Secara bahasa, Mahanaim (http://en.wikipedia.org/wiki/Mahanaim) yang bermakna 
tentara-tentara Tuhan ini memiliki 10 rumah singgah di Kota Bekasi. Saat ini 
sudah memiliki gedung sendiri untuk Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah 
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

  Yayasan Mahanaim yang berada di Kota Bekasi berdiri pada tangal 1 November 
2000. Hampir setahun kemudian, 3 Maret 2000, yayasan ini disahkan oleh 
Pengadilan Negeri Bekasi dengan mengantongi akta notaris No 06/Y/2000. Yayasan 
ini mengklaim bergerak di bidang sosial, pendidikan, dan tenaga kerja. Sejak 
awal berdiri, Yayasan Mahanaim mengklaim telah berperan serta mendukung program 
pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa dan mengentaskan kemiskinan tanpa 
membedakan latar belakang keturunan, suku, agama, dan ras apa pun.

Sampai Desember 2005, pelayanan Yayasan Mahanaim telah menjangkau dan 
memberkati hati 70 ribu orang 
(http://rivaphoto.smugmug.com/gallery/2651358_yyMrt#141958172_iNGY9) meliputi 
anak-anak, remaja, dan orang dewasa (sebagian besar ibu-ibu).

Yayasan Mahanaim juga mempunyai kegiatan mengunjungi desa-desa terpencil di 
Bekasi, disertai membagikan Injil secara cuma-cuma kepada masyarakat, khususnya 
kepada keluarga Muslim. Meskipun kegiatan yayasan ini bersifat lokal di Bekasi, 
namun Mahanaim memiliki jaringan dengan lembaga doa nasional. Kegiatan yayasan 
ini awalnya tertutup, tetapi sekarang sudah berani terang-terangan dengan dalih 
berkedok sosial.

  Yayasan Mahanaim yang beralamat di Perum Surya Permata Indah D2/2, Jl Raya 
Siliwangi, Narogong, Bekasi atau dengan alamat surat PO BOX 155 Bekasi, 17015 
Indonesia ini, jelas-jelas yayasan bergerak di bidang misionaris Kristen. 
Mengingat yayasan ini telah memproduksi 2.100 khotbah dan lagu-lagu rohani 
Kristiani dalam bentuk CD. Termasuk berbagai kesaksian, event-event gereja, dan 
fellowship. Yayasan Mahanaim juga merupakan yayasan yang berperan dalam 
mencarikan lokasi gereja di berbagai tempat. Yayasan ini pula yang menangani 
anak-anak jalanan dan para pemulung di Indonesia untuk dimurtadkan.

  Ihwal B3, ada bantahan dari pihak Mahanaim, bahwa B3 merupakan murni kegiatan 
sosial. Bahkan pernikahan massal juga mengakomodasikan semua agama. Yayasan 
Mahanaim, klaimnya merupakan yayasan sosial yang tidak berlandaskan agama tanpa 
ada pembatasan jumlah orang dan bebas biaya apa pun.

Statemen itu bohong besar, karena jelas-jelas Yayasan Mahanaim berdasarkan 
ajaran Kristen. Setiap situs-situs Mahanaim di internet itu bernilai 
Kristiani,? ujar Ketua FUI Jati Sampurna Divisi Amar Ma'ruf Nahi Munkar, 
Muhammad Tamim Pardede alias Abu Ghazi yang didampingi oleh Ketua Majelis 
Perjuangan Islam Masyarakat Muslim Jati Sampurna, Cecep M. Hudzaifah.

  Usut punya usut, B3 yang diadakan oleh Yayasan Mahanaim pimpinan Samuel 
Christianto, ternyata orang yang pernah diduga terlibat korupsi uang 100 
Miliar, Dana Badan Pengelola Tabungan Wajib Perumahan Prajurit (BP-TWPP) tahun 
2007 lalu. Berita yang dilansir Departemen Pertahanan RI itu, Samuel pernah 
mengadakan perjanjian dengan beberapa petinggi AD, bahwa dia sanggup 
mendapatkan bantuan dalam jumlah besar. ( baca : Dana Pendamping BPTWP TNI AD 
Dicarikan tanpa Perintah Aspers dan Kasad   :  
http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=7574 )

  Yayasan Mahanaim mengajak TNI AD bekerja sama dengan tujuan mendapatkan 
bantuan dana dari LN dengan alasan digunakan untuk kegiatan sosial dan 
kemanusiaan. Yang terjadi Samuel malah mengemplang alias korup dari dana 
BP-TWPP sebesar 100 Miliar. Akibatnya, perumahan AD itu tidak terwujud 
pengadaannya.

