Kontan Tarigan :
Menghibur karena dapat meningkatkan kemakmuran dan pelayanan publik, saya 
setuju.

Bang KT, tulisan kam diawal diatas lebih mengena daripada ulasan kam berikutnya.

Penghibur dalam catatanku tidak pernah mengatakan harus dari panggung. Bukan 
pula haruslah seorang seniman penghibur.

Masyarakat lebih banyak mengeluh saat ini. Kelak akan datang seorang yang 
menghibur dengan perubahan. Perubahan dengan kesejahteraan tentu saja.

Bujur ras Mejuah-juah


Joey Bangun


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: kontan tarigan <kontan_tari...@yahoo.com>
Sender: komunitask...@yahoogroups.com
Date: Wed, 26 May 2010 22:06:02 
To: <komunitask...@yahoogroups.com>
Reply-To: komunitask...@yahoogroups.com
Cc: <tanahkaro@yahoogroups.com>
Subject: Re: [komunitaskaro] Bupati Karo haruslah Penghibur

BUPATI
KARO HARUSLAH PENGHIBUR. 

Membaca judul ini kita bisa multi tafsir. Menghibur karena dapat meningkatkan 
kemakmuran dan pelayanan publik, saya setuju. Namun, menghibur karena membuat 
orang tertawa dari atas panggung, saya kurang sependapat. Bagaimana pun juga, 
seorang bupati adalah bertugas menjalankan fungsi manejerial pemda di tingkat 
kabupaten. Fungsi manejer, tidak ada mesti bisa menghibur dari atas panggung.

Semua kita sudah ada talenta masing-masing. Jika memang perlu hiburan, bupati 
bisa saja mengorganisir agar artis menghibur rakyat. Terus terang saja, kita 
akan lebih senang dihibur oleh Tiofanta Pinem ketimbang SBY, misalnya. Keahlian 
masing-masing individu mesti didukung, apalagi oleh pejabat. Hitung-hitung, 
kita mesti melanggengkan lapangan kerja yang sudah ada saja, kalau memang tidak 
bisa meningkatkannya.

Lagi pula, kesannya, masih sempat-sempatnya latihan nyanyi padahal masalah 
rakyat masih seabrek, misalnya jeruk tak bisa dipanen, jalan rusak di 
mana-mana, sekolah-sekolah pada mau ambruk, puskesmas masih kekurangan dokter, 
dst. Andaikan pun dulu dia berasal dari seorang penyanyi, kalau sudah menjadi 
manejer mestinya mengutamakan fungsinya saja. Sewajarnyalah dia terus 
memikirkan bagaimana cara memakmurkan rakayat dan bagaimana cara melayani 
rakyat dengan cepat dan tepat tanpa pungli.

Sorry Joey ya, mana tahu kita tidak sependapat dalam hal ini. 

Sentabi!

Bang KT
 

--- On Wed, 5/26/10, Joey Bangun <joeyban...@yahoo.com> wrote:

From: Joey Bangun <joeyban...@yahoo.com>
Subject: [komunitaskaro] Bupati Karo haruslah Penghibur
To: tanahkaro@yahoogroups.com, komunitask...@yahoogroups.com, "Seniman Karo" 
<senimank...@yahoogroups.com>
Date: Wednesday, May 26, 2010, 8:42 AM







 



  


    
      
      
      

 BUPATI
KARO HARUSLAH PENGHIBUROleh Joey Bangun
 

   

“Syaratna
: jelma, pet man, erkiniteken!” kata kelompok Cot Dogol saat menjadi penutup
pertunjukan Zending tgl 16 April lalu di Sukamakmur. Kata-kata Cot Dogol itu
diutarakan sebagai syarat untuk menjadi seorang Ketua Moderamen GBKP. Kebetulan
saat itu adalah Sidang Sinode GBKP dalam rangka memilih Ketua Moderamen yang
baru. 

Syarat
yang diucapkan Cot Dogol itu menimbulkan gelak tawa lebih kurang 3000 penonton
yang malam itu memadati lapangan yang menjadi lokasi pertunjukan. Jawaban itu
terdengar polos dan diucapkan ceplas-ceplos begitu saja. Tapi kalau kita simak,
bukankah itu pula syarat dasar seorang manusia yang kelak jadi pemimpin. 

Sesederhana
: Jelma (manusia), Pet Man (menyukai makanan), Erkiniteken (beragama)  

   

FENOMENA ZARIMA  

Yang
menarik tentu saja fenomena seorang Zarima. Mantan ratu ekstasi itu seperti
dilansir oleh detik.com mencalonkan diri menjadi Bupati Karo. Pencalonan Zarima
sontak mengagetkan dunia entertainment dan tentu saja juga dunia politik. Peta
politik Karo sempat pula kasak-kusuk akibat pernyataan mantan Ratu Ekstasi ini.
Padahal dalam sejarah cerita rakyat Karo, suku Karo hanya mengenal istilah ratu
pada Putri Hijau Ratu Kerajaan Haru atau juga Beru Patimar si Ratu Jenggi
Kemawar. Tapi Zarima si Ratu Ekstasi? 

