----- Original Message ----- 
Sent: Friday, July 22, 2005 14:49 PM
Subject: Re: Waspada Flu Burung, tapi jangan cemas berlebihan

Waspada Flu Burung,
Tapi Jangan Cemas Berlebihan

Belum lama ini kita disentakkan sebuah peristiwa meninggalnya seorang ayah 
dan dua anaknya akibat penyakit yang diduga kuat sebagai flu burung (avian 
influenza).

Flu burung menjadi suatu momok yang menakutkan, karena selain menelan korban 
ternak unggas, nyatanya juga meminta korban nyawa manusia. Penyakit ini 
menular, disebabkan oleh virus influensa yang ditularkan oleh unggas. Virus 
influensa terdiri dari beberapa tipe, antara lain tipe A, tipe B dan tipe C. 
Influensa tipe A terdiri dari beberapa strain, antara lain H1N1, H3N2, H5N1 
dan lain-lain. Influensa A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung di 
Hongkong, Vietnam, Thailand, dan Jepang. Virus yang terakhir itulah yang 
diidentifikasi menewaskan keluarga di Pamulang, Tangerang, belum lama.

Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Kuman ini 
kemudian dikeluarkan bersama kotoran, dan infeksi akan terjadi bila orang 
mendekatinya. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui 
saluran pernapasan. Orang yang terserang flu burung menunjukkan gejala 
seperti terkena flu biasa, antara lain demam, sakit tenggorokan dan batuk, 
tapi kondisinya sangat cepat menurun drastis. Bila tidak segera ditolong, 
korban bisa meninggal. Seperti halnya influensa, flu burung ini sangat mudah 
bermutasi.

Flu burung (H5N1) dapat menyebar dengan cepat di antara populasi unggas 
dengan kematian yang tinggi. Bahkan dapat menyebar antar peternakan dari 
suatu daerah ke daerah lain. Penyakit ini dapat juga menyerang manusia, 
lewat udara yang tercemar virus itu. Belum ada bukti terjadinya penularan 
dari manusia ke manusia. Dan juga belum terbukti adanya penularan pada 
manusia lewat daging yang dikonsumsi. Orang yang mempunyai risiko besar 
untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, 
penjual dan penjamah unggas.

Saat ini, strain yang paling virulen penyebab flu burung adalah strain H5N1. 
Dari hasil studi yang ada menunjukkan, unggas yang sakit (oleh Influenza A 
H5N1) dapat mengeluarkan virus dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus 
itu dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada suhu 22 derajat 
Celcius dan lebih dari 30 hari pada nol derajat Celcius. Di dalam kotoran 
dan tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama, tapi mati pada 
pemanasan 600 derajat Celcius selama 30 menit. Virus ini sendiri mempunyai 
masa inkubasi selama 1-3 hari.

Secara umum, gejala klinis serangan virus itu adalah gejala seperti flu pada 
umumnya, yaitu demam, sakit tenggorokan, batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit 
kepala, lemas, dan dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat dengan 
terjadinya peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan 
tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, setiap 
kasus flu yang menderita pneumonia dengan faktor risiko kontak dengan burung 
pada daerah yang sedang terjadi KLB unggas "flu burung" (kasus probable) 
perlu diambil spesimennya untuk pembuktian laboratorium.

Flu burung banyak menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Hampir separuh 
kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak, karena sistem kekebalan 
tubuh anak-anak belum begitu kuat. Padahal, penyakit ini belum ada obatnya. 
Penderita hanya akan diberi untuk meredakan gejala yang menyertai penyakit 
flu itu, seperti demam, batuk atau pusing. Obat-obatan itu hanya meredam 
gejalanya, tapi tidak mengobati.

Kemampuan virus flu burung adalah membangkitkan hampir keseluruhan respon 
"bunuh diri" dalam sistem imunitas tubuh manusia. Semakin banyak virus itu 
tetreplikasi, semakin banyak pula sitoksin--protein yang memicu untuk 
peningkatan respons imunitas dan memainkan peran penting dalam peradangan 
yang diproduksi tubuh. Sitoksin yang membanjiri aliran darah, karena virus 
yang bertambah banyak, justru melukai jaringan-jaringan dalam tubuh -efek 
bunuh diri.

Upaya pencegahan penularan tentu saja dilakukan dengan cara menghindari 
bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan beberapa tindakan 
seperti:

1 Tiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna 
unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang)

2 Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas, seperti tinja harus 
ditata-laksana dengan baik (ditanam atau dibakar) agar tidak menjadi sumber 
penularan bagi orang disekitarnya.

3  Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan

4  Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan

5 Kulit telur mentah yang bisa tertular harus dijaga kebersihannya. Segera 
dicuci begitu telur dibeli untuk mengindari kontaminasi

6 Jangan hindari telur dan ayam sebagai sumber protein. Masak minimal 70-80 
derajat Celcius selama 1 menit. Telur dimasak hingga matang, hindari telur 
mentah atau setengah matang

7 Jaga kebersihan, cuci selalu tangan dengan sabun sebelum makan. Itu wajib 
hukumnya!



        
        
                
___________________________________________________________ 
Yahoo! Messenger - NEW crystal clear PC to PC calling worldwide with voicemail 
http://uk.messenger.yahoo.com


--
--------------------------------------------------
Berhenti (Quit):  [EMAIL PROTECTED]
Arsip milis:  http://groups.yahoo.com/group/smun65
Arsip Files:  http://groups.yahoo.com/group/smun65/files
Website: http://smun65.blogspot.com
--------------------------------------------------
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/smun65/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke