Mjj,

Wah, mantap kali ide kam itu pal. Sekalian kita mau
mendalami macam-macam ideologi yang kam bilang itu.
Aku juga sekalian mau berlangganan Tabloid Sora Mido
kita,
kira-kira gimana prosedurnya dan mungkin gak dikirim
ke "juma" saya:

Jesaya Pinem
Biro Administrasi Kemahasiswaan
Universitas Nasional
Jl. Sawo Manila, Pejaten
Ps. Minggu - Jakarta 12520

Juga ada keinginan saya utk membuat tulisan "Menggagas
Public Company", sebagai kelanjutan bual-bual kede
kopi di milis kita, mudah-mudahan bisa turun bulan
ini.

viva Sora Mido,
viva milis Tanah Karo,
viva Tanah Karo Simalem

Mejuah-juah,

Jesaya Pinem/Jakarta

--- Loreta Sekali <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Perbedaan pandangan antara Beru Ginting dengan Pinem
> mergana ini bisa dikatakan perbedaan antara idiologi
> Liberal dengan Sosialis atau antara Kanan dan Kiri.
> Ekstrim  Kanan dengan Ekstrim Kiri pasti tidak akan
> pernah bertemu. Tapi, Kanan-Dalam (agak ke tengah)
> dan Kiri-Dalam (agak ke tengah juga) biasanya bisa
> ketemu di beberapa negara seperti halnya di Belanda
> dalam persoalan-persoalan seperti ini.
>    
>   Itulah yang membuat diskusi ini menarik. Kalau
> Evita dan Jesaya setuju, Tabloid Sora Sirulo
> tertarik sekali memuat kedua tulisan ini dalam satu
> halaman yang sama dengan kata pengantar ringkas dari
> redaksi untuk memperjelas konteks diskusi
> (kemungkinan untuk edisi Januari 2008).
>    
>   Harap jawabannya disampaikan lewat japri. Dan
> terimakasih sebelumnya atas diskusi yang menarik
> ini.
>    
>   Salam
>    
>   
> 
> Mikhail Triwira <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>           Pernahkah terpikirkan kenapa investor
> hengkang dari
> Idonesia? Investor adalah nama lain dari kapitalis,
> dan perlu diingat kapitalis akan selalu mencari
> untung
> sebesar-besarnya dengan cost sekecil-kecilnya.
> Pernahkah investor memikirkan kesejahteraan
> buruhnya?,
> jawabnya tidak. Bahkan di Jabotabek si investor
> hengkang meninggalkan tunggakan gaji buruhnya selama
> berbulan-bulan. 
> 
> Situasi kondusif macam apa yang mendukung investasi?
> Yang anda maksud adalah tak lain situasi kondusif
> bagi
> si investor dalam rangka menangguk untung
> sebesar-besarnya, tapi adakah terpikir situasi
> kondusif bagi masyarakat sekitar atau buruh
> misalnya?
> Tidak sama sekali. Buruh hanya jadi sapi perahan
> dengan gaji dibawah garis kemiskinan.
> 
> Ketika pemerintah masa reformasi "agak" berpihak
> kepada nasib kaum buruh, investor serta merta
> hengkang
> dari Nusantara dan mencari daerah-daerah yang lebih
> prospektif macam China, Thailand, Vietnam dll.
> Masalahnya, bisakah anda bandingkan Indonesia masa
> sekarang dengan negara-negara tersebut? Adakah
> demokrasi dalam segala bidang di negara-negara
> tersebut sebebas Indonesia sekarang ini? Tidak ada,
> maka jadilah kaum kapitalis menancapkan kukunya yang
> tajam dan menghisap habis darah mereka. 
> 
> Dimana bandingan Singapura dengan Indonesia?
> Singapura
> dengan jumlah penduduk segelintir dibandingkan
> dengan
> Indonesia? Sampai kiamat tidak bakal ketemu.
> Lagi-lagi
> bicara soal kapitalis, bahkan soal ektradisi saja
> Indonesia tidak sanggup melawan Singapur. Betapa
> kotor
> dan liciknya Singapura sang kapitalis, berapa puluh
> kilometer persegi pantai sudah direklamasi oleh
> singapura? Darimana Singapur ambil pasir nya kalau
> bukan dari Indonesia. Berapa miliar dolar uang
> negara
> dibawa ke Singapur? Anda tahu itu?
> 
> Batam dengan Tanah Karo, dimana bandingannya? Batam
> adalah kawasan Free Trade Area, sedangkan Tanah Karo
> apa? Puluhan bahkan ratusan orang saya kenal yang
> bekerja di Batam. Apakah mereka sejahtera?
> Bandingkan
> dengan kesejahteraan kaum kapitalis alias pemilik
