Revolusi Industri Warung Internet (Sebuah tinjauan dari perspektif ekonomi)
Di tengah persaingan yang semakin ketat, di mana setiap orang yang mempunyai modal dapat dengan mudahnya mendirikan usaha warung internet, juga akses internet dari pengguna rumahan yang semakin mudah, mau tidak mau memaksa para pelaku bisnis warnet berpikir keras untuk dapat mempertahankan bisnisnya. Cara atau strategi yang selama ini lazim digunakan adalah dengan instrumen harga. Untuk dapat bersaing, seringkali pengusaha warnet memilih jalan pintas dengan cara memotong harga. Dalam jangka pendek memang strategi ini cukup ampuh, namun jika dilihat dari perspektif jangka panjang? Jelas persaingan dengan cara membanting harga membuat iklim persaingan menjadi tidak sehat. Kadang pengusaha warnet berani banting harga habis-habisan meskipun jelas tidak menutupi biaya produksinya dengan tujuan untuk mematikan pesaing. Memang benar adanya pepatah yang mengatakan bahwa strategi memotong harga ibarat memotong urat nadi sendiri. Lalu apakah jalan keluar yang bisa ditempuh? Apakah dengan membuat kesepakatan harga di antara pengusaha warnet? Tidak juga, kesepakatan seperti ini malah akan memperparah iklim persaingan di industri warnet. Karena apa? Karena harga pada dasarnya mencerminkan nilai (value) yang diberikan oleh warnet kepada konsumen. Pada dasarnya value merupakan perbandingan antara benefit dan cost. Benefit dan cost (baca: value) yang ditawarkan masing-masing warnet tidak mungkin sama, sehingga penyeragaman harga pada dasarnya adalah kebijakan yang tidak mungkin diterapkan dan juga tidak etis. Pertanyaan selanjutnya pastinya adalah apakah ada cara lain untuk mendongkrak permintaan (demand) dari konsumen warnet tanpa melalui instrumen harga? Jawabannya adalah ada. Apakah itu? Nanti dulu, mulai saat ini kita harus menyamakan persepsi dulu, bahwa level kita bicara ini adalah level industri, artinya strategi yang diusulkan penulis ini tidak akan bisa berjalan tanpa adanya sebuah kesepahaman di antara masing-masing pengusaha warnet, bahwa untuk dapat mengatasi persoalan-persoalan ini, dibutuhkan sebuah forum rutin di antara sesama pengusaha warnet. Baiklah, sekarang kita mulai masuk membahas strategi yang penulis usulkan. Pada dasarnya strategi yang diusulkan ini berkaitan dengan inovasi produk dalam industri warnet. Berbeda dengan industri lain, misal industri perikanan, maka produk yang ditawarkan industri ini adalah ikan beserta variannya. Beda ceritanya dengan industri warnet, sebenarnya manfaat utama (core benefit) adalah koneksi internet. Sedangkan produk dasarnya (core product) adalah seperangkat komputer lengkap dengan koneksi ke internet. Namun dalam produk tersebut ternyata ada produk lain yang sebenarnya bukanlah produk dari warnet, seperti layanan email, friendster, dan lain sebagainya. Apakah itu produk dari warnet? Bukan, itu produk dari produsen lain yang memang menggunakan teknologi internet sebagai dasar pemasarannya. Memang ada sebagian warnet yang menyediakan produknya sendiri seperti layanan email pribadi, namun untuk saat ini sudah jarang ditemukan. Apa artinya ini? Ini berarti keuntungan yang luar biasa besar bagi pengusaha besar asalkan kreatif dalam menemukan inovasi produk dari produsen lain untuk kemudian diangkat sebagai layanan unggulan sehingga konsumen menjadi seolah-olah punya mainan baru. Pengusaha warnet diuntungkan karena pertama, jumlah produk yang ditawarkan oleh produsen-produsen lain tersebut sangat banyak jumlahnya, sehingga jika daur hidup sebuah produk mulai turun, misal layanan friendster sudah tidak populer lagi, pengusaha warnet dapat dengan mudah mencari alternatif pengganti. Yang kedua, produsen asli dari produk tersebut seringkali tidak menarik kompensasi alias gratis. Yang ketiga produk-produk yang ditawarkan oleh produsen rata-rata adalah produk yang sudah jadi, sehingga yang perlu diusahakan oleh warnet adalah penyebarluasan informasi kepada konsumen. Yang keempat, hampir bisa dikatakan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan oleh warnet untuk meluncurkan produk tersebut, kecuali biaya untuk penyebarluasan informasi saja. Nah berangkat dari logika ini, penulis mempunyai inisiatif untuk mengumpulkan rekan-rekan pengusaha warnet dalam satu acara rutin untuk membahas masalah inovasi produk di dunia internet. Kata kuncinya disini adalah kebersamaan. Contoh sederhana, dalam industri ikan hias, beberapa tahun yang lalu, kita mengenal arwana sebagai primadona ikan hias sehingga harga ikan ini melonjak tinggi. Setelah daya tarik arwana mulai menurun, industri ini menjadikan louhan sebagai komoditas unggulan dan berhasil, konsumen kemudian berbondong-bondong ikut memelihara ikan louhan. Dan entah apa lagi yang akan dijadikan komoditas unggulan berikutnya oleh kalangan industri ikan hias. Analogi ini juga berlaku di dunia internet, dulu chatting menjadi andalan utamanya, sampai-sampai jadi lirik sebuah lagu, kemudian muncul booming friendster, dan entah apa lagi yang akan muncul. Penulis melihat industri warnet belum mengelola komoditas-komoditas yang ada di internet sekarang secara optimal, artinya biarkan pasar yang menentukan arah tren dari internet. Padahal kalau mau, kita bisa menciptakan dan mengelola inovasi-inovasi produk yang semula tidak dilirik atau dilirik sedikit orang menjadi produk yang banyak diminati orang dan pada akhirnya banyak mendatangkan uang. :) Apabila pengusaha warnet ada forum rutin untuk membahas inovasi produk, semisal layanan telepon gratis via internet, penulis yakin industri warnet kagak ada matinya dech :) Kholid Fuadi Penulis adalah pemilik sebuah warnet di Jogja -- Unsubscribe: kirim email kosong ke [EMAIL PROTECTED] Arsip, FAQ, dan info milis di http://linux.or.id/milis Tidak bisa posting? Baca: http://linux.or.id/problemmilis http://linux.or.id/tatatertibmilis