http://sorasirulo.info/ss/content/view/68/84/

Wacana Saja Siapapun Bisa   [PDF] 
<http://sorasirulo.info/ss/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=68>
[E-mail] 
<http://sorasirulo.info/ss/index2.php?option=com_content&task=emailform&\
id=68&itemid=84>       Ketua MPR: Kritik Pers Perlu Diimbangi  Solusi


Berita Sore WASPADA (Februari 8th, 2008)
Semarang (Berita)  :  Ketua MPR RI, Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid
mengatakan, masyarakat pembaca  menginginkan adanya kritik yang
disampaikan pers perlu diimbangi dengan solusi  yang baik untuk
memecahkan masalah.
"Saya ingin pers tak sekedar untuk sensasi dan menghadirkan  kritik,
masyarakat pembaca sudah kritis mereka menginginkan ada kritik juga ada 
solusi, ada sensasi  juga ada pengimbangan berita," katanya pada
Konvensi  Nasional Media Massa se-Indonesia "Pandangan Pers Nasional
Untuk Visi Indonesia  2030ยดยด di Hotel Patra Jasa Semarang, Jumat
[08/02] .

Ia mengatakan,  sekarang pers sudah membuka diri untuk mengoreksi
kesalahan yang dilakukan oleh  pers itu sendiri. "Beberapa kali saya
melakukan koreksi terhadap suatu koran  yang menukil berita dari saya
ternyata tak benar, tetapi hari berikutnya mereka  telah
mengoreksinya," katanya.

"Saya kira hal itu sangat penting sebagai  pembelajaran bagi bangsa
dan negara, termasuk pemimpin negara mereka itu juga  bisa salah tetapi
bisa mengoreksi atas kesalahannya itu,"  katanya.

Pihaknya memberikan apresiasi terhadap pers yang mendapatkan  masa
keemasan, sekarang ini kebebasan pers luar biasa dan tentu diharapkan
dari  rekan-rekan pers bisa memaksimalkan kondisi ini sepenuhnya untuk
perbaikan pers  dan kemasyarakatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menanggapi Visi  Indonesia 2030, kata dia, sebagaimana yang telah
disampaikan tadi bahwa hal ini  merupakan mimpi bangsa Indonesia, dalam
konteks demokratisasi semacam ini semua  komponen bangsa diharapkan
mempunyai kontribusi. "Saya berharap bahwa visi ini  bukan sekedar
menambah mimpi tetapi betul-betul sesuatu yang bisa dikerjakan  dengan
serius karena hal ini dihasilkan oleh banyak para pakar, saya berharap 
kawan-kawan yang ada di Forum Indonesia bisa memberikan contoh yang
konkret,"  katanya.

Menurut dia, mungkin mereka dapat membuat atau menghadirkan  suatu
lembaga yang bisa dijadikan suatu bukti untuk ditujukan kepada
masyarakat  bahwa beginilah pengelolaan suatu lembaga yang menuju suatu
visi  2030.

Hal itu bisa dilakukan dan rekan-rekan media pun dapat menyikapi  hal
ini untuk membantu dan merealisasikan visi 2030, jangan sampai bangsa
ini  hanya dipenuhi oleh wacana-wacana saja, katanya.

Kalau yang ada hanya  wacana tanpa kerja keras, kata dia, pada akhirnya
akan membuat orang menjadi  apatis. Namun kalau melihat pemaparan tadi
ada keseriusan untuk merealisasikan  visi 2030 dan diharapkan
dilaksanakan untuk kebaikan bangsa  Indonesia.

Munculnya ide Visi Indonesia 2030 merupakan hasil pemikiran  Yayasan
Indonesia Forum yang diluncurkan sekitar Maret 2007. Visi ini berisikan 
ide bahwa Indonesia mampu sejajar dengan negara-negara besar dunia,
dihuni oleh  masyarakat yang sejahtera, dengan kemajuan ekonomi yang
dinikmati merata oleh  setiap warga negara Indonesdia. ( ant )

Reply via email to