Sekali lagi bukan Zarima yg perlu dibahas.

Kam bahas lagi??



Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: Benyamin Sitepu <bsit...@yahoo.com>
Date: Thu, 6 May 2010 00:29:42 
To: <tanahkaro@yahoogroups.com>
Subject: Re: [tanahkaro]  soal 'bupati Z' benefit nya untuk kita

Sayang seribu kali sayang, belum naik udah the end. Kecewa juga "Z" tidak jadi 
mencalonkan diri. Kalau dia maju, saya duluan mendaftar judi Koordinator 
pemenangan dia. Udah pasti menang. Bayangkan saja suara perbapan udah pasti 
bulat memilih dia (adi i sungkuni memang lang nina, tapi dibalik bilik 
pencoblosan kan rahasia). Biaya kampanye murah, udah terkenal. Tinggal 
pedekatan aja. Cukup dengan satu organ/keyboard, candidat cukup nyanyi lagu 
dangdut dengan kostum sedikit menarik ( pakai pakaian senam lengkap dengan 
Gstring ). Wowwwww pasti terdaram darram pusuh penonton e. Karena ini adlah 
satu pendekatan baru tentu akan menjadi Top Of Mind setiap orang. Sanga 
pemilihen e, target sura e sambil emosi nustus kertas. " ena eggom ku tustus Z 
ah ndai nake nina sapih sapih ia i kede. 
Suara pernanden akan terbagi ke calon calon si debanna (si dilaki). Alasan 
lain, Dari semua kemungkinan calon bupati karo yang perempuan, kalau 
dibandingkan dengan "Z" tentu langit dan bumi. Z tentu jauh lebih sexy dan 
aksi. Lebih baik toh pilih ini dari pada yang lain. Lihat saja selama ini orang 
no 1 kita, apa ada yang nice look? atau malah bagi kidu saja nge ije, (muit uit 
saja je tapi nepcep). Mungkin hasil kinerjanya nanti sama saja. La ngaruh. Adi 
seringe pengkebettna, ma ulin Z enda. Meledang denga lah man tatapen. sehat 
mata nta suari berngi janah tetap kreative bas perukuren. 

Seandainya Z jadi maju, tentu akan terpilih. Kehadiran ini akan mambawa effect 
positip dalam lima tahun. Kenapa??? Saya yakin begitu dilantik, dianya akan 
sibuk memenuhi undangan dari desa desa, Baik itu dalah konteks Musyawarah Desa, 
atau acara pelantikan karang taruna dll. Di setiap desa yang dikunjungi, akan 
terjadi kekacauan dalam setiap keluarga. Berngina Rubati pernanden ras 
perbapan. Tentu karena pernanden merasa tersaingi. Dalam pertemuan pertemuan 
kumpulan pernanden akan mlai dibahhas petaka yang terjadi dan sampai ke satu 
kesimpulan " Ije nge tading kame e". 
Dengan kesadaran ini, business salon, spa, beauty center dll yang berhubungan 
dengan ini akan berkembang marak. Pernanden akan rame rame ke finess center, ke 
salom. Setiap desa akan tumbuh kelompok aerobic (nggurjah gurjah), body shape 
supaya nice look. Ha...alhasil perbapan senang dirumah. Tekuak manuk minter 
berkat ku juma, lenga pe gelap wari e minter pedas pedas mulih ( e pe labanci 
terlambat). Makin cepat sampe rumah makin baik.Mbuah ka page nisuan sebab tutus 
ate perbapan ku juma.  kena ka rega sinuan sinuan. Haiyaaaaaaaaaaa....ini dia. 
Sekali mengajun dayung, banyak pulau terlalui.  Mama girang, Papa senang. 
Diakhir masa sajabatannya  masyarat muda karo akan rame rame bilang "BUJUR 
Bibi, Nande ras bapa enggo betah i rumah, mbue ka hasil juma kami" . 

"Kehadiran Z akan meremajakan kembali romantika di keluarga karo ( yang mungkin 
sekarang udah tidak ada) "

Bujur.




________________________________
From: Inigo Tarigan <kikintari...@yahoo.com>
To: tanahkaro@yahoogroups.com; komunitask...@yahoogroups.com; 
infok...@yahoogroups.com
Sent: Wed, May 5, 2010 6:06:15 PM
Subject: Re: [tanahkaro] opini SIB soal 'bupati Z'

   
Jangan sakiti Zarima (baca : Tolak revisi Undang-undang No.32 Tahun 2004)  
 
Bukan Zarimanya yang perlu dibahas, tetapi kenapa Zarima main ke Kab Karo..., 
he hee ini yang lebih menarik.
 
