Pada tanggal 12/28/05, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

> 3000? Sepertinya dia akan mengalami kesulitan dengan hal ini.
>
> Teringat dengan pengembangan jalan (dengan cirikhas jejaring laba-laba) yang
> dikenal dengan Ladia Galaska (Laut Hindia-Gayo-Alas-Selat Malaka), yang bisa
> berperan banyak membangkitkan perekonomian masyarakat pedalaman Aceh namun
> menemui tantangan.
>

terimakasih masukanya Lex,saya IA saya sambungkan

> http://www.walhi.or.id/kampanye/hutan/konversi/stop_konv_htn_glsk_020304/
>
> Tujuan dan konsep yang digunakannya bagus, memang. Tapi terus terang,
> utopis. Dengan mata kepala sendiri, saya melihat barak-barak pengungsian
> saja masih centang-perenang di Aceh ini. Apalagi untuk sebuah perkampungan
> anak yatim.

> Anyway, belum pernah mendengar nama tersebut mencuat sebelum dan paska
> tsunami di Aceh ini :)
>

Ya maklum lah atas segala keterbatasanya :) kan ini initiatif
individu/group,itu saja sebenarnya org yg bener2 terlibat dalam donasi
bukan org Indonesia (meskipun initiatif dan ketuanya org
Indonesia),tapi warga negara di Valley (khususnya umat muslim) yang mau
melakukan sesuatu tapi tidak tahu harus kemana.

Bisa dimaklumi :)
Saya sendiri mengatakan bahwa belum pernah mendengar namanya bukan berarti tidak kredibel. Lha... saya sendiri kerja sama yang bukan orang aceh, kok. Campur-campur suku bangsa, agama dan negara. That's not a big problem.


 

Ada hal kenapa panti asuhan yang dibuat dan bukan yang lain,tapi nanti
saja japri.

Bagus. Selama ini juga penanggulangan lebih fokus pada orang-orang dewasa yang seharusnya sudah mulai bisa mandiri namun terus disuapi dengan bantuan, (Maaf... saya kurang bisa menerima yang begini :( ).

Dan anak-anak yatim? Hanya sesekali dilirik. :) Ironis...
 

Carlos




--
heart-shaped-box
darussalam-banda aceh
http://tintamerah.blogspot.com
Y!M:alexaceh

Kirim email ke