Suku Simalungun Harus Bangkit dan Perbaharui Diri Setiap Hari 
Mei 17th, 2009
Pematangsiantar (SIB)
Pelaksanaan Muscab/Harungguan Urung Partuha Maujana Simalungun (PMS) VI P 
Siantar hendaknya dijadikan momen awal kebangkitan suku Simalungun yang lebih 
berkualitas yang dimulai dari pelestarian adat dan budaya, pembinaan keluarga, 
semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan menunjukkan sikap menerima dan 
diterima semua suku yang ada di Indonesia tercinta ini.
Hal itu dikatakan Ketua DPP PMS Parlindungan Purba SH MM kepada wartawan usai 
membuka Muscab PMS VI P Siantar, Sabtu (16/5) di Conventional Hall Siantar 
Hotel P Siantar. Muscab VI tersebut akan merumuskan program kerja, evaluasi dan 
memilih kepengurusan PMS P Siantar periode 2008-2013.
Penilaian Purba terhadap suku Simalungun adalah sangat menghargai setiap suku 
yang ada di daerahnya, bahkan selama ini suku Simalungun sangat menghargai dan 
menerima setiap suku yang datang dan tidak salah suku Simalungun juga sudah 
dapat diterima oleh suku lainnya, sehingga secara sistematis telah terjalin 
persatuan dan kesatuan yang kuat sebagai warga NKRI di antara sesama suku 
lainnya.
Bangkitnya suku Simalungun dapat terwujud bila semua keluarga besar suku 
Simalungun dalam kehidupan sehari-harinya terus bangkit dan melakukan 
pembaharuan sekaligus meningkatkan kualitas, khususnya terus melakukan 
pembinaan dalam keluarga masing-masing, sebab kalau sudah dalam keluarga 
terjalin hubungan yang baik, maka secara otomatis orang Simalungun akan semakin 
besar. Kalau sudah semakin besar dan berkualitas maka orang Simalungun akan 
dapat berperan lebih banyak untuk negara ini.
Dikatakan, suku Simalungun tidak pernah mengusir suku lainnya agar keluar dari 
daerah P Siantar dan Simalungun. Ini membuktikan bahwa suku Simalungun sudah 
dapat menerima setiap suku untuk datang ke daerah itu. Bahkan suku Simalungun 
yang sangat menjunjung tinggi "Ahap Simalungun" dan mempunyai falsafah 
"Habonaron Do Bona" sangat mempengaruhi kehidupan setiap harinya. Kalau sudah 
semua suku juga sangat menjunjung tinggi adat dan budaya serta falsafah 
tersebut terciptalah suatu keharmonisan, persatuan dan kesatuan sesama suku 
bangsa, ujar Purba yang memperoleh suara terbanyak kedua pemilihan DPD pada 
Pemilu legislatif April yang lalu itu.
"Harapan saya, kepada kedua kepala daerah ini ( kota P Siantar dan Pemkab 
Simalungun) yakin bahwa orang Simalungun secara menyeluruh sudah banyak yang 
berkualitas. Keyakinan tersebut kalau memang suku Simalungun terbaik pasti para 
kepala daerah itu dapat mempertimbangkan untuk dapat menduduki jabatan di 
pemerintahan tersebut. Tetapi sebelum kearah itu, setiap suku Simalungun dalam 
kehidupan sehari-harinya harus terus bangkit dan harus mempunyai tekad untuk 
memperbaiki diri, melestarikan adat dan budaya, semakin mendekatkan diri kepada 
Tuhan, membina keluarga yang baik, menerima dan dapat diterima oleh suku 
lainnya niscaya suku Simalungun akan semakin kuat dan jaya," katanya.
Sementara, Ketua PMS P Siantar DR Minten Saragih dalam sambutannya mengharapkan 
Muscab dapat berjalan dengan baik serta dapat merumuskan program kerja, 
mengevaluasi kinerja PMS periode 2003-2008 dan dapat memilih kepengurusan PMS 
yang kapabel, sebab kepengurusan PMS lima tahun mendatang akan semakin berat.
Walikota Ir RE Siahaan dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten 
Perekonomian dan Pembangunan Jumadi SH mengakui, selama ini suku Simalungun 
telah memberikan kontribusi yang banyak dalam memajukan pembangunan di daerah 
itu. Ke depan hendaknya suku Simalungun dapat menjadi mitra yang baik dengan 
Pemko P Siantar untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan yang lebih baik lagi. 
(S5/x)
--
KOMENTAR
Kebangkitan Simalungun adalah kebangkitan dari situasi 'tamu didaerah sendiri'. 
Orang Simalungun sudah menjadi penduduk minoritas di daerahnya sendiri. 
Demokrasi tirani mayoritas berlaku disini, sama halnya dengan orang Pakpak di 
Dairi. Tetapi terjadi juga beberapa situasi 'istimewa', dimana orang Pakpak 
atau Simalungun bisa jadi pemimpin daerah, seperti Tumanggor dan Zulkarnain 
Damanik. Sekarang Tumanggor sudah digantikan oleh Sitohang, kembali ke suasana 
normal lagi artinya berlaku permanent tirani mayoritas. Damanik masih 
'dipelihara'. 
"selama ini suku Simalungun sangat menghargai dan menerima setiap suku yang 
datang dan tidak salah suku Simalungun juga sudah dapat diterima oleh suku 
lainnya," kata Purba. Orang-orang pendatang sudah dapat menerima suku 
Simalungun di Simalungun. Orang Simalungunlah yang menyesuaikan diri dengan 
pendatang di daerahnya. Disini jadinya berkebalikan dengan kebiasaan 'dimana 
tanah dipijak, disitu langit dijunjung'. Bangkitlah Simalungun! Mengharapkan 
kebangkitan yang sukses.
MUG


      __________________________________________________________
Går det långsamt? Skaffa dig en snabbare bredbandsuppkoppling. 
Sök och jämför priser hos Kelkoo.
http://www.kelkoo.se/c-100015813-bredband.html?partnerId=96914325

Kirim email ke