Republika > Refleksi: Minggu, 19 Februari 2006 15:09:00 Mazhab Bani Israil Demikian logika kaum seniman dan pendukung ekspresi bebas-nilai
beragumentasi soal telanjang tubuh di muka publik. Ketika karya seni digital
menampilkan foto dua artis ternama dalam keadaan telanjang, yang menuai kritik
dan aduan masyarakat yang tak setuju, para pendukung seni telanjang membela
mati-matian. Foto telanjang itu sama sekali bukan pornografi atau pornoaksi,
tetapi sebuah keindahan yang melambangkan kejujuran. Jadi bukan sesuatu yang
porno, baik pornografi maupun pornoaksi. Soal porno? Tergantung pada orangnya, demikian dalih mereka. Bagi orang
berpikiran ngeres, katanya, foto telanjang itu jadi porno. Bagi penikmat seni
dan mereka yang tidak ngeres, foto atau apa pun karya seni yang ditampilkan itu
menjadi indah. Itu namanya estetika, bukan kepornoan. Bukan keseronokan.
Lagian, kaum agamawan, juga orang awam, mereka tak paham seni. Wong mereka biasa ngaji kitab kuning, mana
tahu cita rasa seni, kecuali seniman yang kiai atau kiai yang seniman. Seni itu
berbeda dari agama dan moral. Seni itu seni, bukan yang lain. Bagaimana
Undang-undang atau agama mau membatasi karya seni yang memiliki norma sendiri,
yang berbeda dari norma hukum dan agama? Begitulah argumen kaum seniman
bebas-nilai. Maka, ketika RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi digulirkan di DPR, para seniman
dan mereka yang mendukung seni bebas-nilai itu betul-betul menolaknya.
Mula-mula mereka menolaknya karena batasan pornografi dan pornoaksi tidak
jelas. Ketika konsep porno dijelaskan, mereka bergeser lagi ke sisi lain.
Baiklah, pornografi jelas batasannya, tetapi pornoaksi bagaimana? Bagaimana
para penari seni tradisional seperti tari Pendukung seni bebas-nilai bahkan kian bertambah. Sejumlah pihak
menolak RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi dengan logika hubungan rakyat dan
negara. Janganlah negara mengatur moral masyarakat, kata mereka. Biarlah moral
itu jadi milik kehidupan orang perorang, tidak perlu diatur negara. Dengan berbagai dalih yang hebat dikatakan, di negara-negara maju
seperti di Barat, negara tidak ikut campur dalam urusan moral maupun agama.
Moral dan agama jangan masuk urusan negara, biarlah jadi milik pribadi manusia,
warga negara. Itulah logika kaum sekuler, dengan pengalaman hubungan agama
(Kristen) di Barat. Kelompok ini beberapa waktu yang silam juga menolak
kehadiran Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang memasukan pendidikan
agama. Pemisahan negara dan agama berangkat dari paradigma Barat, sebagai
pilihan paling ekstrem dari trauma buruk hubungan Gereja dan negara di abad
pertengahan. Peradaban modern Barat yang menjadi rujukan modernitas di seluruh
negeri sekaligus mematok pemisahan agama dan negara. Pola ini dianggap berlaku
ideal dan universal untuk seluruh dunia, tanpa kecuali. Jika ada negara dan
komunitas agama yang ingin melembagakan agama atau mempertautkannya ke dalam
negara, dianggap buruk bagi bangunan peradaban modern. Tidak mengikuti standar
kebudayaan Barat yang maju, modern, dan berperadaban tinggi, sebagai kiblat
kejayaan. Tapi ironisnya, ketika negara dalam beberapa hal menguntungkan, kaum
sekularis netral agama dan penganut pemisahan agama dan negara itu, tidak
malu-malu juga meminta campur tangan negara untuk kepentingan menyalurkan
aspirasinya. RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi ditolak karena tidak jelas
batasannya. Setelah dibikin jelas, ditolak pula dengan alasan negara tidak
boleh campur tangan mengurus atau mengatur moral masyarakat. Ditolak pula
karena seni memiliki nalar dan kebebasan sendiri, yang tidak bisa dijerat oleh
hukum negara. Kita jadi ingat kaum Bani Israil, umat Nabi Musa yang suka membangkang.