> modal, kalau sudah proporsional Puji Tuhan.
> 
> Tanpa disadari, banyak orang diantara kita telah
> menjadi alat, sapi perahan, tindasan bagi kaum
> kapitalis. Sadarilah ambil hikmahnya dan sekali-kali
> jadilah tuan di negeri sendiri sekalipun dalam
> mimpi.
> 
> Mjj,
> 
> Jesaya Pinem/Jakarta 
> 
> --- Evita Ginting <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Sepertinya tanggapannya sudah lari dari konteks
> > awal. Ya sudah pasti dong,
> > perusahaannnya masih untung. Kalo rugi, otomatis
> > memang sudah lama hengkang.
> > 
> > 
> > Tp ini kan masalahnya memberikan situasi yg
> kondusif
> > untuk iklim investasi.
> > Apakah hal2 seperti yg saya utarakan sebelumnya
> itu
> > bisa menunjang niat
> > orang untuk investasi? 
> > 
> > Dan memang kita harus khawatir masalah investor.
> > Berapa banyak perusahaan yg
> > hengkang dari Indonesia dan pindah ke Vietnam,
> China
> > atau Thailand? Atau
> > perbandingan penanaman modal disana dengan di
> > Indonesia. Tinggikah investasi
> > yg masuk kesini? Kalo seperti yg kam bilang
> investor
> > yg sudah mencari kita,
> > kenapa angka pengangguran begitu tinggi. Sudah
> > berapa perusahaan yg masuk ke
> > tanah karo? Apakah kita cukup hanya mengandalkan
> > sumber daya alam? Kalau
> > semua di daerah Indonesia kayak Freeport yg kaya
> > emas, kita memang tidak
> > perlu khawatir. Lembing pe alaken kalak nge. 
> > 
> > Singapur malah tidak ada sumber daya alamnya.
> Biaya
> > produksinya pun
> > tingginya bukan main karena SDM nya harus dibayar
> > mahal. Tp apakah itu
> > menyurutkan niat investor? Tidak. Tahun ini saja
> > mereka mendapat investor
> > baru yg akan menanamkan modal trilyunan dollar
> untuk
> > pembangunan pabrik
> > kimia yg sangat besar. Dan salah satu perusahaan
> IT
> > pun akan menanamkan
> > modal trilyunan dolar jg disana sehingga angka
> > pengangguran mereka pun
> > sangat kecil.
> > 
> > Kalo semua kejadian pimpinan perusahaan dikejar2 &
> > hampir ditakil dan jg
> > pabrik hampir dibakar gara2 masalah uang terjadi
> di
> > seantero nusantara,
> > hmm... Sepertinya selama 7 tahun saya di Batam yg
> > dihuni ratusan (kalo nggak
> > ribuan) perusahaan, belum pernah saya mendengar
> > kejadian seperti ini. 
> > 
> > 
> > Salam,
> > ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
> > Evita Sari Ginting (Ms)
> > QUALITY CONTROL, HDD
> > NOK PRECISION COMPONENT BATAM
> > Tel : (+62)(0770) 611634
> > Fax : (+62)(0770) 611652 
> > ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
> > Establish Trust through Quality Management and
> > Observe Standard to Become
> > Sure-Footed
> > 
> > 
> > 
> >
>
<http://groups.yahoo.com/group/tanahkaro/message/23053;_ylc=X3oDMTJydDc0cmxv
> >
>
BF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzIwMDU1ODcEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDgzNzY0BG1zZ0lkAzIzMDUz
> > BHNlYwNkbXNnBHNsawN2bXNnBHN0aW1lAzExOTY1MDQ5ODg->
> > Re: Cerita dari Aqua
> > Berastagi 
> > 
> > 
> > Posted by: "Mikhail Triwira" 
> > <mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Re%3A%20Cerita%20dari%20Aqua%20Berastagi>
> > [EMAIL PROTECTED]
> > <http://profiles.yahoo.com/mikhail_triwira>
> > mikhail_triwira 
> > 
> > 
> > Fri Nov 30, 2007 2:48 am (PST) 
> > 
> > Mjj, 
> > 
> > Aqua masih bertahan di Brastagi karena lebih
> banyak
> > untung daripada rugi. Manfaat yang diberikan
> > investor
> > (Aqua, Freeport, dsb) kepada masyarakat sekitar,
> > kalaupun ada sangatlah kecil. Logikanya, kalau
> > mereka
> > rugi sudah lama cabut alias hengkang.
> > 
> > Kenapa juga kita musti kuatir soal investor?
> > Sumber daya alam yang berpotensi, cepat atau
> lambat
> 
=== message truncated ===



      
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 

Kirim email ke