Zarima
bukanlah orang Karo. Bahkan mungkin setiap sudut jalanan di Tanah Karo ketika
ditanya orang-orang tidak pernah mengenal kiprah yang pernah diberikan oleh
Zarima untuk Karo. Tapi kenapa Zarima berani melemparkan dugaan kalau dirinya
akan menjadi Bupati Karo? 

Menaikkan
kembali popularitas adalah alasan utama. Sehari setelah melemparkan pernyataan
itu ke wartawan, Zarima langsung membuat pernyataan baru kalau dia belum siap
untuk menjadi Bupati. Artinya dia belum punya kemampuan yang memadai. Tapi
kenapa dia memberi pernyataan kejutan tentang pencalonan dirinya jadi Bupati
Karo kalau dia belum mengukur kemampuannya. Hanya Zarima dan sisi keartisannya
yang tahu. 

Pernah
sempat terpikirkan oleh saya, kalau Zarima mencalonkan diri jadi Bupati Karo
kenapa saya tidak menawarkan diri untuk menjadi wakilnya. Dari sisi latar
belakang pekerjaan mungkin kami bisa ‘nyambung’. Zarima tidak mengenal Karo,
saya mengenalnya. Saya bisa membantu Zarima untuk beradaptasi dan melakukan
birokrasi secara politik dan budaya. 

Ah
lupakan! Zarima hanya warna yang mencoretkan kuasnya pada peta perpolitikan di
Karo. Tapi akibat perbuatannya itu pula tiba-tiba nama Kabupaten Karo mengemuka
ke publik. Nama Karo berulangkali terucap di berbagai siaran infotainment. Kalau
saja bukan karena Zarima, nama Karo mungkin tidak pernah seterkenal ini. “Karena
selama ini pemerintah daerahnya tidak pernah punya niat untuk menterkenalkan
potensi daerahnya.” 

   

HENING CIPTA UNTUK RAJABANA PURBA 

Berita
kepergian ‘sang bulang’ saat saya berada di kantor seorang donatur pertunjukan
Zending. Saat itu ada rencana pertunjukan itu kembali digelar di Medan tgl 6
Mei di Pardede Hall. Secara pribadi saya terkejut menerima berita itu. Sehari
sebelumnya saya melihat balihonya sebagai pencalonan Bupati Karo di berbagai
sudut Berastagi kampung asal sang bulang. 

Dua
Minggu sebelum saya pulang ke Medan karena tugas Zending, sang bulang menelpon
saya. Sang bulang menaruh harapan pada kreatifitas saya untuk pencalonannya.
Saya katakan padanya bahawa saya tidak akan menolaknya. Dia telah berbuat
terbaik untuk saya dan Teater Aron dalam dua pertunjukan Pawang Ternalem dan
Putri Hijau. 

Saya
berulangkali memberikan apresiasi padanya dengan datang ke kantornya di Hotel
Sultan. Sang bulang bukan saja seorang birokrat, dia juga seniman. Salah satu
lagu karyanya yang melegenda ‘Soniarap’ pernah saya pakai untuk sinetron Nande
Rudang. 

Sang
bulang terkenal sebagai pembela seniman-seniman Karo. Salah satu jasanya adalah
sebagai mediator dan fasilitator ketika seorang seniman Karo Jakarta sakit
keras.  

Banyak
isu dari mulut ke mulut yang menjadi alasan kepergian sang bulang. Walau apapun
itu, yang perlu dilakukan adalah sebuah Hening Cipta untuk memberikan
penghormatan pada sang bulang.  

Sang
bulang yang pernah menjabat sebagai ketua salah satu organisasi Karo. Sang
bulang yang pernah memberikan karya untuk dunia kesenian dan kebudayaan Karo.
Sang bulang yang punya visi dan misi yang jelas terhadap pencalonannya sebagai
Bupati Karo. 

   

BUPATI KARO ADALAH PENGHIBUR 

Zarima
dan Rajabana Purba adalah tipikal penghibur (baca : entertainer) . Karena mereka
mempunyai darah seni kental. Sebetulnya yang dilakukan Zarima dengan pernyataan
kontroversialnya sebagai calon Bupati Karo adalah hiburan. Bodoh jika orang
menganggap itu serius. 

Yang
menjadi pertanyaan adalah, apakah Penguasa Karo saat ini sudah menjadi
penghibur? Pertanyaan itu coba utarakan kepada masyarakat yang bersinggungan
dengan kedigdayaan kekuasaannya. Tanyakan pada mereka seperti ini, selama dia
menjabat : 

Manakah
yang lebih banyak, tawa atau tangis?  