Jadi ada keterkaitan antara Samuel sebagai Ketua Yayasan Mahanaim dengan 
Kristenisasi, salah satunya melalui kegiatan B3. Perlu diketahui, sejak awal 
2007, yayasan ini membuat acara serupa bertajuk Galileo. Yang jelas, B3 itu 
bukan untuk menyejahterakan warga Bekasi, tapi Kristenisasi alias pemurtadan 
terhadap keluarga Muslim Bekasi. Jika Mahanaim tidak dibubarkan, biarkan umat 
Islam yang membubarkan,? ungkap Tamim.

  *

  Untuk ke sekian kalinya, umat Islam di Kota Bekasi kecolongan dengan kegiatan 
pemurtadan massal (Kristenisasi) yang dilakukan oleh Yayasan Mahanaim dengan 
program yang mereka namakan “Bekasi Berbagi Bahagia” (B3). Anehnya, Walikota 
Bekasi malah memberi izin pemurtadan berkedok kegiatan sosial tersebut. Ahad 
lalu (23/11) di Mustika Jaya, Bekasi, seorang nenek tampak senang menerima 
hadiah dari Yayasan Mahanaim. Saat menerima hadiah, nenek itu tidak sadar bahwa 
dirinya sedang dibaptis. Terlebih saat panitia dari yayasan itu mengeluarkan 
kata-kata dari mulutnya: “Semoga tuhan (Yesus) memberkati”.

  Begitu pula anak-anak kecil yang bersukacita saat mendapat bingkisan mainan 
“barisan berbentuk salib”, usai memenangkan lomba. Bahkan anak lain ada yang 
menerima hadiah kalung bersalib. Keceriaan itu masih berlanjut, saat keluarga 
muslim lainnya begitu antusias mengikuti lomba joget berpasangan tiga-tiga 
seraya menyanyikan lagu yang syairnya mengarah pendoktrinan kristenisasi. 
Yel-yel doktrinasi itu bukan hanya diucapkan orang dewasa, melainkan juga 
anak-anak.

Kegiatan serupa ternyata bukan hanya terjadi di Mustika Jaya, tapi juga di 
lapangan Taman Permata Cikunir-Jati Bening, Lapangan Galaksi-Jati Asih, 
Lapangan Perumahan Wahana Pondok Gede-Jati Sampurna, dan di setiap lapangan 
terbuka lainnya yang ada di Bekasi. Di lapangan terbuka itulah, sebuah panggung 
besar dipancangkan. Disinilah “aksi jahat” pembaptisan secara massal itu 
dilangsungkan hingga tengah malam.

Bekasi Berbagi Bahagia (B3). Ya, itulah tajuk yang disodorkan Yayasan Mahanaim 
untuk menipu keluarga muslim dengan dalih kegiatan sosial. Sabili pun menyusuri 
spanduk yang terpampang di jalan-jalan protokol di Kota Bekasi dan sekitarnya. 
Spanduk itu memang dimaksudkan sebagai publikasi sekaligus menjadi daya tarik 
tersendiri bagi masyarakat Bekasi.

Spanduk-spanduk bertuliskan B3 itu pun langsung dilucuti oleh Forum Umat Islam 
(FUI) Jati Sampurna, Majelis Perjuangan Islam Masyarakat Muslim dan Front Anti 
Pemurtadan masyarakat Bekasi.


  Jejak Kotor, Siapa Di Balik Yayasan Mahanaim.
  Kristenisasi Berkedok Sosial !.
  02 Desember 2008.
  http://swaramuslim.net/fakta/more.php?id=6139_0_16_0_M

  ***


  Di GOR bekasi, pembangunan panggung besar sudah dilakukan. Lapangan rumput 
yang luasnya sekitar 300 meter persegi tersebut kini ditutup oleh pagar kayu 
dan terlihat ada pembangunan panggung besar. Lokasi tersebut awalnya akan 
dijadikan sebagai tempat acara puncak B3 yang digelar yayasan Mahanaim.

