yang masyarakat umum secara mudah menjumpai
> kelompok 
> yang mempelajari Capoeira, seni bela diri yang berasal dari
> Brasil.
> 
> Adit, salah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
> Politik 
> (FISIP) UI yang berlatih Capoeira, mengemukakan alasannya
> memilih 
> seni bela diri tersebut. "Menurut saya, copoeira
> menarik karena 
> berdasar dari gerak tarian, sehingga menyenangkan mengikuti
> latihan."
> 
> Ia pun berkomentar, "Menurut saya, silat sudah cukup
> berkembang, 
> dibuktikan dengan sudah buka cabangnya di negeri Paman
> Sam."
> 
> Sedangkan, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang
> diketuai H. 
> Prabowo Subianto, mencatat bahwa pencak silat sudah
> dipelajari oleh 
> banyak orang di mancanegara, seperti Amerika Serikat (AS),
> Jerman, 
> Belanda, Belgia, Denmark dan Australia. Hal itu
> setidak-tidaknya 
> berlangsung sebelum tahun 1987.
> 
> Hanya saja, pencak silat perkembangannya bisa jadi belum
> terlalu 
> dikenal luas oleh masyarakat.. Hal senada dibenarkan oleh
> Muali 
> Yahya, Ketua Komando Latihan 4 (kolat 4) Perguruan Silat
> Beksi 
> Tradisional.
> 
> "Silat Beksi tradisional sendiri sudah dipelajari oleh
> beberapa 
> pasukan khusus luar negeri, seperti Australia, Jerman dan 
> Finlandia," katanya.
> 
> Lelaki yang sudah menekuni silat sejak Sekolah Menengah
> Pertama 
> (SMP) tersebut mengatakan, sosialisasi mengenai ilmu bela
> diri 
> tersebut kepada masyarakat masih sangat kurang, sekalipun
> tetap 
> eksis di tengah–tengah masyarakat, kalangan budaya dan
> acara 
> festival yang diadakan pemerintah.
> 
> Hanya saja, ia menilai, serangkaian kegiatan tersebut hanya
> kurang 
> diekspos, terutama oleh media massa.
> 
> Selain itu, padepokan pencak silat di Taman Mini Indonesia
> Indah 
> (TMII) yang juga menjadi lokasi markas Pengurus Besar (PB)
> IPSI, 
> terlihat kurang siap dalam menerima pengunjung yang
> bermaksud 
> mendapatkan informasi tentang silat.
> 
> Tidak lengkapnya data perkembangan mengenai silat,
> peletakan arsip 
> yang tidak diatur secara baik membuat pihak pengelola
> padepokan 
> justru terlihat sedikit kewalahan dalam melayani
> pengunjung.
> 
> Ketika ditanya mengenai data perguruan dan jumlah anggota
> pencak 
> silat yang ada di Indonesia sampai 2008, pihak perpustakaan
> IPSI 
> mengakui bahwa tidak menyimpan data tersebut, dan
> menyarankan 
> bertemu pihak pengurus.
> 
> Selain itu, buku–buku yang disarankan dibaca pengunjung
> adalah 
> literatur yang justru disusun pengurus IPSI pada 1987,
> sehingga 
> tidak aktual lagi.
> 
> "Cukup sulit untuk mengetahui jumlah perguruan,
> termasuk jumlah 
> anggotanya. Hal ini disebabkan tidak semua pengurus ingin 
> mendaftarkan perguruannya ke IPSI. Tentu hal ini
> mempersulit dalam 
> hal pendataan," kata salah seorang karyawan padepokan
> dan museum 
> pencak silat di TMII.
> 
> Muali menyetujui pernyataan pihak museum. Menurut dia,
> memang banyak 
> perguruan yang didirikan, tetapi mereka enggan mendaftarkan
> 
> perguruannya lantaran berbagai alasan.
> 
> "Perguruan Beksi tradisional ini sendiri memang berada
> di bawah 
> naungan IPSI, tetapi tidak terlalu banyak berinteraksi
> dengan 
> pengurus IPSI," katanya.
> 
> Menurut Muali, sekarang ini silat sudah jauh berkembang
> dari segi 
> peminat, dan banyak cara juga ditempuh demi kemajuan silat
> sendiri. 
> Dan, salah satunya adalah didirikannya Forum Pecinta Silat
> Indonesia 
> yang (FPSI) dipimpin oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta
> yang 
> juga mantan Ketua PB IPSI, Edy Nalapraya, sebagai wadah dan
> sarana 
> sosialisasi.
> 
> "Saya berharap, silat bisa terus eksis dan berkembang
> tidak hanya di 
> tingkat DKI Jakarta dan nasional, tetapi agar silat juga
> bisa 
> mendunia," ujarnya menambahkan. (*)
> 
> COPYRIGHT © 2008
> 
> --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, silatbogor
> <[EMAIL PROTECTED] .> 
> wrote:
> >
> > Ngobrol2 dengan para sesepuh di sahabatsilat dan juga
