Sampah TNGP di hasilkan oleh semua pengunjung baik yang jalan-jalan ke Cibeureum, sekedar camping atau juga para pendaki. Tidak fair kalau menafikan peran para pendaki dalam menyumbangkan sampah untuk TNGP. Karena tidak semua pendaki adalah pecinta alam dan juga senaliknya, oseorang pecinta alam tidak harus gemar mendaki gunung. Memang tidak semua bule itu sadar akan lingkungan, jadi ya jgn heran kalau melihat bule berperilaku seperti itu dan kalau bisa di tegur saja dan diberikan pemabahaman yang benar. Pihak pengelola TNGP memang sudah seharusnya untuk tegas dan tidak diskriminatif terhadap peraturan yang di buatnya.
Kalau untuk penjelasan yang lain, saya tidak melihat adanya korelasi keadaan yang ada di TNGP seperti air bersih, fasilitas yang tidak terawat, nasionalisme dan lain sebagainya dengan keinginan rekan2 YSI untuk keukeuh mengadakan acara peringatan 17 Agustus di Mandala Wangi. Tapi ini kan negara demokrasi, jadi silahkan saja yakin dengan keyakinan masing-masing. kalau saya sih tetap setuju untuk menutup sementara TNGP sebagai sarana alam untuk melakukan peremejaan dirinya sendiri setelah setiap hari di injak-injak oleh para pejalan kaki, baik itu pendaki, rempakem atau wisatawan. Salam Lestari..!! Sebelumnya terima kasih untuk teman" pecinta dan penggiat alam yang sudah memberikan pendapat mengenai penyelenggaraan upacara 17 Agustus di lembah Mandala Wangi, puncak Pangrango oleh YSI.. Saya mau menjelaskan maksud dan tujuan digagasnya kegiatan upacara 17 Agustus di Lembah Mandala Wangi, puncak Pangrango. Semoga dapat memberikan jawaban dari pertanyaan teman" sekalian. Masalah apa yang sudah menjadi momok di TNGP?? - Sampah - Fasilitas yang tidak terawat - Air bersih dan masih banyak lagi tetapi ini yang menurut saya paling utama.. Banyak yang bilang peduli dengan TNGP tetapi hanya bisa mendaki dan berkomentar setelah kembali dari TNGP, "banyak sampah tuh disitu... di kandang badak tuh parah sampahnya", "Aahh.. skrg TNGP gak kaya dulu lagi niy...", dan masih banyak lagi... Siapa penyumbang sampah terbesar? Sampah paling banyak terdapat diantara pos penjagaan sampai Cibereum karena banyak orang yang hanya ingin menikmati air terjun 2-3 jam lalu turun lagi, apakah mereka pecinta alam? bukan pecinta alam tetapi mereka adalah penyumbang sebagian sampah yang ada di TNGP.. dan turis asing, hanya sharing pengalaman saja, turis asing yang biasa kita sebut bule, pernah 1 kali saya bertemu dengan 2 turis asing + 1 porter di kandang badak, setelah berapa saat porter membuka tenda, memasak lalu turis" asing itu datang dan bersantap sore lalu setelah berapa lama mereka packing kembali dan tidak camp di kandang badak tetapi meninggalkan sampah di pojokan pondok di kandang badak, Jika dikumpulkan bisa sebanyak 2 kantong besar. Bisakah pendaki lokal yang disalahkan akibat perbuatan porter dan turis asing tersebut? dan terjadi diskriminasi yang mencolok pada saat Agustus sudah jelas" ditutup untuk pendakian tetapi untuk turis asing, mereka masih diijinkan untuk mendaki dengan alasan karena mereka tamu.. TNGP seharusnya tegas dan adil menerapkan peraturan ditutupnya TNGP selama bulan Agustus, sehingga TNGP dapat steril dari kegiatan pendakian dan sampah, bukan terkecuali untuk turis asing dan untuk kalangan tertentu yang masih bisa dengan leluasa melaksanakan kegiatan di TNGP pada bulan Agustus. Fasilitas yang tidak terawat Banyak fasilitas di TNGP yang tidak terawat, jembatan di jalur menuju Panyangcangan sudah banyak yang lapuk. Sekarang apa yang bisa kita lihat di Telaga Warna? Jembatan yang ada sudah ambruk dan untuk kedua masalah ini belum ada tindak lanjut dari balai TNGP. Proyek" sumbangan dari Jepang, Belanda dan banyak negara