Mejuah juah pariwisata banci di laksanakan dan sukses uga caranya, panggil orang2 karo yg pengalaman di pariwisata u olah dan sosialisasi ke tanah karon, panggil orang2 pengalaman pariwisata ajak kerjasama. Petakan daerah wisata n siapakn sarana. Masyarakat di ajari pariwisata n berbisnis melalui pariwisata. Itu dululahhh lain kali saya sambung mejuah juahhhh Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message----- From: Ma3n <cepera_sa...@yahoo.com> Date: Wed, 16 Sep 2009 08:27:25 To: KARO KITA<komunitask...@yahoogroups.com>; <tanahkaro@yahoogroups.com>; <infok...@yahoogroups.com> Subject: [tanahkaro] Fw: [komunitaskaro] PARIWISATA TANPA SENYUM ??? Sudah menjadi sebuah karakter mungkin keramahtamahan sangatlah jauh ditengah-tengah daerah wisata karo. Untuk merubah karakter tersebut memang sulit, karena sudah berlarut-larut sehingga sudah menjadi kebiasaan. DTW di Kabupaten Karo banyak yang diabaikan, banyak potensi yang dapat dikembangkan namun harus mendapat dukungan penuh dari segala pihak. Yang saya perhatikan ternyata bukan didaerah Karo saja masyarakatnya mempunyai karakter buruk "Ramah tamah-senyum" didaerah lain juga terdapat hal serupa. Jika kita mengupas masalah pariwisata Karo banyak hal yang harus dibenahi, dimulai dari diri sendiri hingga birokrasi pemerintahannya sendiri. Pemerintahan Kabupaten Karo saya pikir banyak orang-orang yang pintar namun terkesan tutup mata pada lahan yang belum jadi (hanya memanfaatkan peluang atau kesempatan pada sebuah objek yang sudah jadi). Jika melihat kondisi dilapangan sangat memprihatinkan, untuk memasuki suatu DTW pengunjung dikenakan biaya retribusi yang mengatasnamakan Pemkab, muncul pertanyaan : Atas perintah siapakah pengutipan retribusi tersebut ?Dikemanakan hasil pendapatan dari retribusi tersebut ?Fasilitas apa yang didapat pengunjumg dari pembayaran retribusi tersebut ?Entah menjadi apa kelak Kabupaten Karo jika terus menerus disesaki oleh kepentingan yang tumpang-tindih. Sudah terlalu banyak masalah yang muncul dan terus diabaikan oleh pihak yang berwenang. Pusing melihat keadaan pariwisata Kabupaten Karo yang semerawut tanpa sentuhan tangan emas,...butuh manusia yang peduli "ermediate" .......................................... Ditunggu lagi tindak lanjut dari Pemkab Karo Terima Kasih, Tarigan Singalorlau " Isi dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia namun, Tidak akan pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan satu orang yang serakah ! " " Janganlah Engkau berjalan didepanku karena aku tidak akan mengikutimu, Dan janganlah Engkau berjalan dibelakangku karena aku tidak akan memimpinmu, Tetapi berjalanlah disampingku karena Engkau akan menjadi temanku" --- On Wed, 9/16/09, karo karositepu <sitepu2...@yahoo.com> wrote: From: karo karositepu <sitepu2...@yahoo.com> Subject: [komunitaskaro] PARIWISATA TANPA SENYUM ??? To: komunitask...@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 16, 2009, 4:17 AM Pasti semua kita pernah ber darmawisata, keindahan alam, keunikan budaya, kemajuan teknologi pasti merupakan factor yang menjadi magnit yang mandorong kita untuk melakukan kunjungan . Selain faktor tersebut, kebersihan (toilet misalnya), keramahan dari penduduk setempat merukan hal yang tidak kalah pentingnya. Bisa dibayangkan pada saat kita mengunjungi DTW, Berastagi Misalnya tiba-tiba kebutuhan mendesak ke toilet tidak bisa terpenuhi, pastilah suasana ceria berubah menjadi derita… Dalam hal keramahan… saya punya pengalaman sangat menarik (mungkin lebih tepatnya menyakitkan) ceritanya begini: Pada tanggal 14 September 2009 untuk memenuhi undangan perangkat dan masyarakat Desa Dolu, saya dengan 6 orang teman jam 19.45 berangkat dari Kabanjahe ke desa tersebut. Memasuki Desa Dolu, 100 m dari simpang, kami di stop oleh petugas tanpa tanda pengenal (katanya petugas Pemda), Kami jelaskan tujuan kami bukan ke daearh Wisata Pemandiar air panas, tapi pertemuan dengan perangkat Desa dan masyarakat Dolu. Sang petugas (anak tanggung 16 tahunan), dengan sangat arogan meng interogasi kami dengan kata-kata yang sangat tidak pantas al: Kalian inin tidak menghargai PEMDA KARO, baca itu plang pengumuman (yang dalam keadaan gelap memang gak terbaca), Siapa saja yang ikut pertemuan…dsb… dsb. Ngomong nya juga seperti membentak… sepertinya dialah yang punya DOLU… Sesampai di Desa Dolu… kami menceritakan pengalaman yang tidak enak tersebut… dan yang membuat kasi benar benar terkejut penduduk Dolu mengatakan : Labo kam saja banna bage Sitepu, kade-kade kami pe sir eh atena mesuikal atena ibahan petugas ah. Ia me iakakna si punana Dolu enda.. sebab si ertugas ah anak Kacaribu,.. nina kadekade Pak Bupati…..emaka kami pe la pang ngerana… Pernyataan penduduk Dolu sampai saat ini menjadi pertanyaan dalam diri saya: 1. Apakah petugas retribusi di Dolu memang harus dari penduduk kampung lain dan harus family Pejabat??? 2. Apakah Pariwisata dapat maju … tanpa keramahan (baca: senyum dan penampilan simpatik petugas) ??? Kalau saya pribadi sebagai penduduk Kab.Karo, memang sangat menghindarkan untuk mengunjungi obyek wisata Dolu, karena beberapa kali saya kesana belum pernah mendapaat perlakuan yang simpatik (padahal untuk itu saya rela membayar tentunya) Bujur ras mejuah-juah P.Sitepu Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!