mbera enda ula "A Game as old as Empire" atau sumbangan neolib model Economic 
Hit Men John Perkins untuk cawapres Boedionao gubernur berkuasa penuh IMF. 

Salam mbera mbera
MUG

--- In tanahkaro@yahoogroups.com, kontan tarigan <kontan_tari...@...> wrote:
>
> Rabu, 3 Juni 2009 | 14:52 WIB
> 
> JAKARTA, KOMPAS.com â€" Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan nenelusuri 
> sumbangan dana kampanye pasangan capres dan cawapres. "Jelas di-follow up 
> kalau ada sumbangan fiktif dari mana yang itu," kata anggota Bawaslu, Bambang 
> Eka Cahya, di Kantor Bawaslu, Jakarta, Rabu (3/6).
 
> Penelusuran akan dilakukan dengan menelisik sumber sumbangan dan alamat 
> penyumbang yang tidak jelas. Bambang mencontohkan, ada perusahaan yang hanya 
> memiliki dua komputer, tetapi bisa menyumbang dana kampanye pilpres sebesar 
> Rp 5 miliar. "Entah kebetulan atau disengaja," tuturnya.
 
> Namun, contoh yang dipaparkan Bambang ini mengerucut pada suatu perusahaan 
> yang bergerak di bidang penyediaan logistik untuk Bank, yakni PT Shohibul 
> Barokah. Perusahaan yang beralamat di Graha Kirana lantai 9, Sunter, ini 
> disebut sebagai salah satu penyumbang terbesar pasangan SBY-Boediono sebesar 
> Rp 5 miliar.
 
> Menurut Bambang, sumbangan yang tidak jelas terancam dikembalikan ke kas 
> negara. "Kalau tidak jelas dikembalikan ke kas negara," ujarnya.
 
> Selain itu, pihaknya juga akan menelusuri jumlah sumbangan yang melebihi 
> batas maksimal. Berdasarkan UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum 
> Presiden dan Wakil Presiden, Pasal 96 menyebut dana kampanye yang berasal 
> dari perseorangan tidak boleh melebihi Rp 1 miliar dan yang berasal dari 
> kelompok perusahaan atau badan usaha nonpemerintah tidak boleh melebihi Rp 5 
> miliar.
 
> "Sumbangan yang besar sekali, pinjam rekening orang, masyarakat yang tidak 
> jelas tiba-tiba menyumbang. Kita curiga seperti itu dan sangat mungkin 
> terjadi dalam sumbangan dana kampanye," katanya
>


Kirim email ke