Siaga gempa sejak dini memang layak untuk dilakukan dari saat ini, dan hal tersebut telah dilaksanakan oleh masyarakat di Jawa Timur yang menurut peneliti dari LIPI bahwa daerah ini juga berpotensi terjadi gempa besar dan dapat menimbulkan Tsunami.
Berikut adalah berita selengkapnya Gubernur Jawa Timur Soekarwo minta pada seluruh kabupaten/kota di Jatim melakukan siaga bencana melalui early warning system atau sistem peringatan dini. Sebab menurut peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jawa Timur bagian selatan memiliki potensi gempa karena berada dalam patahan Samudera Indonesia. “Saya minta seluruh kabupaten/kota di Jatim, khususnya di wilayah selatan agar melakukan antisipasi gempa melalui sistem peringatan dini. Antisipasi itu bisa dilakukan dengan menyiapkan masyarakat melakukan langkah-langkah darurat jika terjadi gempa,” kata Soekarwo Senin 5 Oktober 2009. Terkait itu, dibeberapa daerah di Jatim sudah melakukan itu. Misalnya di Lumajang, khususnya daerah pesisir selatan Jatim. Sistem peringatan dini tidak harus berupa alat yang canggih. “Masyarakat bisa dilatih menggunakan kentongan sebagai sistem peringatan dini. Agar mereka mengetahui kalau ada bahaya gempa dan harus segera mengungsi." Lebih jauh dikatakan, pesisir selatan Jatim dan Bali masuk dalam zona bahaya gempa yang berpotensi tsunami. Sebab di wilayah selatan Jatim terdapat patahan panjang mulai dari Sumatera. Bahkan salah satu pakar geologi dari LIPI, Danny Hilman Natawidjaja, mengatakan bahwa terjadinya gempa di Aceh dan Sumatera Utara pada 26 Desember 2004, gempa Jogyakarta pada 27 Mei 2006 dan Gempa Padang yang terjadi pada 30 Septenber 2009 kemarin, memicu patahan di Samudera Indonesia. Adanya patahan itu diperkirakan bakal terjadi gempa dahsyat berkekuatan lebih dari 8 Skala Richter yang berpotensi Tsunami. Prediksi itu beralasan, dari penelitian Prof Kerry Sieh dari Nanyang Technology University (NTU) Singapura, memiliki catatan gempa dan patahan yang terjadi di selatan Jawa selama 12 tahun. Jika tekanan terhadap patahan semakin tinggi, bisa jadi memicu gempa yang mencapai 8,8 SR. Sumber: http://nasional.vivanews.com/news/read/94678-jawa_timur_siaga_gempa_8_8_skala_richter Salam Mejuah Juah Karo Cyber Community --- On Mon, 10/5/09, Erdian <erdian...@yahoo.com> wrote: From: Erdian <erdian...@yahoo.com> Subject: [komunitaskaro] IAGI Sumut Perkirakan: Tahun 2016 Gempa di Tanah karo To: komunitask...@yahoogroups.com Date: Monday, October 5, 2009, 10:49 PM Belajar dari Gempa San Fransisco dan Si Cuan China, IAGI Sumut Perkirakan: Tahun 2016 Gempa Berkekuatan di Atas 7 SR Akan Mengguncang Tanah Karo Medan, (Analisa) Ketua Dewan Pakar Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumut Ir Jonathan Tarigan memprediksi, pada tahun 2016 akan terjadi gempa berkekuatan besar di Tanah Karo yang merupakan periode pengulangan (Reccurence Period) gempa yang terjadi pada tahun 1935, atau yang lebih dikenal dengan gempa Linor Batuka-rang yang berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR). Hal itu ditegaskan Jonathan Tarigan kepada Analisa, Senin (5/10) setelah menganalisa se-jumlah data dan fakta yang ada, serta sejumlah