On Fri, Sep 09, 2005 at 12:55:25PM +0700, Budi Rahardjo wrote: > Ada hal-hal yang mesti diperhatikan. Misalnya: > > - email di sistem unix biasanya diasosiasikan dengan sebuah > account (shell account). ini untuk menyimpan email dalam > mailbox (mail spool) dengan nama account tersebut. > > - versi unix yang lama ada pembatasan jumlah account dalam > satu server karena keunikan (unique, maksudnya) ditentukan > dengan nomor yang disebut UID. > Nah UID ini ada yang dibatasi hanya 64k! > Jadi kalau mau membuat 1 juta user, nggak bisa dengan cara > plain qmail/postfix saja
rata-rata *nix sekarang sudah support 32bit uid. pakai debian woody, bisa create uid >200jt > Kalau mau nekad nyoba, coba buat account yang banyak > di mesin unix anda. cek paling banyak berapa account. > apakah bisa nembus 64k? lantas bisakah menembus 1 juta? > coba aja buat satu direktori (misal /var/spool/mail) > dengan isinya berkas sebanyak 1 juta ... he he he. > pasti gak bisa. file systemnya nggak sanggup deh. directory hashing comes to rescue :-) > Jadi menurut saya tidak bisa menggunakan stock unix biasa. > Harus ada kerja "sedikit" :) masalahnya bukan pakai unix native mailer atau tidak, tapi itu mailboxes mau ditaruh di satu mesin atau tidak :-) kalau sekedar meletakkan jutaan mailbox di satu mesin, no problemo. > Nampaknya hampir pasti menggunakan database di backend nya. untuk melakukan penyebaran load, orang bisa melakukan dengan cara subyektif (pakai map), namanya juga subyektif, jadi sulit untuk mengharapkan hasil penyebaran load yang merata. atau, karena email di alam semesta ini *harus* unik, maka bisa menggunakan polinomial dari string sebagai 'hash'. pembagian ini sifatnya obyektif, jadi dapat diharapkan penyebaran yang lebih merata. Salam, P.Y. Adi Prasaja