Beberapa Hari yang lalui saya sudah membuat sebuah ilustrasi, hati hati
banyak pihak yang lagi gencarnya memecah persatuan karo. pecah sitik habis
bumi turang ini..

Dulu ada isu tapanuli sudah mengembangkan tanaman jagung, petani karo geger
setengah mati. pas di cek ke tapanuli tak ada jagungnya .. Hati hati, karena
banyak yang tau masyarakat karo sekarang banyak yang jantungan, jadi
digertak gertaklah trus... biar banyak yang meninggal, pertahanan karo dari
sumber daya manusia Kurang, masih tetapkan bertahan di kampung orang ?

Bujur

On Sun, Jun 1, 2008 at 3:09 AM, jonihendra tarigan <
[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>
> Mjj Pa,
>
> Mungkin tah aku ipupus perbarung2,,tertarik kel aku masalah pertanian i
> cakapken. Terleih hal itu juga menyangkut SURVIVAL karo. Dari semua
> peyelenggara yang turun ke lapangan semua kalak Karo. Sudah jelas juga,
> karena memang karolah yang duluan berkembang mengenai pertanian. Wajar
> sekali. Kekawatiran seperti Malaysia yang dulu belajar dari Idonesia
> kemudian Indonesia tertinggal, saya kira bijak kalo kita merenung, tapi
> sangat tidak bija merenung terlalu lama.
> Tanpa perlu analisa yang mendalam, kita pasti sudah tau KARO akan
> tertinggal, kalo tidak ada pergerakan.
>
> 2 ato 3 minggu yg lalu, RBK mewawancarai pak Sitepu dari Sukanalu sebagai
> Ketua KPK di Tanah Karo. Lewat SMS saya tanya" Bagaimana kita2 penyelamatan
> pertanian tanah karo, kalo keadaan saat ini sangat terpuruk. PUPUK LA
> TERTUKUR, HASIL PANEN LA LIT ERGANA".
>
> Pak sitepu memberikan beberapa argumentasi. Bgini kira2:
> KALAK KARO BIASANYA IA AKAPNA SIJAGONA BAS PERTANIAN ENDA, adi lit bage
> penyuluhan pertanian, beluhen nge akapna bana. Lanai nggit ia i ajari.
> Masalah tehnik pengolahan tanahlah, penggunaan pestisidalah,,  nggo kalak
> karo akapna si jagona. Secara tidak langsung tertutup untuk belajar.
>
> Hasilnya KENTANG tanah karo tidak layak EXPOR ke AUSTRALIA karna kadar
> pestisida terlalu tinggi. Jeruk juga demikian, penanganan hama dan penyakit
> dengan gampangnya ditanggulangi dengan MENGGANDAKAN dossis pestisida.
> Akibatnya expot tidak akan tembus karan kelebihan kadar racun.
>
> Melala kel kalak karo singgo jadi insinyur pertanian, tapi lebih terbuka di
> luar karo unguk menyerap ilmu mreka, DAIRI DAN TAPANULI contoh nyata.
>
> YEA,,adi kita, terjeng si eteh janah banci si baca situasi enda, paling
> lang KADE2NTA LAH GIA SI PESEH KERNA SI enda,,enda pe MASA DEPAN KARO NDAI
> KAN  NGE,,
>
> Mjj kita kerina.
>
> Joni HEndra Tarigan-NL
> ----- Original Message ----
> From: MU Ginting <[EMAIL PROTECTED]>
> To: tanahkaro@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Sunday, June 1, 2008 2:14:45 AM
> Subject: [tanahkaro] Belajar dari Karo, belajar menyaingi Karo
>
> **
>
> *Belajar dari Karo, belajar menyaingi Karo*
>
> Dari postingan Si Laga Man *Jeruk Menjadi Andalan 
> Taput*<http://se.mc256.mail.yahoo.com/group/tanahkaro/message/24727>bagepe 
> Alexander soal
> *Petani Dairi Pelatihan Pertanian Organik di 
> Karo*<http://se.mc256.mail.yahoo.com/group/tanahkaro/message/24730>,
> jelas me si idah uga perdalanen perkembangan dunia, disini Karo dan daerah
> sekelilingnya, melibatkan semua penggerak pertanian, dan mau tak mau
> pemerintah daerahnya menceburkan diri dalam pertandingan , persaingan, pasti
> juga bisa dikatakan demi survival masing-masing daerah. Perkembangan Karo
> berada didepan dimasa lalu sudah semakin terdesak, pengetahuan dan
> pengalamannya bakal diambil dan ditrapkan didaerah lain pertama untuk
> survival dan kedua untuk menyaingi Karo yang tadi sudah duluan. Harus saya
> ingatkan bahwa disini tidak ada yang jelek, apa yang diperbuat oleh daerah
> sekeliling Karo, mengambil pengetahuan Karo dengan belajar secara tulus dari
> pengetahuan dan pengalaman Karo adalah sikap yang patut dipuji, hormat dan
> ilmiah. Akibatnya atau kesudahannya nanti Karo akan kalah atau malah mati
> pertaniannya karena tersingkir dari persaingan, termasuk perjuangan dan
> survival kemanuisaan pada umumnya dan disini ethnicgroups self-assertion
> khususnya. Faktor intern Karo akan menentukan bagaimana nasib Karo, bukan
> faktor extern. Daerah Sumbar pernah belajar bagaiman menangani bunga dan
> bibit bunga, sekarang mereka sudah menguasai, dan banyak bunga dari daerah
> itu. Kita masih ingat bagaimana pada th 70an Malaysia belajar dari Indonesia
> hampir dalam segala hal. Sekarang . . . yah, tidak bisa menyalahkan negeri
> tetangga kalau kita sudah ketinggalan, dan jauh ketinggalan. Apakah Karo
> akan bernasib yang sama dibandingkan tetangganya?
>
> "saya yakin kita akan merenung sejenak" kata Si Laga Man. Marilah kita
> renungkan sambil berhari Minggu.
>
> Bujur
>
> MUG
>
> ------------------------------
> Går det långsamt? Skaffa dig en snabbare bredbandsuppkopplin g.
> Sök och jämför hos Yahoo! 
> Shopping.<http://shopping.yahoo.se/c-100015813-bredband.html?partnerId=96914325>
>
>
>  
>

Kirim email ke