On 9/9/05, Mohammad DAMT <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> tapi kan sejuta orang itu ga perlu shell

tul.

> mereka hanya butuh kotak surat yang dapat saja berupa 
> berkas biasa, atau masuk ke dalam basis data.

tetap saja kalau masuk ke berkas biasa, bisa masalah.

poin/maksud saya sebetulnya adalah masalah skalabilitas.
angka 1 juta tersebut bukan angkan main-main.

lagi-lagi saya cerita berdasarkan pengalaman lama
(out-of-date), jadi mohon kesabarannya ya.
kalau dulu saya mengambil acuan angka adalah:
a. 1 s/d 2500
b. 2500 s/d 64k
c. 64k s/d ... [belum tahu]

Pengalaman angka 2500 adalah dalam menangani client email.
Banyak program/paket yang tiba-tiba drop performance
begitu menginjak ke angka 2500. Misalnya dulu ada test
tentang email yang berbasis Lotus Notes/Domino, yang
tiba2 performancenya jatuh begitu mencapai 2500 users.

Untuk angka 64k, adalah angka ajaib (magic number) yang
digunakan di beberapa kode (OS/aplikasi) sehingga menjadi
batasan. Bahkan lihat test create file yang dilakukan
oleh Aris yang hanya mencapai 32k saja.

Nah lewat 64k, saya belum pernah. Jadi belum bisa komentar.
Waktu itu memang sempat lihat2 paket email yang bisa
menangani user besar (WorldMail? lupa lagi). 

Jadi, bagi saya angka 1 juta itu merupakan masalah dalam
kompleksitas. Bukan masalah kecil.



> (ya kalau ga kuat sampai sejuta ya di
> utak atik sedikit supaya dapat mendukung sistem kotak surat
> terdistribusi seperti yang saya lontarkan dalam ide 
> saya sebelumnya *-)

iiiihhhh mdamt ini masih nggak percaya.
1 juta itu bukan masalah yang gampang loh.

...
> (padahal sebenarnya ngeles)

whua ha ha.


 
> perkongsian berkas kan tidak melulu harus menggunakan 
> NFS. Bisa saja pakai SSH kalau mau (itu kalau mau)

Yang kepikir oleh saya adalah masalah locking-nya itu.
Kalau yang nulis hanya satu dan lainnya hanya baca,
mungkin tidak terlalu masalah, tapi dalam kasus ini
semua bisa baca tulis. Nah, itu yang masalah.

Dulu (lagi-lagi dulu) waktu saya jadi admin unix,
ada file server yang CPUnya "kecil" tapi untuk setiap
controller ke disk ada CPUnya lagi (SPARC, padahal
waktu itu sang SPARC sedang ngetop di workstation).
Ternyata ya itu, masalah file system.
Harga file servernya sekitar $xxx rebu.
Dalam kinerja file system inilah makanya file server
mahal. Gak bisa workstation ditumpuk :) he he he
(seperti yang saya lakukan ha ha ha)

jadi bagi saya belum kebayang seberapa susahnya
menangani filesystem dengan email yang banyak itu.


> > maap, kuper. apa sih itu "pakpy"? :)
> 
> seorang pakar email (pakar dalam arti yang sebenarnya, 
> bukan pakar yang "itu")

eit. jangan gitu dong ... ;-) 
klian ini sentimen amat sih sama bapak yang satu itu.


-- budi

Kirim email ke