Saya kira apa yang dipaparkan dalam milis tentang pahalwan karo, 
tentu ide yang menarik untuk pembuatan teater atau film....

advent tambun
www.jerukberastagi.com




________________________________
From: kontan tarigan <[EMAIL PROTECTED]>
To: tanahkaro@yahoogroups.com
Sent: Saturday, November 22, 2008 4:24:45 PM
Subject: Re: [tanahkaro] Re: Prosedur Pengusulan Gelar Pahlawan


Mejuah-juah Kalimbu MUG bagepe permilis kerina!

Merandal kuakap usulndu enda, sada trobosan si mungkin ka. Tiap kali  trobosan, 
tiap kali e ka pergeseran perkembangenta ku lebe. 
 
Andaikata ada seorang karo apalagi beberapa dan selalu disebut-sebut sebagai 
pahlawan nasional, tentu dengan sendirinya karo akan semakin dikenal oleh 
masyarakat Indonesia. Bisa jadi nilai positip ini akan menutup (mengaburkan) 
nilai negatip dari karo itu sendiri. Kita selaku manusia karo akan merasa 
bangga dengan nilai lebih ini. 
 
Saya kira rasa bangga itu penting sekali, apalagi buat generasi muda. Rasa 
bangga itu lambat-laun dapat menjadi pencitraan diri. Suatu saat rasa bangga 
kita itu dapat mencegah dari perbuatan tercela, mendorong berbuat lebih baik 
dan lebih berprestasi, serta lebih percaya diri. Melihat persyaratan yang 
dibutuhkan, kemungkinan pahlawan karo non-SK itu ada beberapa. Sekarang baru 
satu yang mempunyai SK, Pa-Garamata. 

Kita tidak bisa selalu katakan, kita mesti bangga menjadi orang karo sementara 
yang dibanggakan itu tidak ada (lebih dari suku lain). Rasa bangga kita itu 
mesti diakui oleh orang lain (pemerintah) . 

Oleh karena itu merupakan langkah bagus jika SK para pahlawan karo itu 
diperjuangkan. Setelah berhasil diperjuangkan, nilai positip yang mereka buat 
terus diekspos dan dikelola dengan baik. Nilai positip itu kelak kita harapkan 
menjadi citra manusia karo karena mereka itu teladan bangsa. 

Jika sudah demikian (ada beberapa pahlawan nasional yang punya SK) maka tinggal 
menunggu waktu pengakuan orang lain, orang lain akan menggadang-gadang nama 
pahlawan karo itu, seperti pemberian nama Bandara Kuala Namo itu. Sekarang 
karena  non-SK itu, yang terjadi malah sebaliknya, justru orang karo (anggota 
DPRD lagi) yang mengusulkan nama tokoh lain menjadi nama bandara yang tempatnya 
di tengah-tengah masyarakat karo itu. Jika kita tidak sabar, maka kita bisa 
murka karena salah paham, sedang diadu-domba oleh orang lain. 

Merandal perkaden-kaden kita Karo, gia lenga ka seri pengangkaanta ras kalak 
diluar Karo uga perkade-kaden Karo enda ndai. Maka bagi sikatakendu permilista 
enda banci nge kerina persada arih gelah rasras ka nggerakken ras ngusulken man 
kade-kade si lit denga itadingken calon pahlawanta. 

Lit sitek pengalamenku kalimbubu ras bulang alm. Selamat Ginting. Pada mulanya 
saya tidak kenal sama sekali dengan beliau, kecuali tahu namanya dari  mama 
saya yang seorang pejuang kemerdekaan. Suatu saat, karena beliau tantang, saya  
mengajukan sebuah proposal terhadapnya (tak usah saya sebut di sini). Pendek 
cerita, kami terlibat dalam pembahasan proposal itu, dan sampai pada diskusi 
keluarga. Ternyata kami ada hubungan famili. Beliau katakan, kita orang karo 
ini kalau dicari-cari akan ketemu pertalian keluarga itu. Betul saja, ketika 
KKN di Lau Solu dulu, saya juga menemukan banyak keluarga di sana, padahal nama 
Lau Solu saja baru saya ketahui saat KKN itu.

Adi sindeher atau kade-kade Selamat Ginting tah labo meserasa ndaramisa. Seran 
nge kari ndarami atau nggerakken kade-kade capah (calon pahlawan) si enggo 
ndekah perjuangenna, bagi Datuk Sunggal Badiuzzaman Surbakti, paling lama 
berperang ngelawan Belanda ibandingken isepe pahlawan sideban. Prof. H. Ahmad 
Samin Siregar pada 27 Juni 2004 di Mdedan pernah ngusulken a.l. ditulisnya: 
"Perang Sunggal" yang bermula pada 15 Mei 1872 di bawah pimpinan Datuk 
Badiuzzaman Surbakti ini merupakan perang terhadap penjajahan Belanda yang 
menunjukkan adanya nilai-nilai patriotisme, nasionalisme, dan rasa cinta tanah 
air yang sangat besar. Oleh karena itulah, Datuk Badiuzzaman Surbakti ini 
sangat pantas kiranya diangkat menjadi "Pahlawan Nasional". 

Saya pun setuju dengan usulndu ini kalimbubu. Saya juga pernah membaca 
perjuangan beliau itu dengan cara Salimi=musuh berngi (kalau tidak salah), 
pasukannya bergerak pada malam hari membakar bangsal-bangsal VOC. Paling tidak, 
secara simbolik, beliau menunjukkan ada perlawanan terhadap pendudukan 
Indonesia oleh Belanda. Andaikata saat itu (1872) sudah ada PBB, mungkin saja 
Indonesia dapat merdeka lebih awal. Kita mulai usul dari Datuk Badiuzzaman 
Surbakti lebih dulu. Jika tim ini kelak memperoleh fakta-fakta otentik maka 
resistensi pengusulan akan lebih minim dari yang lebih muda. Mengenai skenario 
pengusulan itu kita boleh belajar kepada Keluarga Pa-Garamata. Satu sudah gol 
maka pengusulan yang lain akan lebih mudah. 

Mengenai pencaharian keluarga Datuk Badiuzzaman Surbakti, mana tahu ada anggota 
milis ini, lapor dong! Mungkin perkoran-koran karo (SS, SM, dll)tahu lebih 
banyak. Kedua, kita mulai mendata capal-capal yang lain. Ise usulndu menjadi 
capal-capal itu permilis?

Sibarem lebe,

Bang KT

 

--- On Tue, 11/18/08, MU Ginting <[EMAIL PROTECTED] se> wrote:

From: MU Ginting <[EMAIL PROTECTED] se>
Subject: [tanahkaro] Re: Prosedur Pengusulan Gelar Pahlawan
To: [EMAIL PROTECTED] ps.com
Date: Tuesday, November 18, 2008, 2:52 PM

Mejuah-juah Bang KT bagepe permilis kerina

Merandal kuakap usulndu enda, sada trobosan si mungkin ka. Tiap kali 
trobosan, tiap kali e ka pergeseran perkembangenta ku lebe. 
Merandal perkaden-kaden kita Karo, gia lenga ka seri pengangkaanta 
ras kalak diluar Karo uga perkade-kaden Karo enda ndai. Maka bagi 
sikatakendu permilista enda banci nge kerina persada arih gelah 
rasras ka nggerakken ras ngusulken man kade-kade si lit denga 
itadingken calon pahlawanta. Adi sindeher atau kade-kade Selamat 
Ginting tah labo meserasa ndaramisa. Seran nge kari ndarami atau 
nggerakken kade-kade capah (calon pahlawan) si enggo ndekah 
perjuangenna, bagi Datuk Sunggal Badiuzzaman Surbakti, paling lama 
erperang ngelawan Belanda ibandingken isepe pahlawan sideban. 
Prof. H. Ahmad Samin Siregar pada 27 Juni 2004 di Mdedan pernah 
ngusulken a.l. ditulisnya: 
"Perang Sunggal" yang bermula pada 15 Mei 1872 di bawah pimpinan 
Datuk Badiuzzaman Surbakti ini merupakan perang terhadap penjajahan 
Belanda yang menunjukkan adanya nilai-nilai patriotisme, 
nasionalisme, dan rasa cinta tanah air yang sangat besar. Oleh 
karena itulah, Datuk Badiuzzaman Surbakti ini sangat pantas kiranya 
diangkat menjadi "Pahlawan Nasional" karena beberapa pertimbangan 
tertentu seperti berikut ini." (Waspada) 

Bujur ras mejuah-juah kita kerina
MUG

--- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, kontan tarigan 
<kontan_tarigan@ ...> wrote:
Prosedur Pengusulan Gelar Pahlawan 

Mejuah-juah permilis.

Informasi di bawah ini adalah Prosedur Pengusulan Gelar Pahlawan 
beserta pendefinisiannya:

http://www.depsos. go.id/modules. php?name= Publikasi& nama=UsulPahlawa n

Menurut Mensos (Bahtiar Chamsayah) saat pemberian gelar Pahlawan Pa-
garamata, masih ada tokoh karo yang layak mendapat gelar pahlawan, 
seperti Selamat Ginting, dll. Namun semua proses harus dimulai dari 
keluarga. Katanya, dia telah mendorong agar diajukan tapi sampai 
sekarang belum ada yang sampai di mejanya.

Mungkin [EMAIL PROTECTED] ps.com dapat mempeloporinya. Semua orang 
karo adalah keluarga. Sebelum karo menjadi tokoh dunia dan manusia, 
kita mulai dari tokoh nasional lebih dahulu. Kesempatan itu telah di 
depan mata. Kalau orang lain (menteri lagi) mengatakan bisa, mengapa 
kita karo (orang muda lagi) tidak mewujudkannya?

Salam dari Bang KT 

    


      

Reply via email to