Ketika kaum Musa itu ditinggal pergi ke Gunung Tursina, mereka kembali murtad
dan menyembah sapi. Lalu terjadilah sebuah peristiwa pembunuhan. Si pembunuh
malah melaporkan pembunuhan itu ke publik, bahwa ada pembunuhan entah siapa
yang melakukannya. Keadaan jadi anarkis, tak ditemukan siapa pembunuhnya.
Dengan wahyu Tuhan, Musa menyuruh penyembilihan sapi sebagai kata putus untuk
menemukan pembunuhnya. Langkah itu selain sebagai ikhtiar mengakhiri
perselisihan akibat pembunuhan, sekaligus sebagai simbol mendelegitimasi
kemusyrikan kaum Bani Israil yang menyembah sapi. Tapi apa lacur? Kaum Bani Israil memang dikenal suka membangkang.
Mereka bertanya kepada Musa alaihissalam. Mula-mula menolak untuk menyembelih
sapi, karena takut jadi ejekan. Setelah diyakinkan Musa, akhirnya mau tapi
masih bertanya pula. Tanyakan kepada Tuhan, sapi betina atau jantan? Sapi
betina. Tua apa masih muda? Tidak tua juga tidak muda. Apa warnanya? Sapi kuning
tua, yang menyenangkan setiap orang yang memandangnya. Kaum Musa itu masih juga
bertanya, sapi seperti apa lagi? Sapi betina yang dikehendaki itu ialah sapi
betina berwarna kuning tua, yang belum pernah dipakai membajak tanah atau
mengairi tanaman, tidak cacat, juga tidak ada belangnya. Nyaris saja mereka
mengingkarinya, jika tidak karena kehabisan logika dan kesabaran Nabi Musa.
Selalu bertanya dan mengaburkan logika agama demi menisbikan dan bahkan
menolaknya. Kita berharap mazhab Bani Israil tidak semakin meluas di negeri ini.
Lebih-lebih yang berkaitan dengan membangun moral masyarakat dan tegaknya
nilai-nilai luhur agama dalam kehidupan publik. Jika ditarik ke Biarlah setiap pilar bergerak untuk memulai membangun karakter bangsa,
juga melalui penegakan moral agama maupun konstitusi negara dan hukum. Memang
hukum saja tidak cukup. Politik saja tidak cukup. Pendidikan formal saja tidak
memadai. Negara pun tidak cukup. Bahkan, jika dinisbikan, upaya setiap agama
dan kelompok-kelompok agama pun tidak cukup untuk membangun moral dan mencegah kerusakan.
Tapi jika tidak dimulai, mau dari mana dan kapan lagi? Jika semua hal dinisbikan, jangankan sebuah Undang-Undang, bahkan agama
dan Tuhan pun bisa dianggap nihil. Lalu yang muncul ke permukaan ialah imperium
baru yang bernama kebebasan, seni, dan demokrasi yang mendewakan dirinya
sendiri dan tak boleh tersentuh apapun. Mazhab Bani Israil dengan logika
relativisme, anarkisme, dan nihilisme lantas hadir kembali di alam modern
laksana sebuah kekaisaran baru yang penuh gemerlap, sekaligus berwajah cantik. -- http://lenterahati.wordpress.com -------------------------------------------------- Berhenti (Quit): [EMAIL PROTECTED] Arsip milis: http://groups.yahoo.com/group/smun65 Arsip Files: http://groups.yahoo.com/group/smun65/files Website: http://smun65.blogspot.com Friendster: [EMAIL PROTECTED] - http://www.friendster.com/profiles/smun65 360 Yahoo!: http://360.yahoo.com/smun65jkt -------------------------------------------------- YAHOO! GROUPS LINKS
|