lainnya tidak jelas realisasinya. Sumbangan dari Jepang berupa trash bag tetapi yang terjadi adalah pendaki harus membeli seharga 5000 untuk trash bag tersebut, yang pada awalnya itu berupa sumbangan. Lalu proyek pembuatan tempat sampah yang sampai sekarang belum jelas kapan terealisasi dan masih banyak lagi. Air Bersih Apabila air bersih susah didapat sepanjang jalur, yang kasihan bukan kita para pendaki, melainkan masyarakat di bawah yang bergantung pada air bersih dan akan menggunakannya untuk mandi, mencuci dll. Apakah sempat terlintas dalam benak kita masing" akan hal itu? Menyangkut masyarakat sekitar juga bila TNGP ditutup untuk umum selama bulan Agustus akan berdampak juga pada masyarakat sekitar yang menggantungkan hidup pada datangnya pendaki" ke warung mereka atau supir" angkutan yang mengantar pendaki ke warung" diatas, otomatis pemasukkannya tidak sebanyak sewaktu TNGP dibuka. Maksud dan tujuan Maksud dan tujuan diadakan acara ini adalah untuk sebuah gebrakan dari sebagian orang yang prihatin dengan kondisi TNGP saat ini, menyadarkan kita semua mengenai kelestarian alam TNGP dan juga untuk menunjukan rasa nasionalisme kita sebagai pecinta alam. Akan ditekankan dalam acara ini kita harus malu sudah membuang sampah sembarangan, mungkin banyak orang yang pesimis akan gerakan ini tetapi kalau kita sayang dengan kekayaan alam di sekitar TNGP, kita harus bisa menjaga kelestarian TNGP itu sendiri dan merawat fasilitas yang ada. Bertanggung jawablah dengan sampah yang anda bawa,malu membuang sampah sembarangan. Mulailah dari diri kita sendiri, baru mengkritik orang lain. Jika belum ada perubahan di sekitar kita, berarti pribadi kita belum berubah. Dalam acara upacara 17 Agustus ini, YSI ingin mengundang kepala balai TNGP sebagai komandan upacara, sehingga beliau dapat melihat TNGP secara keseluruhan beserta proyek" yang sudah terealisasi maupun yang belum. Dan di Lembah Mandala Wangi, puncak Pangrango, setelah upacara 17 Agustus akan diadakan briefing dan diskusi dengan kepala Balai TNGP sehingga jika teman" sesama pecinta alam ada pertanyaan ataupun keluh kesah dapat dipertanyakan disana. Dan dalam perjalanan turun, akan dibarengi dengan acara opsih bersama dengan menggunakan karung, bukan trash bag yang mudah robek. Untuk peserta yang bergabung dalam acara ini juga harus menanda tangani surat pernyataan yang berbunyi akan menaati peraturan yang ditetapkan dari panitia dan Balai TNGP, apabila melanggar, peserta tersebut akan diblacklist dari kepanitiaan dan tidak diijinkan kembali mendaki di TNGP, salah satu peraturannya adalah dilarang membuang sampah sembarangan. Kapasitas 250 orang untuk peserta dan 50 orang diperuntukkan untuk panitia. Perwakilan dari organisasi" pecinta alam hanya diperbolehkan sebanyak 2 orang. Daya tampung per hari menurut peraturan yang berlaku di TNGP adalah 600 orang melalui pintu masuk gunung Putri, 300 orang melalui pintu masuk Cibodas dan 300 orang melalui pintu masuk Salabintana. Untuk acara ini, karena kita melalui pintu masuk Cibodas, maka kapasitas orang yang diperbolehkan ikut upacara adalah 300 orang (sesuai dengan peraturan yang berlaku di TNGP). Semoga penjelasan ini bisa menjawab pertanyaan darimana asalnya 250 orang... Mungkin sekian penjelasan saya mengenai pemikiran usulan kegiatan Upacara 17 Agustus di lembah Mandala Wangi, puncak Pangrango. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, bisa add YM saya karena untuk saat ini, saya jarang bisa membuka email, ID: thea.arabella atau Gtalk : thea.arabella@ googlemail. com Salam Lestari..!! tHea Mobile : +62-812.182. 1984 +6221-980.809. 52 ________________________________ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!