On Mon, Oct 24, 2005 at 08:31:20AM +0900, Pakcik wrote:
> Cukup banyak orang2 yang banyak tau aku kenal di Indonesia menghiasi koran2.
> Tau operating system? tau. Tau processor? tau. Tau tentang security? tau.
> Tau search engine? tau. Tau database? tau. Tiba di tanya, bisa bikin nggak?
> nggak. Ujung2nya jadi komentator, gak bikin apa2.

karena tahu saja belum cukup barangkali :-)

> setuju. karna jaman sekarang ini di Indonesia, semua kambing hitam. jadi gak
> perlu jauh2 cari kambing hitam, tinggal ngaca aja. hehehe ..

benar. jangan mencari kambing hitam. tapi rajin-rajinlah mempertanyakan
accountability pejabat/institusi (setelah aturan mainnya ada tentu saja
hi..hi...).

masih ingat debat harun vs yusril? begitu ngomong, harun langsung
ngomong: ini apa-apaan, temanya kan 'impeachment', tidak ada itu yang
namanya impeachment di Indonesia, mending kita pulang saja, gus dur
tidak akan turun karena impeachment karena memang tidak ada aturan untuk
itu. dan yusril pun berseberangan dengan harun. dan meskipun secara de
yure harun benar, secara de facto yusril yang benar, meskipun dijalankan
dengan alasan-alasan yang dicari-cari dan memalukan. gitu faktanya
pakcik.... kalau aturannya kagak ada, kalau 'mencari kambing hitam' itu
jadi label, akhirnya yang tersisa cuman hukum rimba.

kalau memang tidak accountable kenapa musti dipiara? kalau aturan
mainnya ndak jelas, kalau nggak petantang-petenteng, ya dilibas sama
yang lain dengan main kayu.

gitu, bbrp waktu (bln) lalu saya nonton acara di tv diskusi tentang
perguruan tinggi di indonesia. di situ diomongkan kalau sebaiknya
perguruan tinggi itu berlagak seperti preman parkir, punya wilayah
kekuasaan gitu. jadi UI sebaiknya tidak membuka ruang kuliah di yogya,
karena sudah diluar wilayah kekuasaan. lah kok mau meningkatkan mutu
saja ngomongnya ruwet kayak gitu. kan mending dibuatkan kisi-kisi
mengukur public accountability, kalau tidak accountable ya PT-nya
ditutup saja. beres. tapi malah cara-cara preman yang dipilih.

masalah lagi, seleksi masuk, yang barrier paling utamanya duit. padahal
kita tahu masalah kesenjangan di negara kita tercinta ini masih menjadi
momok. di situ sebenarnya public accountability perguruan tinggi menjadi
sangat penting dan layak dipertanyakan. jangan-jangan murid-murid yang
'nggong semua itu lantaran kebanyakan yang bisa masuk hanya dari
kalangan 'itu' saja (j/k).

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

Reply via email to