============ === detikcom - Gantung Seragam Akibat Uang WC http://www.detiknew s.com/index. php/detik. read/tahun/ 2008/bulan/ 02/tgl/28/ time/090212/ idnews/901191/ idkanal/10 1 of 3 2/28/2008 9:43 AM 28/02/2008 09:02 WIB Pungutan Liar di Sekolah (1) Gantung Seragam Akibat Uang WC Chaidir Anwar Tanjung dan Deden Gunawan - detikcom Jakarta - "Bantuin Tiara cari sekolah ya Om," permohonan itu meluncur dari mulut Tiara, bocah kelas IV SD, saat disambangi detikcom di rumah kontrakan orangtuanya, Jalan Adi Sucipto, Gg Gotong Royong,Pekanbaru. Hampir sebulan, Tiara dan adiknya Haikal,tidak bersekolah. Murid kelas IV dan II, SD 003 Pekanbaru tersebut, memilih menggantung seragam lantaran merasa malu diejek oleh teman-teman sekolahnya. Bahkan sekarang, mereka tidak berani ke luar rumah dan memilih menyibukan diri dengan buku pelajarannya. "Tiara malu sering diejek teman-teman sekelah karena mamak punya utang di sekolah," kata Tiara, bocah berambut panjang itu. Ejekan itu berawal ketika Kepsek SD Negeri 003 Pekanbaru, Zulkifli, mencari seorang murid baru di kelas IV, saat semua siswanya sedang belajar. Saat itu Zukifli langsung bertanya kepada siswa kelas IV. "Mana siswa yang bernama Tiara". Para siswa pun menunjuk Tiara. Sambil menatap ke arah bocah itu, Zulkifli berkata, "Bilang sama mamakmu supaya melunasi utangnya. Kalau tidak silakan cari sekolah lain." Setidaknya empat kali Zulkifli masuk ke kelas Tiara pada jam belajar hanya untuk mengingatkan agar utang itu dilunasi. Terakhir Zulkifli menagihnya pada 4 Februari 2008 lalu. "Suruh mamakmu besok datang kemari," kata Zulkifli kala itu. Empat hari kemudian Tiara dan adiknya, Haikal, memilih menggantung seragam sekolah. Mereka tidak mau lagi berangkat sekolah. Soalnya Tiara merasa takut jika melihat kepala sekolahnya itu. Takut ditagih utang. Hilda Wati, ibu Tiara dan Haikal mengaku, sejak anaknya tahu dia masih utang ke sekolah, Tiara berubah jadi pemurung. Dan sejak dipecat, kedua anaknya lebih banyak mengurung diri. " Kalau Haikal belum tahu apa yang terjadi, tapi si Tiara sudah mengerti," kata Hilda. Utang yang masih melilit orangtua Tiara dan Haikal sebesar Rp 750 ribu dari Rp 1 juta yang diwajibkan pihak sekolah. Uang pungutan berdalih sumbangan itu rencananya untuk membangun WC sekolah. "Kami hanya mampu bayar Rp 250 ribu," jelas Hilda, yang suaminya hanya berprofesi sebagai pengojek. Berhentinya Tiara dan Haikal dari bangku sekolah akibat pungli kepala sekolah, membuat banyak kalangan prihatin. "Kami meminta walikota Pekanbaru atau Gubernur Riau untuk segera memecat kepala sekolah itu," kata Sekretaris Komisi D DPRD Riau Bidang Pendidikan, Edi Ahmad RM. Menurut Edi, sumbangan yang dibebankan kepada siswa di SD 003, adalah pungli. Intinya pihak pengelola sekolah ingin mencari keuntungan pribadi. Pasalnya, ujar politisi dari PDK tersebut, ABPD Riau dan APBD Kota Pekanbaru sudah lebih dari cukup untuk menunjang dunia pendidikan. Juru bicara Departemen Pendidikan Nasional(Depdiknas) , Teguh Juwarno, juga ikut angkat suara. "Tindakan itu sangat kita kecam. Kami akan merekomendasikan untuk menindak kepala sekolah tersebut," tegasnya saat dihubungi detikcom. Teguh menjelaskan, untuk menunjang program pendidikan, Depdiknas sudah membuat ketetapan tentang adanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP). Dana-dana itu dianggarkan untuk mengcover biaya-biaya sekolah. Tapi kenyataanya, pihak sekolah punya beragam cara untuk tetap mencari uang tambahan. Yang jadi sasaran adalah orangtua murid. Data yang dilansir Indonesia Corruption Watch (ICW), selama musim penerimaan siswa baru (PSB) tahun 2007 lalu, telah ditemukan lebih dari 131 kasus dugaan pungli di sejumlah kota di Indonesia. Besaran pungli di sekolah berkisar antara Rp 250 ribu hingga Rp 7 juta. Dalih pungutan beragam, seperti untuk pakaian seragam, formulir pendaftaran, pembangunan, dan lembaran kerja siswa. Adanya pungutan ini, dalam laporan ICW yang diterima detikcom, disebabkan tidak adanya aturan resmi dari pemerintah yang mengatur PSB. Pungutan model ini yang sekarang menimpa Tiara dan Hilda siswa SD 003 Pekanbaru. Dua bocah tersebut kebetulan adalah murid anyar, yang baru pindah sejak Oktober 2007. Sebelumnya Tiara dan Haikal bersekolah di SD Negeri di Tanjung Pinang, Provinsi Kepri. Karena dianggap murid baru, pihak sekolah kemudian meminta sumbangan kepada mereka. Kepsek SD 003 Pekanbaru Zulkfli saat ditemui detikcom dengan enteng mengatakan, sekolahnya tidak pernah menerapkan uang pungli pada calon siswa baru maupun siswa pindahan. Tapi pihak sekolah tidak menolak bila diberi uang ucapan terima kasih dari wali muridnya. Nah, uang Rp 1 juta yang dibebankan kepada orangtua Tiara dan Haikal itu dianggap Zulkifli sebagai uang terima kasih karena keduanya bisa bersekolah di SD yang dipimpinnnya. Herannya, uang yang disebut-sebut Zulkifli sebagai sumbangan sukarela seolah menjadi wajib. Bahkan beberapa kali Zulkifli mendatangi Tiara dan menagihnya di hadapan teman-teman sekelasnya. Pungutan haram ala Zulkifli memang lazim diterapkan sejumlah sekolah pada siswa, terutama siswa baru. Hal ini membuat Hilda merasa dilema. Di satu sisi ia enggan menyekolahkan anak-anaknya di tempat semula, SD 003, lantaran takut adanya tekanan dari guru maupun kepala sekolah. Tapi bila pindah sekolah, ia juga khawatir kalau sekolah yang baru nantinya akan minta uang pembangunan lagi. "Saya bingung mau disekolahkan ke mana anak-anak saya,"keluh Hilda. ( cha / ddg ) Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. -- ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _ Notice from Melbourne Business School Ltd The information contained in this e-mail is confidential, and is intended for the named person's use only. It may contain proprietary or legally privileged information. If you have received this email in error, please notify the sender and delete it immediately. You must not, directly or indirectly, use, disclose, distribute, print, or copy any part of this message if you are not the intended recipient Internet communications are not secure. You should scan this message and any attachments for viruses. Melbourne Business School does not accept any liability for loss or damage which may result from receipt of this message or any attachments. ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________