penelitian yang dilakukan oleh pakar geologi, bahwa periode pengulangan gempa untuk didarat akan terjadi dalam rentan waktu antara 70 sampai 80 tahun dan untuk di laut akan terjadi pe-ngulangan 100 hingga 200 ta-hun. Berkaitan dengan hal itu kata Jonathan, bila kita berpe-doman pada analisa dan pene-litian yang dilakukan oleh pa-kar geologi, maka peristiwa gempa Tanah Karo yang terjadi pada tahun 1936, akan terulang kembali pada tahun 2016. Se-bagai contoh, gempa yang ter-jadi di San Fransisco pada tahun 1906 berkekuatan 8 SR teru-lang kembali pada tahun 1989, demikian juga halnya gempa yang terjadi di Si Cuan China pada tahun 1938 dengan ke-kuatan 7,9 SR yang menewas-kan 80 ribu orang, terulang kembali pada tahun 2008. Dari kedua kedua peristiwa gempa ini, fakta menyebutkan telah terjadi pengulangan gempa da-lam rentan waktu antara 70 hingga 80 tahun. Dalam kesempatan itu, Jo-nathan Tarigan didampingi Ketua IAGI Sumut Ir.Gagarin Sembiring dan dua pengurus IAGI lainnya Ir Edi Maulana Barus dan N Sitepu menyebut-kan, prediksi bakal terjadinya gempa di Tanah Karo yang ber-kekuatan di atas 7 SR ini, juga dilatarbelakangi letak geografis Tanah Karo yang berada di dua patahan gempa yakni patahan Renun dan Patahan Bahorok. "Menurut peta rawan gempa yang kami miliki, gempa ber-kekuatan 7,5 SR yang me-ng-guncang Sumatera Barat, juga berada sejajar dengan dua pa-tahan patahan Renun dan Baho-rok yang saat ini sedang me-ngancam Tanah Karo", tutur Jonathan Tarigan yang lebih akrab disapa Jo. Jonathan mengakui, predik-si para pakar bisa saja meleset dari perkiraan, karena mereka juga manusia bukan Tuhan. Namun berdasarkan pengala-man dan fakta yang ada, pre-diksi tersebut juga ada yang mendekati kebenaran. Seperti halnya gempa yang melanda San Fransisco Amereika Serikat dan di Si Cuan China, kata Jo. Apalagi dari penyusuran yang dilakukan para ahli geo-logi, bebatuan yang ada didara-tan Tanah Karo sangat rapuh, dan mudah terjadi peng-hancuran bila sedikit saja ter-jadi gerakan. Yang kita khawa-tirkan kata Jonathan, gempa yang terjadi di Sumbar, akan mempengaruhi letak tanah dan bebatuan di Tanah Karo, karena kedua daerah ini berada sejaja-ran dengan daerah patahan yang berpotensi terjadinya gempa. Pada prinsipnya kata Jo-nathan, prediksi IAGI ini bukan untuk menaku-nakuti masyara-kat, tetapi sebagai sinyal agar masyarakar waspada terhadap kemungkinan terjadinya gem-pa bumi, sehingga korban jiwa yang diakibatkannya dapat ditekan sekecil mungkin. Berkaitan dengan hal itu Ketua IAGI Sumut Gagarin Sembiring juga menuturkan, sinyal bahwa Sumut, khusus-nya Tanah Karo berada dalam wilayah yang berpotensi terja-dinya gempa, hendaknya disi-kapi secara cepat dan tepat oleh Pemerintah Provinsi maupun kabupaten\kota, dalam upaya mengantisipasi secara dini ter-hadap bahaya gempa bumi dengan mengambil langkah-langkah preventif. "Secara keilmuan, apa yang dikemukakan IAGI menyang-kut prediksi bahwa daratan Sumatera berada dalam potensi rawan gempa, termasuk bebe-rapa daerah di Sumut, itu bisa dipertanggung jawabkan, ka-rena kita memiliki data yang valid untuk itu. Jadi dalam hal ini kita bukan asal bicara", tegas Gagarin Sembiring. (di)