Manakah
yang lebih banyak, mengusap air mata atau menahan perut karena senang? 

Manakah
yang lebih banyak, menghujat atau memuji? 

Manakah
yang lebih banyak, hal positif atau negatif? 

Manakah
yang lebih banyak, kemajuan atau kemunduran? 

Manakah
yang lebih banyak, arogansi atau merakyat? 

Manakah
yang lebih banyak, memajukan petani atau menghambat petani? 

Apakah
dia seorang PENGHIBUR atau PEMBERI LUKA? 

   

Watak
orang Karo pada dasarnya adalah pendendam. Sesuatu yang terbaik akan selalu
diingat. Begitu juga saat kau pernah melukainya. Berjiwa kritis, hingga tak ada
lagi terbersit kata ‘tuhu’ tapi kata ‘teng-teng.’ 

Sebetulnya
menjadi pemimpin masyarakat Karo haruslah mahluk yang super cerdas. Sebagai
contoh, lihatlah berapa organisasi Karo yang aktif dan berapa yang kini tidak.
Lihatlah bagaimana faktanya orang Karo justru terlihat ‘mandul’ saat bersatu
(baca ; berorganisasi) dan malah hebat jika menjadi seorang ‘single fighter’. 

Artinya
apa? Menjadi pemimpin Karo itu sebetulnya sulit. Pemimpin dari tabiat-tabiat
yang saya utarakan diatas. Dia harus super cerdas. Dia harus membuang rasa
egonya. Dia harus ‘down to earth’ (memasyarakat) . Dia sudi turun ke lapangan
daripada harus duduk santai dibalik meja kerjanya. Dia tidak bisa menggunakan
jari telunjuknya dengan memberikan perintah-perintah bagai seorang diktator,
tapi membuka kedua tangannya menerima setiap masukan dan saran. Artinya dia
tidak pantang dikritik. Lucu rasanya melihat seorang Bupati marah-marah saat
dikritik di suatu acara di Jakarta beberapa waktu lalu. 

Bupati
Karo adalah Tokoh Adat Karo. Dia adalah pemimpin adat. Dia mengerti adat dan
tahu mengembangkan budayanya. Bukan malah menghambat budayanya. Hitung saja 
betapa
minimnya kegiatan seni budaya yang digelar di Tanah Karo dan luar Karo beberapa
dekade belakangan ini. Hitung juga berapa seniman harus membawa kembali
proposalnya karena sulit menjumpai sang penguasa. 

Yang
pasti seorang Bupati harus membuka lebar-lebar telinganya agar lebih ‘update’
lagi mendengar kondisi dan kendala daerah pimpinannya. Lalu secara siaga dan
tepat memberikan solusi untuk segala permasalahan. Bukan malah menutup rapat
telinga dan ruang kantornya lalu berpura-pura tidak tahu tentang segala
permasalahan. 

   

CALON-CALON BUPATI 

Silahkan
maju jika anda sudah siap dan kalau menurut anda, anda memang layak. Tulisan
ini hanya sebatas info yang kalau menurut anda tidak penting abaikan saja. 
Mungkin
saja anda punya argumentasi sendiri yang memang tidak pernah terpikirkan saya. 

Pertarungan
ke depan bukan hanya pertarungan merebut kedudukan. Tapi juga pertarungan
memenangi hati rakyat. Artinya anda harus menghibur rakyat sehingga anda layak
terpilih. 

Jika
saja anda terpilih. Anda tetap harus menjadi Penghibur bukan malah sebaliknya.
Konon masyarakat Karo adalah masyarakat paling bersedih karena terlalu sering
melontarkan keluhan karena keadaaan. Jadi sekalah air matanya dan buat dia
tertawa. “Anda harus paham bagaimana caranya melakukan itu.” 

Pertarungan
kini antara yang tua dan muda. Yang pria maupun wanita. Kesampingkan masalah
gender kalau memang berniat memberikan terbaik untuk Karo. 

Tokoh-tokoh
kini muncul, dari anak pahlawan sampai yang mengaku anak petani. Dari birokrat,
cendikiawan, pengusaha, rohaniawan, hingga kaum yang bersinggungan langsung
dengan petani. 

Yang
merasa tokoh janganlah kelak menjadi ‘Tukang Tokoh’.  

Selamat
mengusung strategi brilian untuk memenangi pertarungan. Selamat bertarung di
ring pencalonan.  

Menangkan
hati anda dulu baru anda bisa memenangkan hati semua orang. 

Ingat,
asal anda menjadi PENGHIBUR RAKYAT maka anda akan memenangkan segalanya! 

  
 

Jakarta,
260510 00.50
Sumber :http://www.facebook .com/notes/ joey-bangun/ bupati-karo- haruslah- 
penghibur/ 367687542254# !/notes/joey- bangun/bupati- karo-haruslah- penghibur/ 
367687542254



      

    
     

    
    


 



  






      

Reply via email to