  DPRD Kota Bekasi merekomendasikan kepada Pemkot Bekasi untuk membubarkan 
Yayasan Mahanaim. Untuk itu, dewan meminta agar Pemkot Bekasi dan seluruh 
instrumennya berkoordinasi memecahkan masalah tersebut. Dewan juga menerima 
banyak informasi jika kegiatan yang digelar yayasan ini bertajuk 'Bekasi 
Berbagi Bahagia (B3)' didukung Wali Kota Bekasi.

''Surat rekomendasi (dari wali kota) keluar dengan proses yang tidak 
sebagaimana mestinya,'' ujar Ketua Komisi A DPRD Kota Bekasi, Sutriyono, pada 
pertemuan dengan perwakilan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis 
Ulama Indonesia (MUI) Cabang Bekasi, dan Sekretaris Daerah Bagian Kesejahteraan 
Sosial (Kesos) di Kantor Komisi A DPRD Kota Bekasi, Rabu (3/12).

Mengenai urutan keluarnya surat rekomendasi, tambah Sutriyono, seharusnya pihak 
yang bersangkutan meminta izin terlebih dahulu ke pihak Kesos. Setelah 
disetujui, barulah mengurus perizinan lain, seperti izin keramaian ke polres 
kemudian ke wali kota. ''Sebenarnya pihak Kesos pada awalnya menolak 
perizinan,'' katanya.

  Entah mengapa, ungkap Sutriyono, proses selanjutnya kemudian menjadi 
terbalik. Pihak Kesos malah menerima instruksi Wali Kota untuk melancarkan 
kegiatan Yayasan Mahanaim. ''Seharusnya, pemkot segera tanggap dalam mengatasi 
hal ini,''kata Sutriyono menegaskan.

Badruzzaman Busairi, ketua FKUB, mengatakan, sebaiknya Yayasan Mahanaim memang 
dibubarkan karena melakukan cara-cara yang mengganggu stabilitas bermasyarakat. 
''Jangan memaksa FKUB untuk membongkar semua kartu Yayasan Mahanaim.''

  Menurut Sutriyono, pihak Yayasan Mahanaim juga diundang dalam pertemuan rapat 
dengar pendapat ini, namun mereka tidak hadir. ''Kami sudah dua kali mengundang 
mereka, namun tidak pernah ada tanggapan.''

Sutriyono sebenarnya juga mengkhawatirkan pembangunan panggung besar di 
Gelanggang Olahraga (GOR) Kota Bekasi, Jl Ahmad Yani. Lapangan rumput yang 
luasnya sekitar 300 meter persegi tersebut kini ditutup oleh pagar kayu dan 
terlihat ada pembangunan panggung besar. Lokasi tersebut awalnya akan dijadikan 
sebagai tempat acara puncak yang digelar yayasan.

Setelah surat rekomendasi wali kota dicabut, seharusnya acara tidak jadi 
berlangsung. ''Kemarin, saya sudah tanya ke GOR, mereka bilang panggung besar 
itu untuk konser Dewi Persik,'' katanya.

Murhali Barda, perwakilan dari Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB), mengatakan, 
pihaknya akan menikahkan warga yang sudah mendaftar untuk mengikuti nikah 
massal. Acara tersebut masuk ke rangkaian acara B3 dan sudah 153 orang yang 
mendaftar. ''Kami sudah meminta datanya dari Yayasan Mahanaim dan akan 
dinikahkan secara Islam pada 21 Desember,'' katanya.

Nikah massal ini akan diadakan di Islamic Center Kota Bekasi dengan menggunakan 
dana dari donatur. FAPB sebenarnya mengharapkan ada tanggung jawab dari Pemkot 
Bekasi untuk memberikan bantuan dana. Karena, menurut ,Murhali, seharusnya hal 
ini menjadi tanggung jawab Wali Kota yang memberikan izin acara. ''Sayangnya 
Wali Kota dan wakilnya masih berada di Tanah Suci.''


  DPRD Bekasi : Bubarkan Yayasan Mahanaim
  02 Desember 2008.
  http://swaramuslim.net/prokontra/more.php?id=15_0_20_0_M

  ***



Kirim email ke