Apakah karena sebagian manusia ingat akan filosofi " Memasukkan batu-batu kedalam gelas, lebih baik didahulukan batu-batu besar dahulu baru batu-batu kecil" ??
Pencak Silat sebagai salah satu permata dari budaya-budaya Indonesia yang kian terpuruk keberadaannya. Hasil dari survey kami bahwa seseorang yang masih menjaga, meng silat sebagai Salah satu Budaya Indonesia, Namun masalah "perut" yang harus dihadapi menjadi utama membuat sekian banyak warga Indonesia belum terpanggil untuk menghidupkan dan menjaga budayanya sendiri. Memang agak sulit dengan silat bisa mengganjal perut khususnya bagi para pengembang silat-silat tradisional.Dan sangat sulit bagi para pecinta dan para sahabat silat untuk mengetengahkan masalah perut bisa teratasi dengan Pencak Silat. Walau "Perut" tidak bisa diganjal batu walau batu cincin pendekar silat sekalipun hehehheehhehe Perut yang menyita waktu, Perut yang mengalahkan kesempatan bersilahturahmi lagi. Perut yang keroncongan membuat lupa suara-suara ngocol kita sebagai Para Pecinta Silat, Praktisi Silat dan para Sahabat Silat untuk bersilahturahmi dan bersatu padu. Sedikit lagi bulan puasa, mungkin kita harus bisa memanajemenkan perut kita agar terbiasa beraktifitas walau perut lapar hehehehhehe... Nah bagaimana kalau usahakan adanya pertemuan kembali, berkumpul bersama, bersilahturahmi, membagi canda tawa kembali, mempererat persaudaraan kita, berkonsolidasi kembali bagi Para Pecinta Silat, Guru-Guru Silat, Para Praktisi Silat, Para Sahabat Silat, dan tak lupa "Para Yang Gak Bisa Silat" (yang penting ada kata silat-nya ) untuk "BERKUMPUL BERSAMA" Dengan tempat aula latihan di Padepokan Silat Taman Mini (sebagai center kita) sebelum bulan puasa berlangsung.... yang kedua apakah kita mau bersatu padu mengumpulkan makanan2 yang ada di rumah kita dan kita bawa kesana agar masalah "PERUT" tadi tidak menghalangi AJANG SILAHTURAHMI kita ? hehehheehhehehehhehehe -Alamsyah aka Sarkam aka Sarung Kampret- ps : usul yang indah ini saya buat atas suara "Kong Nizam" dkk