Dengan segala hormat kepada Zarima, saya bisa yakin bahwa dia pasti akan kalah 
kalau di laga di manapun.  
 
Sebagai orang Karo, tentu kita semestinya bangga, bahwa Karo sudah 
diperhitungkan, dan ini bukan maenan lokal (ini membuat saya bangga dan 
puas.....)
 
Tak ada putih, kalau tak ada hitam.
Tak ada manis kalau tak ada pahit.
Anjing menggonggong, kafilah berlalu...
 
 
Perihal moral dan pertobatan
 
Sekoyong sekelompok orang membawa pelacur kehadapannya;
dengan dakwaan dan ayat-ayat yang disiapkan.
 
Sambil berjongkok, seorang Muda menggores di tanah....... .....
satu persatu massa undur diri.
 
dihampirinya pelacur itu sambil bertanya;
adakah yang mencelakai engkau???
 
"Tidak ada Guru..."
 
"Akupun tidak. Dosamu ku ampuni dan JANGAN BERBUAT DOSA LAGI."
 
 
 
 
Kikin Tarigan
 


--- On Wed, 5/5/10, MU Ginting <gintin...@yahoo. se> wrote:


>From: MU Ginting <gintin...@yahoo. se>
>Subject: [tanahkaro] opini SIB soal 'bupati Z'
>To: tanahk...@yahoogrou ps.com, forumk...@yahoogrou ps.com, komunitaskaro@ 
>yahoogroups. com
>Date: Wednesday, May 5, 2010, 12:48 AM
>
>
>  
>Seputar Artis yang Mencalonkan Diri Menjadi Bupati 
>Posted in Opini by Redaksi on Mei 4th, 2010  
>  
>Oleh: Naurat Silalahi Situngkir
>Harian SIB memberitakan seorang artis bakal mencalonkan diri menjadi bupati 
>pada sebuah daerah tingkat II di Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Karo. 
>Pada sebuah media online, berita ini juga dimuat dan mendapat tanggapan keras 
>dari seorang pembaca. Pembaca tersebut mengatakan: “Parpol mana yang mendukung 
>itu. Putra-putri daerah kami banyak yang mampu memimpin… Jangan tutup mata 
>akan parpol yang hanya mencari uang..” ujarnya mengomentari berita tersebut. 
>Tak pelak pojok SIB pun memberi komentar, walupun komennya cukup netral, 
>yakni: Ini sangat menarik, kita ingin tahu bagaimana pendapat masyarakat di 
>Karo. (SIB, 30 April 2010 halaman 16 kolom 9).
>Berbicara tentang seorang warga negara dalam mengabdikan diri untuk membangun 
>negeri tercinta ini tentulah ada ketentuannya. Sesuai undang-undang, siapa 
>saja dapat mencalonkan diri menjadi bupati di tanah air tercinta ini. Perihal 
>banyaknya
> artis yang mencalonkan diri menjadi kepala daerah pada pemerintahan apakah 
> tingkat kabupaten, kota atau propinsi sempat menjadi perhatian Menteri Dalam 
> Negeri Gamawan Fauzi. Pasalnya artis-artis tersebut memiliki masa lalu yang 
> kurang enak didengar. Mendagri memberi usulan agar dalam revisi Undang-undang 
> No.32 Tahun 2004 tentang syarat calon kepala daerah ditambah dengan 
> “…berpengalaman di pemerintahan” dan “tidak cacat moral”. Persoalannya, moral 
> yang bagaimana? Memang contohnya ketika itu disebutkan Mendagri cacat moral 
> itu seperti “ada video berzina”.
>Biarkan Rakyat yang Menentukan
>Sekilas memang hati gundah, bertanya. Kenapa musti artis yang didukung menjadi 
>pemimpin pada sebuah daerah atau kabupaten atau juga propinsi. Atau bagi artis 
>tersebut panggilan apa yang membuat tiba-tiba bersedia mencalonkan diri 
>menjadi kepala daerah. Pada umumnya si artis memang mau karena “dipinang” 
>parpol, mengingat sang calon memiliki nama
> besar, dikenal dan terkenal atau paling tidak cepat atau mudah dikenal massa 
> dibanding tokoh yang baru dimunculkan. Persoalannya tidak menjadi masalah 
> kalau memang si artis atau calon tersebut tidak memiliki nama atau masa lalu 
> yang kurang sedap. Seperti yang hendak maju ini, julukannya saja seram: 
> “Mantan Ratu Ekstasi” (SIB, 30 April 2010 halaman I kolom 1-3).
>Akibatnya reaksi pun datang. Belum lagi . . . (baca selanjutnya di SIB) 
> 

 


      

Kirim email ke