At 10:06 16/06/2005 +0700, N e o wrote:
At 01:27 +0700 6/16/05, Harry Sufehmi wrote:
At 14:34 14/06/2005 +0700, Budi Rahardjo wrote:
> Sedangkan kita, wong cilik ini yang membayar pajak & menghidupi negara
(karena gaji diterima sudah dipotong pajak), walaupun hidup sudah susah.
Ini BOHONG!
Saya mau tahu, berapa banyak member dari milis ini yang
punya NPWP? Berapa orang yang bayar pajak?
Pak Budi, pajak itu bukan hanya dikenakan kepada yang punya NPWP.
Contoh: di salah satu pekerjaan saya dulu, saya tidak punya NPWP. Tapi
gaji saya sudah dipotong pajak. Pajak tersebut kemudian dibayarkan oleh
perusahaan ke pemerintah. Saya rasa, saya layak disebut sebagai wong
cilik pada saat itu karena gaji saya ketika itu hanya sekitar 250 ribu rupiah.
wah, berarti elu dikadalin ama perusahaan tuh, hehehe. gimana coba cara
pencatatan pajak yang seharusnya ditanggung oleh penerima gaji tapi si
penerima gaji sendiri nggak punya NPWP.
Yah beginilah nasib tukang komputer, kalau sudah soal pajak bodoh betul,
abis deh dikadalin :)
Dedhi sepertinya senasib juga, he he.
Atau, mungkin memang ada scheme spt ini? (pajak kolektif? lha seperti SIM
saja, bisa kolektif)
Dan jangan lupa PPN, yang memungkinkan kita untuk berkontribusi ke kas
pajak negara, tanpa perlu NPWP. Brilliant! :) pay-as-you-go, very convenient.
Salam,
Harry