On Thu, Jan 12, 2006 at 05:22:46AM +0700, Budi Rahardjo wrote:
> Alasannya sangat sederhana, karena tanpa auditorpun sudah bisa
> disimpulkan betapa kekurangan dananya PTN :)

kalau hanya itu alasannya, artinya mudah sekali mendatangkan auditor
dari luar, bukan? :-)

> Kalau nanti memang ketahuan PTN/S tidak punya duit (aka kere),
> apa yang akan Anda lakukan?
> Sekedar puas dengan hasil audit?

kalau ternyata dari hasil audit ketahuan bahwa memang tidak efisien? :-)

gerakan rumah sakit (pemerintah) swadana tidak otomatis menjadikan biaya
lebih besar dibanding rumah sakit swasta (lepas dari kenyataan bahwa
ringannya biaya rumah sakit pemerintah ini masih belum cukup!).
kenyataannya, biaya perguruan tinggi *negeri* jauh lebih besar
dibandingkan dengan biaya perguruan tinggi swasta. itu belum memasukkan
kenyataan bahwa kapasistas perguruan tinggi negeri yang jauh lebih
besar. apa sih kegiatan pelayanan kesehatan swasta yang menyebabkan
biaya lebih besar dibanding pelayanan kesehatan pemerintah? lah wong
kegiatannya sama :-) apa sih yang menyebabkan biaya pendidikan perguruan
tinggi negeri lebih besar dari pada perguruan tinggi swasta, lah wong
kegiatannya sama :-) beban biaya perguruan tinggi negeri yang (jauh)
lebih besar dari perguruan tinggi swasta ini saja sudah menimbulkan
pertanyaan besar. lantas untuk apa ada perguruan tinggi negeri? kenapa
tidak diserahkan saja (equally) kepada perguruan tinggi swasta?

kalau perguruan tinggi swasta lebih mahal itu sah-sah saja. bahkan
sah-sah saja kalau perguruan tinggi swasta berfungsi sebagai industri
pendidikan (baca: bisnis). tapi perguruan tinggi n-e-g-e-r-i?

> Saya lihat sendiri banyak lab yang gak punya pemasukan akan tetapi
> menghasilkan output penelitian. Bagaimana bisa ya?
> Ternyata penelitian tersebut didanai oleh sang dosennya sendiri.
> Kalau diaudit ini bisa jadi temuan, sebab seharusnya tidak ada
> hasil penelitian.

saya pikir masalahnya tidak sesederhana: 'dibiayai oleh dosennya
sendiri'. mungkin menyangkut institutional fee yang tidak masuk akal,
mungkin menyangkut pada alur pertanggungjawaban, kepada siapa sih satu
laboratorium bertanggung jawab? pada jurusan? pada fakultas? pada
universitas? pada masyarakat? atau pada direktur lab?

kalau proses audit adalah sekedar mengkorek-korek kesalahan, ya saya
setuju, tidak usah saja.

hasil audit yang baik, selalu mengarah pada peningkatan efisiensi, dan
menangkap hal-hal positif yang bisa diinterpolasikan (direplikasikan) ke
tempat lain.

dan satu hal lagi, audit hanya salah satu dari ukuran akuntabilitas :-)

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

Kirim email ke