> kawan-kawan
> > lainnya mengenai tidak populernya silat di Indonesia
> bisa juga 
> bukan
> > salah masyarakat umum akan tetapi salah kita juga
> terutama bagi 
> yang
> > mengaku suka, seneng, gemar, cinta, pemerhati silat di
> Indonesia
> > terutama kita2 yang punya akses global yaaaa tentunya
> anggota 
> sahabat
> > silat di forum ini.
> > 
> > Indikasinya yang mudah di lihat adalah masih kurangnya
> temen2 di
> > sahabat silat ini mempromosikan situs atau forum
> sahabatsilat. com 
> dan
> > silatindonesia. com, promosi situs bisa di lakukan
> dengan mulut ke
> > mulut atau bagi yang punya blog bisa melink blognya ke
> alamat situs
> > komunitas kita ini.
> > 
> > atau bagi yang punya perguruan sebagai murid atau guru
> atau guru 
> besar
> > bisa juga di informasikan kepada temen2nya atau
> muridnya. nah 
> dengan
> > mempromosikan situs komunitas sahabat silat maka
> tentunya ini 
> adalah
> > satu kemajuan bagi kita bersama untuk mempopulerkan
> situs kita
> > termasuk di dalamnya.
> > 
> > Jangan kuatir situs ini adalah millik kita bersama dan
> bahkan sejak
> > muncul pertama kali secara resmi pada tahun 2005
> maupun pada era
> > 1998-2002 situs komunitas ini sudah bisa membuktikan
> bahwa situs 
> ini
> > tidak memblog atau memihak satu perguruan ataupun
> organisasi secara
> > komersial, jadi istilah kata situs ini sudah murni
> menjadi situs 
> yang
> > membawa misi dan visi yang berorientasi netral dan
> ingin mengangkat
> > seluruh aspek dari silat.
> > 
> > Hal yang paling terpenting bagi saya adalah, memang
> sangat di
> > sayangkan Link kedua situs ini masih belum banyak, hal
> ini 
> disebabkan
> > karena anggota milis ataupun forum yang belum banyak
> memberikan
> > konstribusi menyebarkan link atau memberikan informasi
> ke situs2 
> lain
> > ataupun ke blog2 lainnya. padahal bila saja setiap
> anggota memasang
> > logo ataupun minimal memasang link situs kita ini maka
> kemungkinan
> > banyak orang yang akan mengetahui keberadaan situs
> kita ini.
> > 
> > Perkiraan saya sih pesilat online yang ada saat ini
> mencapai angka
> > 1000 orang, 50% adalah pesilat yang hanya aktif di
> lingkungan
> > perguruannya saja, nah andai saja meraka bisa membuka
> opini mereka
> > maka jelas silat akan semakin kaya dengan anggota yang
> semakin 
> banyak.
> > 
> > semoga tulisan saya ini bisa di cerna dengan baik, dan
> semoga kita
> > tetap semangat.
> > 
> > 
> > Salam Merdeka 
> > 
> > INDONESIA MERDEKA!!!
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> ------------ --------- --------- ------
> 
> 
> 
> 
> 
> ------------ --------- --------- --------- ------*
> Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia
> http://www.silatind onesia.com 
> Komunitas Pencak Silat Indonesia
> ------------ --------- --------- --------- ------*Yahoo! Groups
> Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> ------------ --------- --------- ------
> 
> 
> 
> 
> 
> ------------ --------- --------- --------- ------*
> Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia
> http://www.silatind onesia.com 
> Komunitas Pencak Silat Indonesia
> ------------ --------- --------- --------- ------*Yahoo! Groups
> Links
> 
> 
> 

__________ NOD32 3409 (20080902) Information __________

This message was checked by NOD32 antivirus system..
http://www.eset. com

__________ NOD32 3409 (20080902) Information __________

This message was checked by NOD32 antivirus system.
http://www.eset. com

[Non-text portions of this message have been removed]

    


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------





---------------------------------------------*
Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia
http://www.silatindonesia.com 
Komunitas Pencak Silat Indonesia
---------------------------------------------*Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/silatindonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/silatindonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke