ANALISA. Sunday 14 December
Mencegah Pikun Sejak Dini 
Oleh : Arihta Pandia, S.Si, Apt.
 
SEBAGAIMANA organ tubuh yang lain, maka otak manusia juga mengalami penurunan 
fungsi seiring bertambahnya usia.
Akibat dari penurunan fungsi otak salah satunya adalah timbulnya gangguan daya 
ingat atau intelegensia yang dalam bahasa medis disebut demensia atau yang 
biasa kita kenal dengan istilah pikun. Untuk mereka yang sudah memasuki usia 
tua, pikun adalah kondisi yang wajar yang biasa dialami, meski ada juga 
kepikunan yang terjadi karena penyakit yang merusak jaringan otak seperti 
Alzheimer.
Kepikunan bisa menggejala secara ringan saja seperti lupa dimana meletakkan 
barang, lupa nama seseorang dan sebagainya. 
Namun pada pikun yang parah, penderita bisa tidak mengenali siapa dirinya, 
keluarganya dan lingkungannya sehingga sangat tergantung pada orang lain. Ini 
biasanya terjadi pada kepikunan yang disebabkan penyakit baik penyakit 
Alzheimer atau penyakit atheroskelerosis (sumbatan pada pembuluh darah).
 
Merangsang Otak
Berbeda dengan mesin yang jika semakin sering digunakan maka mesin tersebut 
akan semakin cepat ‘aus’, maka pada otak justru berlaku kebalikannya.

Semakin tua seseorang, otaknya memang akan mengalami berbagai perubahan 
struktur maupun kimiawi yang khas sehingga fungsi maksimalnya menurun, tetapi 
tingkat ‘keausan’ otak justru bisa diperlambat bila otak semakin banyak dan 
sering digunakan.
Begitu pula penerapan pola hidup sehat dengan berolah raga yang cukup dan 
mengkonsumsi menu yang seimbang serta jauh dari rokok, alkohol dan zat-zat 
terlarang, akan turut membantu memaksimalkan fungsi otak untuk waktu yang lebih 
lama. 
Jadi, terus belajar dan banyak melakukan aktivitas yang bermanfaat merupakan 
kunci stimulasi terhadap otak, karena dari stimulasi inilah sel-sel syaraf otak 
terus dirangsang untuk hidup, aktif dan berkembang. Dengan terus menstimulasi 
otak, kemungkinan terjadinya sumbatan, lesi (luka), bahkan luruhnya sel-sel 
otak (yang biasa terjadi pada sel-sel yang lama tidak digunakan) bisa 
diminimalkan.
Fungsi otak dapat dirinci dan dipilah-pilah. Fungsi otak belahan kiri berpusat 
pada urusan kemampuan baca-hitung tulis yang logis analitis. Sementara otak 
belahan kanan berperan pada urusan pemantauan dan perlindungan diri terhadap 
lingku-ngan, sosialisasi, spiritual, musik, kesenian, pribahasa dan emosi. 
Aktivitas dua belahan ini dikordinasi secara fisiologis melalui serabut syaraf 
yang berfungsi menjadi jembatan komunikasi antara kedua belahan otak. 
Jembatan ini memungkinkan orang menggunakan kedua belahan otak secara 
bergantian maupun komp-lementer. Dan semakin banyak aktivitas yang merang-sang 
sel-sel syaraf otak kiri dan kanan, juga merangsang ‘hidupnya’ jembatan syaraf 
sehingga membuat penggunaan otak secara keseluruhan menjadi semakin maksimal 
dan kepikunan pun dapat diperlambat.
Hanya 20 persen
Sepanjang umur, umumnya manusia hanya meng-gunakan tak lebih 20 persen dari 
kemampuan otaknya. Sebanyak 80 persen lagi hilang dan luruh seiring tak 
termanfaatkannya sel-sel otak sejak masa balita. Namun dalam memanfaatkan yang 
20 persen ini pun tidak banyak orang yang bisa mencapai taraf maksimal, 
terbukti dari terdapatnya jutaan orang yang mengalami kepikunan di dunia ini. 
Di Indonesia, hingga saat ini diketahui ada sekitar 15 juta jiwa penduduk usia 
manula dan 15 persen diantaranya mengalami kepikunan.
Umumnya, fungsi otak belahan kanan memang lebih cepat menurun. Daya ingat 
visual yang menurun membuat orangtua mudah lupa wajah orang, sulit 
berkonsentrasi dan cepat beralih perhatian. Selain itu, juga terjadi kelambanan 
pada tugas motorik sederhana seperti berjalan, berlari, membuka dan menutup 
telapak tangan dan banyak lagi.
Stimulasi untuk meningkatkan kemampuan otak belahan kanan perlu diberikan porsi 
yang memadai, berupa latihan atau permainan yang prosedurnya membutuhkan 
konsentrasi atau memori visual termasuk melakukan aktivitas seperti banyak 
bergaul, bersilaturrahmi, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan sebagainya.
Sementara fungsi otak kiri bisa dimaksimalkan dengan melakukan 
aktivitas-aktivitas rutin secara kontinyu, seperti membaca Al-Qur’an, menulis 
buku harian, membaca buku bahkan sekedar melakukan kegiatan-kegiatan rutin 
rumah tangga seperti memasak, membetulkan pagar dan sebagainya.
Penyakit Alzheimer
Berikut ini adalah sepuluh gejala dini penyakit Alzheimer yang harus 
diwaspadai. Siapa tahu gejala-gejala tersebut telah menghinggapi diri kita.
1. Gangguan daya ingat: lupa janji, lupa nama orang, lupa teman, tidak dapat 
mengingat kejadian baru atau pembicaraan.
2. Kesulitan melakukan aktivitas/pekerjaan sehari-hari.
3. Kesulitan berbahasa: sulit menemukan kata yang tepat, sulit mengerti 
pembicaraan.
4. Disorientasi waktu dan tempat, tidak mengenal tanggal, bulan, tahun dan 
lingkungannya.
5. Kemampuan penilaian/pengambilan keputusan yang menurun; gangguan penilaian 
sosial dan penampilan diri yang jelek.
6. Kesulitan berpikir abstrak, kesulitan perhitungan sederhana, membaca 
kalender, mengurus buku cek atau giro bank.
7. Lupa dan salah meletakkan barang.
8. Perubahan alam perasaan atau prilaku, mudah sedih, gelisah, curiga dan 
agresif.
9. Perubahan kepribadian, apatis, kurang spontanitas, menarik diri dari 
interaksi sosial.
10. Hilangnya inisiatif dan minat, mulai mening-galkan hobi/kesenangan yang 
sebelumnya diminati.
 
Mencegah pikun
Setidaknya ada tiga jalan yang bisa dilakukan sejak usia muda untuk 
memperlambat atau mencegah datangnya pikun. Pertama, ingat prinsip: "belajar 
selama hayat dikandung badan." Artinya, jangan pernah berhenti belajar. 
Teruslah rangsang atau stimulasi otak kita dengan cara banyak membaca, menulis 
dan kegiatan-kegiatan yang memanfaatkan aktivitas otak, misalnya menghapal, 
adalah resep mujarab meng-hindari pikun. 
Seandainya anda kini merasa membutuhkan upaya yang jauh lebih keras untuk 
memahami isi bacaan dibanding sekian tahun yang lalu, jangan sedih. Upaya 
tersebut bagaimanapun jauh lebih baik daripada membiarkan otak menganggur.
Kedua, aktiflah bermasyarakat. Membina hubungan dengan orang lain merupakan 
satu upaya untuk tetap memfungsikan otak kanan. Segala aktivitas bisa dilakoni 
baik aktivitas yang bersifat ‘mengambil’ peran maupun ‘memberi’ peran.
Ketiga, jalani hidup sehat. Selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan 
seimbang, tidak merokok, tidak meminum minuman keras, serta rutin berolah raga 
adalah modal utama kita dalam memasuki masa tua dengan penuh manfaat dan jauh 
dari kepikunan. ***
 
 


      __________________________________________________________
Låna pengar utan säkerhet. Jämför vilkor online hos Kelkoo.
http://www.kelkoo.se/c-100390123-lan-utan-sakerhet.html?partnerId=96915014

Reply via email to