Email ini dikirim ulang karena email yang lama masih belum masuk sampai 
sekarang.

Thanks

Salam,
Hendy Lie
  ----- Original Message ----- 
  From: Hendy Lie 
  To: singkawang@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, August 21, 2007 3:20 AM
  Subject: Valentine Day Ala Tiongkok yang Romantis 


  Just FYI, untuk tahun ini Chinese Valentine jatuh pada tanggal 19 Agustus 
2007 Masehi.

   http://www.erabaru.or.id/k_09_art_43.htm

  Valentine Day Ala Tiongkok yang Romantis 



  Di malam medio musim panas yang cerah, di kala bintang-bintang bersinar 
gemerlapan, pada tepi barat dan tepi timur galaxi Bima Sakti, masing-masing 
terdapat sebuah bintang cemerlang, terhalangi Bima Sakti saling berpandangan 
dari jauh, ini adalah sejak ribuan tahun, bintang Gembala Sapi dan Gadis 
Penenun yang mengisahkan kepada manusia tentang romantika percintaan mereka 
yang indah dan puitis. 

  Tahun kalender Imlek tanggal 7 bulan 7 (tahun masehi jatuh pada tanggal 19 
Agustus 2007) disebut juga: Hari Anak Perempuan, hari Anak Perawan dll. Pada 
hari tersebut duduk memandangi bintang Gembala Sapi dan Gadis Penenun adalah 
tradisi rakyat yang didalam dongengnya si Gembala Sapi dan Gadis Penenun pada 
malam hari tersebut bersua diatas jembatan (yang dibuat oleh) burung-burung 
Murai. 

  Sumber dongeng percintaan Gembala Sapi dan Gadis Penenun

  Tersebutlah pada zaman dinasti Zhou Barat (Tahun S.M. 1066 – S.M. 771), di 
wilayah tanah Qi (kini: sekitar propinsi Shan Dong), ada seorang pemuda baik 
hati yang sejak kecil sudah ditinggal mati oleh orang tuanya, terpaksa hidup 
bersama dan mengikuti kakak dan kakak iparnya. Ia setiap hari keluar 
menggembala sapi, maka orang-orang menyebutnya si "Gembala sapi". Si 
penggembala semakin dewasa, kakak iparnya yang senantiasa tidak menyukainya, 
menghendaki agar kakak beradik berpisah dan mereka menguasai sawah dan rumah 
sedangkan hanya memberi seekor sapi tua kuning kepada si gembala sapi. 

  Kasihan si penggembala terpaksa sendirian hanya ditemani sapi tua berkelana, 
akirnya membangun dan menghuni sebuah gubuk ilalang pada kaki gunung tandus . 
Sesungguhnya si sapi tua kuning ternyata punya asal usul istimewa yaitu ia 
semula adalah bintang Sapi Emas, karena melanggar aturan langit maka dihukum 
turun ke bumi untuk menjalani penderitaan; si penggembala sangat menyayanginya, 
walau diri sendiri sering tidak cukup makan tapi sewaktu menggembala, ia selalu 
membiarkannya makan dengan kenyang, maka dari itu si sapi tua kuning sering 
berpikir harus membalas budi kepada sang gembala sapi.

  Akhirnya pada suatu hari peluang itu tiba, si sapi tua kuning memperoleh info 
bahwa 7 puteri kahyangan seringkali bermain bersama-sama ke dunia manusia. Maka 
lantas melalui mimpi memberitahu si gembala bahwa keesokan harinya sewaktu 7 
puteri kayangan bermain air danau hendaknya ia menyembunyikan sepotong pakaian 
dari mereka yang menggantung di atas pohon, dengan demikian ia bakal 
mempersunting salah seorang dewi cantik tersebut sebagai istri. Di pagi buta, 
si penggembala setengah percaya setengah tidak, sesuai perjanjian (dalam mimpi) 
bergegas ke tepian danau, ternyata benar juga ia melihat sejumlah puteri 
kayangan sedang bermain di dalam air; si penggembala yang bersembunyi diantera 
semak ilalang secara tiba-tiba lari keluar dan merebut 1 stel pakaian dan para 
dewi yang kebingungan saking terkejutnya segera berlarian mengambil serta 
mengenakan pakaian masing-masing terbang hingga jauh. Tinggallah 1 puteri yang 
tak dapat pulang. 

  Singkat cerita, akhirnya mereka menikah, keduanya saling menyayangi, si 
lelaki bercocok tanam dan isterinya menenun, hidupnya walau tidak kaya materi 
tapi berbahagia. Dalam sekejap 3 tahun berlalu, gadis penenun melahirkan 
sepasang anak lelaki dan perempuan; tak lama kemudian, si sapi tua kuning juga 
mati dan sebelum meninggal sapi tua kuning tersebut berpesan agar ia menyimpan 
kulit sapinya untuk dikenakan dalam situasi mara bahaya yang akan membantunya. 

  Perkawinan gadis penenun dan gembala sapi akhirnya diketahui juga oleh kedua 
orang tuanya (Raja Langit Giok dan permaisuri), dalam kemarahannya mereka 
memutuskan mengirim pasukan langit untuk menangkap gadis penenun agar bisa 
dihadapkan ke pengadilan langit. Para (bala tentara) dewa selagi si gembala 
tidak berada di rumah, menculik isterinya; si gembala sapi sewaktu pulang tidak 
menemukan gadis penenun, sesaat itu ia teringat pesan sang sapi tua maka 
menaruh kedua anaknya ke dalam dua keranjang, memikulnya dan mengenakan kulit 
sapi hendak mencari kembali gadis penenun; ternyata kulit sapi tersebut bisa 
terbang dan menaiki awan dan halimun. Si gembala sapi melihat kekasihnya sudah 
nampak di kejauhan maka dengan gigih mengejar dan ketika hampir terkejar, kala 
itu tiba-tiba permaisuri raja Giok datang yang segera mencabut tusuk konde 
emasnya dan menggores di udara tepat diantara si gembala sapi dan si penenun, 
dalam sekejap muncullah sungai langit yang berombak ganas (Galaxi Bima Sakti), 
semenjak saat itu kedua sejoli tersebut dipisahkan pada kedua tepi sungai, satu 
di timur sungai, satunya lagi di barat sungai, hanya bisa saling berpandangan 
dan menangis dari jauh. Namun kisah cinta mereka yang setia dan tak tergoyahkan 
telah membuat terharu para burung murai. Berjuta-juta burung murai terbang 
mendekat dan membuatkan mereka jembatan murai agar sang sejoli bisa menginjak 
tubuh mereka serta bertemu kembali di atas jembatan murai tersebut. Lama 
kelamaan, cinta sejati mereka yang abadi telah mengharukan juga raja langit 
Giok dan permaisuri maka dari itu mereka diijinkan pada setiap malam tahun 
imleek tanggal 7 bulan 7 (tahun ini tgl 19 Agustus 2007) untuk kembali 
berkumpul. 

  Hari Kekasih – Malam Tanggal 7 adalah hari raya yang paling romantis di 
Tiongkok, dongeng percintaan si gembala sapi dan gadis penenun sampai sekarang 
masih saja membuat orang terharu. Di dalam dongeng si gadis penenun pintar dan 
baik hati, punya ketrampilan kerajinan tangan, bisa menenun pakaian langit 
secantik awan berwarna; agar anak-anak perempuan muda juga bisa memiliki 
ketrampilan seni tangan seperti si gadis penenun maka berkembanglah di berbagai 
tempat (di Tiongkok) beraneka tradisi Memohon Ketrampilan Malam Tanggal 7.





  ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

  Qi Xi
  From Wikipedia, the free encyclopedia.
  Qi Xi (七夕; Pinyin: qī xī; "The Night of Sevens"), sometimes called Chinese 
Valentine's Day, falls on the seventh day of the seventh lunar month of the 
Chinese calendar and thus its name. It is traditional for young girls to 
demonstrate their domestic arts on this day (especially melon carving) and to 
make wishes for a good husband. It is also known by the following names:

    a.. The Festival to Plead for Skills (乞巧節; qǐ qiǎo jié) 
    b.. The Seventh Sister's Birthday (七姐誕; qī jiě dàn) 
    c.. The Night of Skills (巧夕; qiǎo xī) 
  Japan also celebrates this festival on July 7 as the Tanabata festival, 
celebrating the meeting of Orihime (Vega) and Hikoboshi (Altair).

  Other East Asian cultures still celebrate on the seventh day of the seventh 
lunar month of the Chinese calendar, which in 2005 is on August 11.




  The Story of Cowherd and Weaver Girl
  On the night sky of the late summer days the stars Altair and Vega are high 
in the night sky and the Chinese tell the following love story, of which there 
are many variations:

  A young cowherd named Niu Lang (牛郎, "the cowherd", the star Altair) happens 
across seven fairy sisters bathing in a lake. Encouraged by his mischievous 
companion the ox, he steals their clothes and waits to see what will happen 
next. The fairy sisters elect the youngest and most beautiful sister Zhi Nü 
(織女, "the weaver girl", the star Vega) to retrieve their clothing. She does so, 
but since Niu Lang sees her naked she must agree to his request for marriage. 
She proves to be a wonderful wife, and Niu Lang a good husband, and they are 
very happy together. But the Goddess of Heaven (in some versions Zhi Nü's 
mother) finds out that a mere mortal has married one of the fairy girls and is 
furious. (In another version, the Goddess forced the weaver fairy back to her 
former duty of weaving colorful clouds in the sky because she could not do her 
job while married to the mortal.) Taking out her hairpin, the Goddess scratches 
a wide river in the sky to separate the two lovers forever (thus forming the 
Milky Way separating Altair and Vega).

  Zhi Nü must sit forever on one side of the river, sadly weaving on her loom, 
while Niu Lang watches her from afar and takes care of the two kids (his 
flanking stars Aquila -β and -γ).

  But once a year all the magpies in the world take pity on them and fly up 
into heaven to form a bridge (鵲橋, "the bridge of magpies", Que Qiao) over the 
star Deneb in the Cygnus constellation so the lovers may be together for a 
single night, the seventh night of the seventh moon.

  See also: The Princess and the Cowherd


  Variations of the Story
    a.. It is the Emperor of Heaven, or her father, who keeps the lovers 
separate and he does so in order that they focus on their work instead of 
romance (the Maoist work-ethic version) 
    b.. The star Deneb is a fairy who acts as a chaperone when the lovers meet 
on the magpie bridge (the G-rated version) 

  Traditions
  On Qi Xi, a festoon is placed in the yard and the single or newly married 
women in the household make an offering to Niu Lang and Zhi Nu consisting of 
fruit, flowers, tea, and facial powder (makeup). After finishing the offering, 
half of the facial powder is thrown on the roof and the other half divided 
among the young women. It is believed by doing this the women are bound in 
beauty with Zhi Nu. 


  Other Romantic Days in Chinese Culture
  Two other days have, or had, romantic associations in China: Valentine's Day 
on February 14th, borrowed from the West, and Lantern Festival Day, on which an 
ummarried girl was traditionally permitted to appear in public unescorted and 
thus be seen by eligible bachelors. The latter no longer has such implications 
nowadays, however.


Kirim email ke